Pamanku Kesalahanku

Keinginannya yang Lebih dari Orang Lain



Keinginannya yang Lebih dari Orang Lain

0Melihat bosnya sendiri yang berdiri sendirian di jalan, si pengawal tiba-tiba merasakan perasaan sakit hati yang tidak bisa dijelaskan. Ya, apa yang sebenarnya terjadi?     
0

Bajingan cilik itu, jelas merupakan bocah licik yang pernah mereka lihat. Lebih dari itu, anak ini memang tiada duanya!     

Setelah beberapa saat, pengawal itu berbisik, "Tuan…"     

Xie Xize akhirnya melihat pemandangan indah dalam restoran kecil itu. Cahaya redup berwarna kuning dari lampu jalan memantulkan sedikit kehangatan di matanya.     

"Hah… Ayo pulang!"     

Mendengar itu, pengawal tersebut dengan cepat membukakan pintu mobil.     

Mo Yangyang menghela napas lega ketika melihat beberapa mobil mewah yang diparkir di sisi jalan itu pergi. Lagi pula, pemandangan mewah itu tampak tidak cocok dengan suasana jalan tua yang sangat jelata ini.     

Jiwa Mo Yangyang yang sedari tadi menegang, kini mulai merasa tenang saat melihat Xie Xize berjalan pergi. Kini ia sudah bisa meluruskan kakinya dengan duduk di kursi pelanggan.     

Kemunculan Xie Xize sangat tiba-tiba, perilakunya juga aneh.     

Jadi pada akhirnya, apakah Xie Xize mengenali jati diri Mo Yangyang?     

Latiao memasukkan uang yang diterimanya ke dalam laci. Saat berbalik badan, ia melihat Mo Yangyang yang tampak melamun. Hal ini tanpa sadar membuat hatinya merasa bahwa kedatangan ayah murahannya yang sebentar ini telah menakuti ibunya.     

Latiao pun menuangkan secangkir air panas dengan susah payah, kemudian dengan hati-hati membawanya ke depan Mo Yangyang.     

"Mama, minumlah air ini!"     

Mo Yangyang langsung tersadar dari lamunan. Ketika melihat Latiao, rongga matanya tiba-tiba terasa masam.      

Mo Yangyang masih muda, tetapi pengalaman hidupnya dalam beberapa tahun terakhir ini bisa digambarkan seperti ombak yang pasang-surut.     

Ia belum mendapatkan informasi tentang orang tua kandungnya dari Keluarga Mo. Di dunia ini, satu-satunya orang yang diketahuinya masih terhubung dengan darahnya hanyalah Latiao.     

Benar, inilah nasibnya.     

Latiao merasa bahwa Mo Yangyang masih sedang bersedih, tetapi ia tidak secara langsung menghiburnya. Sebaliknya, anak kecil ini malah berpura-pura tidak melihatnya. Namun ia naik ke pangkuan Mo Yangyang dan bersandar di lengannya.     

"Mama, aku ingin memberitahumu. Mengenai Paman itu, kamu jangan melihat dari pakaiannya yang glamor dan kaya raya itu. Aku sangat tidak menyangka bahwa dia ternyata tidak bisa membayar makanannya. Sungguh keterlaluan. Untung aku mengejarnya. Hah, dasar orang jahat!"     

Mendengarkan kekesalan Latiao dengan suara kekanakan, kekhawatiran di hati Mo Yangyang tiba-tiba... mulai banyak menghilang secara sekaligus.     

Mo Yangyang pun menundukkan kepala dan mencium pipi gemuk Latiao.     

"Ya, anak mama memang yang paling hebat!"     

Wajah Latiao tiba-tiba memerah, 'aduh... aduh!' anak ini sedikit malu.     

Latiao semakin masuk ke dalam pelukan Mo Yangyang.     

Selesai membereskan barang-barang, Yuanyuan muncul di hadapan mereka, "Kak Yangyang, apakah hari ini kita masih lanjut untuk membuka restoran?"     

Mo Yangyang meremas tangan kecil Latiao sembari berkata, "Tetap buka. Untuk apa tidak buka?"     

Yuanyuan menghampirinya sembari berkata, "Menurutku, bagaimana kalau kita tidak dibuka restoran ini dulu? Orang tuaku benar, kamu masih muda. Kamu harus mencari suami. Jika tidak, sesuatu seperti hari ini…"     

Mo Yangyang menyela dengan dingin, "Baiklah, kamu bisa pergi dulu."     

Yuanyuan mengencangkan bibirnya, tampak sedikit tidak senang.     

Tatapan Latiao tampak acuh tak acuh saat Yuanyuan menjatuhkan celemeknya dan pergi tanpa meninggalkan salam.     

Pada akhirnya, begitu dia pergi, para pembuat onar tadi datang lagi.     

Hanya saja....     

Kali ini mereka tidak datang untuk membuat masalah, tetapi untuk bertanggung jawab dengan mengganti rugi semuanya. Bahkan mereka juga membawa banyak sekali barang untuk merenovasi restoran beserta para pekerja renovasi.     

Melihat ini Mo Yangyang tampak sedikit bingung.     

*****     

Setibanya di hotel, Xie Xize menerima telepon dari Xie Fengmian.     

"Paman Kelima, paman sudah lama ke Jinchuan, kapan paman akan kembali? Bulan depan, nenek akan berulang tahun ke-76. Bagaimanapun... paman harus pulang."     

Xie Xize memegang kartu nama restoran kecil Han di tangannya, lalu berkata dengan ringan, "Aku akan pulang kalau bisa pulang!"     

"Apakah ada sesuatu yang mendesak di sana? Tidak bisakah paman menangani masalah itu secepatnya?"     

Xie Xize menjawab, "Ada beberapa hal yang harus diurus, jadi aku tidak bisa terburu-buru."     

Ia selalu menjadi lelaki yang sabar.     

Saat melakukan sebuah eksperimen, Xie Xize biasa mengulanginya ratusan bahkan ribuan kali sampai berhasil.     

Itu juga berlaku pada urusan ini!     

Yang diinginkannya adalah lebih dari sekedar dekat dengan orang itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.