Pamanku Kesalahanku

Datanglah Ke Tempatku



Datanglah Ke Tempatku

0Setelah berbalik badan, tampilan Lan Dongzhi yang sedikit cemberut tiba-tiba menjadi glamor. Bukan hanya itu, matanya pun menjadi jernih dan tenang.     
0

Kebenciannya terhadap Xie Fengmian benar-benar tidak kalah dengan kebenciannya terhadap Mo Shixuan.     

Lagi pula, Xie Fengmian adalah lelaki yang diam-diam disukai oleh Mo Yangyang selama sepuluh tahun. Untungnya, Xie Fengmian tidak mengetahuinya sama sekali.     

Meskipun rasa benci ini sebagian besar disebabkan oleh pelampiasan amarah,     

Namun, Lan Dongzhi masih merasa bahwa Xie Fengmian adalah seorang bajingan!     

 Apa bagusnya lelaki yang bergaul dengan perempuan jalang semacam Mo Shixuan?     

Lan Dongzhi berjalan lebih dari dua ratus meter. Tidak lama kemudian, sebuah mobil hitam berhenti tiba-tiba di depannya dan menghalangi jalannya.     

Namun, Lan Dongzhi tidak meliriknya. Ia juga tidak menghentikan langkahnya sejenak. Perempuan ini justru berjalan mengitari mobil dan melanjutkan perjalanannya dengan wajah dingin.     

Sambil berjalan, ia juga memesan taksi lewat aplikasi dalam ponselnya.     

Kemudian orang di dalam mobil itu tadi turun. Sekejap kemudian, orang itu menghentikan langkah Lan Dongzhi.     

"Nona Lan, Tuan mempersilakan Anda untuk naik."     

Lan Dongzhi pun menjawab dengan wajah dingin, "Hari ini aku ada urusan."     

"Nona Lan, silakan."     

Lan Dongzhi marah, "Aku sudah bilang bahwa hari ini aku ada urusan."     

 Orang itu masih bersikap tidak rendah hati ataupun sombong, "Nona Lan, silakan!"     

Lan Dongzhi menggertakkan gigi. Karena marah, sepasang mata yang masih terlihat indah saat menghadapi Xie Fengmian tadi, kali ini berubah menjadi merah dan dipenuhi dengan kebencian.     

Lan Dongzhi mengepalkan tangannya, lalu tiba-tiba mengangkat tangan untuk menamparnya.     

Kepala lelaki itu tertampar hingga memiringkan wajah, tetapi nada suaranya tetap tidak berubah, "Nona Lan, silakan."     

Lan Dongzhi berbalik badan dengan marah dan masuk ke mobil itu.     

******     

Malam itu, Mo Yangyang menunggu lama. Anehnya, panggilan dari Lan Dongzhi tidak kunjung muncul.     

Mo Yangyang khawatir. Setelah melakukan beberapa panggilan telepon, panggilan tidak dapat tersambung. Baru pada jam 1 pagi, ia menerima pesan dari WeChat-nya.     

Lan Dongzhi, [Yangyang, ada kejadian tidak terduga malam ini, jadi aku akan meneleponmu besok. Kamu tidak perlu khawatir!]     

Mo Yangyang tentu bertanya penasaran, [Sungguh tidak apa-apa?]     

Lan Dongzhi hanya membalas, [Kenapa kamu belum tidur? Tentu saja aku baik-baik saja. Memang kamu lupa jati diriku yang sebenarnya? Aku hanyalah tamu yang mabuk dan membuat banyak masalah.]     

Mo Yangyang pun memperingatkannya, [Dongzhi, jangan tinggal di Shang Lin Spring. Pergilah saat hari sudah pagi.]     

Sayangnya, Lan Dongzhi hanya menjawab, [Nanti saja kita bicarakan lagi. Kalau aku meninggalkan tempat ini, menurutmu... aku harus melakukan apa]     

Mo Yangyang membalas, [Kamu bisa ke tempatku, aku akan merawatmu! Sekarang masakanku sangat enak.]     

Akhirnya Lan Dongzhi mengalah dan menjawab, [Oke, tunggu sampai aku tidak tahan lagi di sini, aku pasti akan pergi ke tempatmu. Tidurlah, bukankah kamu harus buka restoran besok?]     

Mo Yangyang langsung membalas, [Bagus, kamu juga. Jadi, tidurlah lebih awal.]     

Setelah meletakkan telepon, Mo Yangyang melirik jam. Sekarang sudah hampir jam 2 pagi, tetapi dirinya belum mengantuk.     

Apalagi, pikiran Mo Yangyang semakin dipenuhi dengan gambaran Xie Xize hari ini.     

Semakin memikirkannya, pikirannya semakin terasa kacau. Semua yang dilakukan Xie Xize hari ini tidak sesuai dengan kebiasaannya.     

Jika mengenalnya, mengapa pria itu tidak menyapanya?     

Namun jika tidak mengenalinya, perilakunya itu akan menjadi lebih terasa aneh.     

Kecuali, Tuan Muda Kelima itu ingin menyelesaikan sesuatu yang segar....     

Tiba-tiba, anak kecil gemuk yang berbaring di sebelahnya berbalik. Ia sekejap masuk ke dalam pelukannya dan memanggil, "Ma…"     

Mo Yangyang mengira Latiao sudah bangun, tapi anak itu masih memejamkan mata. Rona merahnya mewarnai wajah, bulu mata panjangnya juga bisa membuat orang lain merasa iri. Mulut merahnya cemberut dan anak ini masih tidur dengan tenang.     

Akan tetapi dengan mata terpejam, anak itu mengulurkan tangannya dan menepuk-nepuk Mo Yangyang, "Jangan takut... Mama. Aku pasti akan melindungimu kali ini."     

Mendengar ucapannya itu, rasa haru tiba-tiba menyebar di hati Mo Yangyang. Ia pun tiba-tiba menangis.     

Mo Yangyang langsung memeluk Latiao. Ketakutan pada Xie Xize di hatinya tiba-tiba menghilang banyak.     

 Ia pun menggigit bibirnya, tatapan matanya tegas.     

Tidak peduli, hal yang akan dilakukan Xie Xize.     

Anaknya, tidak akan goyah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.