Pamanku Kesalahanku

Mama, Kamu Bisa Mencarikanku Ayah Tiri



Mama, Kamu Bisa Mencarikanku Ayah Tiri

0Para pembuat onar mengeluarkan banyak uang untuk mengganti rugi kekacauan yang mereka buat di restoran Mo Yangyang. Uang yang mereka keluarkan untuk ganti rugi, dua sampai tiga kali lebih tinggi dari harga barang-barang yang mereka hancurkan.     
0

Melihat sekantong plastik besar uang, Mo Yangyang menggerakkan sudut mulutnya.     

"Aku hanya mau yang aku mau saja. Selebihnya, kalian ambil kembali saja."     

Mereka yang sebelumnya menghancurkan restoran dengan kejam di depan Mo Yangyang, hampir tidak berlutut dan tanpa henti meminta maaf.     

"Bibi, tolong... tolong terimalah. Kami tahu kami salah. Anda tenang saja, mulai sekarang kami tidak akan pernah membiarkan siapapun datang ke restoran Anda untuk membuat masalah."     

"Selain itu, sekarang sudah larut malam, Anda juga melihat anak kecil ini sudah terlihat lelah. Cepatlah pulang. Jangan khawatir! Saat Anda datang besok, kami akan pastikan restoran ini berubah menjadi seperti baru."     

"Ribuan kesalahan kami semuanya adalah akibat dari kami yang tidak berpikir panjang, jadi Anda sangat tidak perlu berkompromi dengan kami…"      

Sekelompok bajingan yang pada awal kemunculan bersikap sangat bajingan, kini berdiri di depan Mo Yangyang seperti seorang cucu.     

Dalam hati, Mo Yangyang juga mengerti alasan orang-orang ini telah mengubah sikap arogan mereka sebelumnya.     

Namun justru karena itu, ia malah lebih khawatir.     

Setelah waktu berlalu selama lima tahun ini, Xie Xize benar-benar menjadi pribadi yang sulit dipahami dari pada dirinya yang lima tahun lalu.      

Mo Yangyang menunduk dan melirik Latiao. Sekarang memang sudah hampir waktunya pulang untuk mandi dan tidur. Ia pun tidak punya pilihan dan menjawab, "Kalau begitu, kuserahkan pada kalian."     

"Anda bisa menyerahkannya kepada kami. Tidak akan ada sehelai daun sayuran pun yang hilang."     

"Baiklah, cepat kerjakan. Lakukan dengan benar…"     

"Ngomong-ngomong, bahan-bahan, sayuran hijau, daging, bumbu-bumbu, dan rempah-rempah, semuanya sudah dibeli…"     

Mo Yangyang pun berjalan keluar dari toko. Ia masih bisa mendengar suara orang-orang itu.     

Ia pun menggenggam erat tangan Latiao, sejujurnya suasana hatinya ini menjadi lebih rumit.     

Latiao mendongak dan bertanya pada Mo Yangyang, "Ma... hari ini kurasa Paman Xie merencanakan sesuatu di luar aturan."     

Mo Yangyang bingung, "Hah?"     

"Ma, maukah mama mencarikanku ayah tiri?"     

Mo Yangyang bahkan tidak berpikir panjang untuk menjawab dan menggelengkan kepalanya, "Tidak akan!"     

Latiao berkata dengan wajah tegas dan menyampaikan dengan serius, "Ma, pemikiranmu terlalu keras kepala. Mama harus tetap menemukan seseorang untuk menjaga Mama. Hanya dengan adanya seseorang yang menjaga Mama, aku bisa merasa nyaman. Untuk urusan mencari ayah tiri, aku akan membantu mama!"     

Mo Yangyang tidak bisa tertawa atau menangis. Mengapa ucapan itu terdengar seperti orang tua yang mencarikan jodoh pada putrinya? Ia pun menyentuh dahi Latiao, "Baiklah. Kalau begitu, mama akan menunggu Latiao mencarikan mama suami."     

"Tenang saja, serahkan saja padaku."     

******     

Setelah jam 10 malam lebih beberapa menit, Latiao sudah tertidur. Berbeda dengan Mo Yangyang, ia tidak bisa tidur. Perempuan ini membalikkan tubuhnya berulang kali. Semakin merenungkannya, semakin pikirannya merasa kacau!     

Mo Yangyang akhirnya mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan WeChat ke Lan Dongzhi.     

Mo Yangyang : [Dongzhi, aku bertemu dengannya. Dia sudah melihat Latiao. Dia tidak melihat wajahku, tapi aku selalu merasa tidak nyaman…]     

Nomor ponsel Lan Dongzhi belum ganti dan Mo Yangyang pernah secara diam-diam menghubunginya setelah melahirkan Latiao.     

Keduanya tidak pernah bertemu dalam beberapa tahun terakhir ini, tetapi komunikasi mereka tidak pernah terputus.     

Lan Dongzhi sedang berada di Shang Lin Spring. Saat ini, ia sedang membungkuk di toilet sembari muntah-muntah. Pikirannya sedang dalam keadaan yang gelap dan kacau.     

Setelah muntah, ia membalas pesan Mo Yangyang.     

Lan Dongzhi: [Sial, pengaruh buruk lelaki itu benar-benar masih tersisa. Sebentar lagi aku pulang kerja, aku akan meneleponmu setelah aku tiba di rumah!]     

Lan Dongzhi pun berjalan sambil terhuyung-huyung untuk keluar dari kamar mandi. Kemudian, ia tidak sengaja menabrak seseorang.     

Sebelum bisa berbicara, Lan Dongzhi mendengar suara yang membuatnya jijik.     

"Ah, sakit ya? Kenapa kamu seperti ini?"     

Lan Dongzhi mendongak. Ia melihat Xie Fengmian dan Mo Shixuan.     

Sontak ia berteriak dalam hatinya, 'Sial! Sungguh, musuh tidak bisa dihindari!'     

Lan Dongzhi bahkan tidak melihat ke arah Mo Shixuan. Ia mengelus rambutnya yang bergelombang, lalu melengkungkan bibirnya yang merah. Ia menatap Xie Fengmian sambil tersenyum.     

"Tuan Muda Xie, kamu sudah buta sampai ke level ini. Apakah kamu rasa tidak perlu bantuan untuk keluar dari bahaya? Perilaku yang rakus memang harus dihindari!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.