Pamanku Kesalahanku

Semua Orang Tau Dia Menakutkan



Semua Orang Tau Dia Menakutkan

0Xie Xize melirik dapur belakang, lalu berbalik dan pergi.     
0

Pengawal itu berkata kepada orang-orang yang masih membersihkan, "Ke sini semuanya!"     

Beberapa orang tidak berani mengatakan sepatah katapun, lalu segera berdiri. Mereka bertelanjang kaki, berjalan terhuyung-huyung sambil menyeringai kesakitan. Mereka sempat melirik Latiao, namun segera memilih untuk mengikuti perintah kedua pengawal itu.     

Di bawah gelapnya malam, Xie Xize berdiri di sisi jalan. Sosoknya yang tinggi memancarkan aura yang mengintimidasi.     

Ketika ada kendaraan melewati Xie Xize, lampu mobil kendaraan itu mengenai kacamatanya, membentuk pantulan kilatan cahaya dingin.     

Di malam hari, pria ini tampak seperti penguasa dunia.     

"Kawanmu ada di rumah sakit?"     

Para pembuat onar pun berdiri di depan Xie Xize dengan pinggang bengkok. Pada saat ini mereka masih bertelanjang kaki. Dalam keadaan telapak kaki yang terluka, mereka berdiri di atas lumpur dingin bercampur kerikil. Itu sangat menyakitkan, tetapi tidak ada yang berani mencicit.     

Jika ada yang berani mencicit kesakitan, dua pengawal yang ada di depan mereka ini telah bersiap menambah rasa sakit mereka!     

Si pemimpin keonaran itu gemetar dan berkata, "Tidak ... tidak, tidak... tuan, itu semua hanya omong kosong kami. Sebenarnya kawan kami tidak keracunan makanan sama sekali…"      

"Kami... hanya... hanya melihat bahwa pemilik restoran ini adalah seorang perempuan saja dan... dan…. dia punya seorang anak. Jadi...jadi...jika kami punya niat jahat untuk bisa memeras uangnya…"     

Mata Xie Xize menatapnya dalam cahaya remang-remang, "Kamu masih mengatakan setengahnya!"     

"Se... se... semuanya sungguh sudah saya katakan?"     

Xie Xize mengeluarkan saputangannya dan perlahan menyeka sisa salep di jari-jarinya. Ia pun mengangkat matanya, "Mana lanjutan ceritanya?"     

Suaranya dingin, tidak agresif sama sekali.     

Walau demikian, para pembuat onar ini tahu betapa tangguhnya orang ini.     

Si pemimpin pembuat onar langsung menangis, seolah-olah gunung yang menekan tubuhnya semakin berat. Ia membuat para anggotanya sengsara dan gemetar, "Su... Sungguh tidak ada... Tuan…"     

Xie Xize tersenyum, "Sepertinya kalian benar-benar menolak untuk mengatakannya. Sayang sekali."     

Dengan senyum Xie Xize, para pembuat onar tidak tahan lagi. Beberapa orang pembuat onar pun menangis sampai mengeluarkan ingus dengan menyedihkan.     

"Tuan, sungguh... sudah tidak ada lagi. Kami juga bingung, kami tidak tahu apa-apa. Maaf... kami bersikap tidak sesuai dengan norma Anda, kami juga memohon agar Anda dengan besar hati memaafkan kami, mengampuni kami kali ini. Anda tenang saja, semua kerugian restoran akan kami ganti, besok pagi..."     

Xie Xize masih tidak berbicara. Ia menundukkan kepala untuk merapikan ujung lengan bajunya.      

Si pemimpin pembuat onar langsung berkeringat dingin di dahi. Ia amat ketakutan melihat Xie Xize tidak berbicara. Bagi mereka, sikap Xie Xize itu bagaikan pisau yang masih tergantung di leher mereka.     

Anak buah si pemimpin yang berada di belakang tiba-tiba mengingatkan, "Memperbaiki...."     

"Kami... kami juga akan memperbaikinya. Ya, kami akan memperbaikinya...."     

Xie Xize berkata dengan acuh tak acuh, "Itu akan menunda waktu buka restoran."     

Si pemimpin pembuat onar berulang kali melambaikan tangan, "Tidak... tidak, kami tidak akan pernah membuat restoran itu menunda jam bukanya. Perbaikannya pasti akan dilakukan sebelum restoran dibuka besok…"      

"Ya… Kami juga akan mencoba membantu... membantu restoran menarik pelanggan. Selain itu, kami tidak akan membiarkan peristiwa ini mempengaruhi restoran, pasti, pasti...."     

Xie Xize memanggil salah satu pengawalnya, "Song Yuan, kamu ikuti mereka."     

"Siap, Tuan."     

Song Yuan muncul, lalu berdiri di depan para pembuat onar itu, "Ayo pergi."     

Mendengar bahwa mereka sudah diperbolehkan pergi, para pembuat onar itu hampir berteriak kegirangan, "Terima kasih, tuan. Terima kasih atas kemurahan hatinya... Kami pasti akan membuat restoran ini menjadi lebih baik lagi, pasti…"     

Setelah itu, mereka tidak peduli dengan kotoran di tanah atau rasa sakit di kaki mereka, mereka langsung angkat kaki untuk lari.     

Walau demikian, begitu mereka mengambil langkah, mereka mendengar suara Xie Xize melayang dari belakang. Langkahnya itu seperti kutukan dingin yang menghancurkan tiga nyawa dan tujuh jiwa mereka.     

Xie Xize berkata, "Saat kembali nanti, beri tahu orang yang mengutus kalian bahwa aku akan memberinya hadiah balasan saat waktunya tiba."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.