Pamanku Kesalahanku

Memperlakukan Tangannya Seperti Barang Berharga



Memperlakukan Tangannya Seperti Barang Berharga

Mo Yangyang tercengang di tempat dan mematung seperti batu. Di area telapak tangan yang diobati itu, ia terus menerus merasakan geli. Meski ada saat-saat merasa sedikit geli, namun hatinya cukup terpesona dengan perlakuannya ini.     

Tidak hanya itu, suara Xie Xize yang didengarkannya tadi juga berhasil membuat Mo Yangyang merasakan perasaan dimanjakan. Ah, Ini pasti ilusi.     

Ini... terlalu menakutkan.     

Ini lebih menakutkan daripada kejadian dalam bunga tidurnya, yaitu diikat di meja operasi oleh Xie Xize dan kakinya akan dipotong!     

Ketika pikiran Mo Yangyang ke sana-kemari, ia tiba-tiba merasakan hawa dingin di punggung tangannya.     

Mo Yangyang pun kembali melihat ke bawah. Dalam pandangannya, ia melihat jari-jari indah Xie Xize mengoleskan salep di punggung tangannya. Pria itu juga dengan lembut menggosoknya dengan perlahan. Ya, sangat perlahan, sangat ringan, dan sangat teliti....     

Xie Xize melakukannya seperti sedang melakukan eksperimen yang paling penting, paling teliti, dan paling tidak boleh ada kesalahan.     

Jantung Mo Yangyang masih berdetak sangat kencang. Selain bingung, takut, dan ngeri, kali ini juga ada sedikit emosi aneh yang sulit dijelaskan. Ya, perasaan ini tidak mudah untuk digambarkan.     

Mo Yangyang pun diam-diam melirik Xie Xize. Bila diperhatikan, wajah lelaki itu memang sangat indah dan sempurna. Alisnya sangat menakjubkan, sangat agung dan indah. Tatapan pria itu bahkan terlihat begitu serius, seolah-olah sedang memegang porselen rapuh.     

Ya, seolah sedang memegangi... hartanya yang paling berharga.     

Mo Yangyang merasa bahwa mungkin ada masalah dengan matanya. Ia sepertinya harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan matanya.     

Tunggu sebentar, Mo Yangyang melirik tangannya. Itu hanya noda minyak akibat menggoreng sayuran tadi. Xie Xize sebenarnya... hanya tidak menyukai luka itu?     

Satu kata muncul di pikiran Mo Yangyang, 'GILA!!!'.     

Apa maksudnya ini? Ke mana arah perkembangan kejadian ini?     

Apakah ia telah kehilangan topengnya sehingga identitasnya terbongkar?     

Restoran kecil ini sudah sangat tenang. Dua orang pengawal yang berdiri di kedua sisi punya hanya diam saja seperti tiang kayu.     

Berbeda dengan para pembuat onar itu, saat ini mereka sedang menunduk di lantai sambil mengepel lantai dengan patuh. Bahkan mereka tidak ada yang berani mengeluarkan suara.     

Akan tetapi....     

Ternyata di antara mereka berdua, masih ada perasaan yang hangat dan ambigu.     

Suasana di luar toko pun juga demikian. Dimulai dari keadaan lalu lintas di jalan, pejalan kaki yang lewat secara begitu saja, dan suara seluruh muka bumi ini, seolah-olah menjadi dunia yang berbeda bagi mereka berdua.     

"Baiklah...." Xie Xize akhirnya bersuara.     

"Lain kali harus hati-hati." Pria itu pun memperingatkan.     

Jari-jari Xie Xize yang ramping memegang pergelangan tangan ramping Mo Yangyang, "Jantungmu sepertinya berdetak sedikit lebih cepat."     

Mo Yangyang tiba-tiba terbangun dari lamunan, lalu dengan cepat menarik tangannya dan menyembunyikannya ke belakang punggungnya.     

Pada saat ini, Mo Yangyang benar-benar merasa bahwa Xie Xize adalah monster.     

Sebaliknya, tangan Xie Xize hanya mematung di udara dan perlahan-lahan meletakkannya. Ia kemudian mengangkat kepalanya untuk menatap mata Mo Yangyang, "Makanannya enak, sesuai dengan seleraku, rasanya seperti... dibuat khusus untukku."     

Mo Yangyang menelan ludah, merasa seolah-olah semua rahasianya telah terungkap.     

Mo Yangyang tidak bisa bersikap tenang lagi, ia pun berbalik badan dan lari.     

Setelah itu, ia mendengar tawa rendah di belakangnya.     

Tawa itu menunjukkan bahwa Xie Xize... dalam suasana hati yang sangat baik!     

Mo Yangyang pun segera berlari ke dapur belakang. Ia berlari tanpa berhenti sekalipun, lalu melepas masker mulutnya untuk mengambil napas sangat banyak....     

'Huah…. Rasanya mau mati, mau mati....'     

Di luar, Latiao menyingkirkan pengawal yang ingin memeluknya. Ia dengan ragu naik ke bangku sendirian dan duduk di seberang Xie Xize.     

Anak kecil itu menyesuaikan posturnya dan merapikan sedikit pakaiannya. Setelah itu, wajahnya yang kecil, bulat tegas, mata yang besar dan hitam jernih pun menatap ke arah Xie Xize. Tatapannya sangat serius, apalagi pipinya yang tebal itu membuatnya tampak seperti hamster.     

Xie Xize hanya mendengarnya berkata, "Paman, perbuatanmu yang seperti ini membuatku marah. Kamu mengolesi tangan ibuku, apakah kamu menganggapku sebagai anaknya. Berani mencari masalah denganku, ya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.