Pamanku Kesalahanku

Rasakan Saja Apa Itu Kehebatan



Rasakan Saja Apa Itu Kehebatan

0Asisten itu tergagap, "Hasil pencarian saya... seperti itu. Saya menemukan... dia sudah memiliki seorang putra yang berusia empat tahun. Selain itu... ehmmm…"     
0

Aura Xie Xize menjadi semakin menakutkan, membuat asistennya ingin menangis dan benar-benar tidak berani melanjutkan perkataannya. Asisten itu pun segera menunjukkan semua informasi itu di depan Xie Xize.     

"Silakan... Anda bisa melihatnya sendiri!"     

Asisten meletakkan layar tablet miliknya di depan Xie Xize dengan tangan yang gemetar, kemudian secepatnya melangkah mundur. Asisten itu mencoba melarikan diri dari jangkauan serangan amarahnya.     

Lagi pula, kabar itu adalah semua informasi yang ditemukannya dalam waktu singkat. Meskipun tidak terlalu detail, tetapi isinya hampir lengkap.     

Sebenarnya, asisten ingin mencari foto putra Mo Yangyang. Tetapi setelah berpikir lagi, ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya agar tidak menambah bara api kemarahan Xie Xize.     

Kali ini, Mo Yangyang tampaknya merasa bahwa dirinya berhasil lolos dari Xie Xize tanpa bahaya. Sayangnya hal yang terjadi sebenarnya adalah... penyamaran yang dilakukannya itu sesungguhnya tidak pernah mengelabui Xie Xize.     

Tangan, mata, napas, tinggi badan, bahkan jika Mo Yangyang tidak menunjukkan wajahnya, namun mata Xie Xize bisa mengetahui semuanya. Ia dapat mengenali Mo Yangyang meski hanya diberikan sebuah celah kecil saja.     

Di tempat kejadian, identitas Mo Yangyang memang tidak terbongkar. Hanya saja, petunjuk yang ditinggalkannya sangat banyak.     

Walau demikian...     

Xie Xize benar-benar tidak menyangka bisa bertemu Mo Yangyang lagi setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Ya, Mo Yangyang sangat hebat.     

Nama di hasil pencarian itu tertulis Han Yangyang dan status perkawinannya menunjukkan bahwa perempuan itu sudah menikah. Dia juga sudah memiliki seorang anak berusia empat tahun.     

Ketika mendaftar izin tinggal, Mo Yangyang tentu sudah memikirkannya terlebih dahulu.     

Wanita itu sudah memiliki seorang anak. Untuk menghindari masalah yang tidak perlu, ia melapor bahwa dirinya sudah menikah saat mengurus izin tinggal di sini. Mengenai anak itu, Mo Yangyang juga berdalih bahwa ayah dari anak itu sudah... meninggal.     

Semakin laporan itu dibaca, para asisten dan pengawal di dalam ruangan ini juga semakin ingin segera melarikan diri dari sini. Bila perlu, mencari alasan khusus agar bisa keluar dari ruangan ini.     

Ini sungguh sangat mengerikan.     

Tekanan menakutkan yang selalu Xie Xize berikan, telah membuat mereka merasakan tekanan yang amat besar. Walau demikian... tekanan yang sekarang pun seakan bisa membunuh mereka dalam hitungan menit.     

Xie Xize menatap informasi tentang Mo Yangyang itu dengan cermat. Ekspresinya mulai suram dan dalam, tidak ada lagi senyuman tipis dan hangat yang biasanya muncul di wajahnya. Dari dasar matanya, terlihat bahwa sebuah badai akan datang.      

Xie Xize kemudian mengulurkan tangan untuk membuka gambar Mo Yangyang. Akan tetapi, ia tiba-tiba tersenyum. "Sudah beberapa tahun tidak bertemu, dia semakin luar biasa saja." Ujarnya.     

Di sisi lain, asisten itu langsung bergidik. Ia bisa menjamin bahwa gadis pengantar makanan itu akan mendapatkan kesengsaraan atas perbuatannya.     

******     

Di suatu tempat yang lain, Mo Yangyang terlihat sedang memasak. Sekejap kemudian, ia tiba-tiba bersin dua kali berturut-turut. Selain itu, ia hanya merasakan bahwa punggungnya agak kedinginan dan kulit kepalanya kesemutan.     

Wanita ini bergumam, "Apakah ini gara-gara masuk angin?"     

Sepuluh menit kemudian, Mo Yangyang keluar sambil membawa tiga buah piring. "Anda lihat dulu jumlah makanannya. Jika tidak cukup, saya akan membuatkannya lagi." Ucapnya kepada seseorang.     

Padahal jelas-jelas masakannya itu hanya masakan rumahan biasa. Akan tetapi, aroma masakannya seolah-olah membuat jiwa seseorang kembali bersemangat. Aroma itu bahkan mampu menembus hidung dan tanpa sadar membuat orang tersenyum hingga mengeluarkan air liur.     

Pria paruh baya itu tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah, "Harum sekali...."     

Zhou Ping tersenyum tanpa bicara apa-apa.     

Pria paruh baya itu mengambil sumpit lalu menyumpit potongan kentang yang tipis dan panjang yang dimasak dengan bumbu asam pedas. Setelah memakannya, ekspresinya sedikit berubah.     

Kemudian, mata pria paruh baya itu mulai memerah, "Aku…"     

 "Lihatlah, aku sudah bilang, kan! Restoran kecil seperti ini hampir semua makanannya terasa seperti makanan babi. Rasanya tidak enak sampai membuat orang dapat menangis!" Oceh seorang pemuda yang bersamanya itu.     

Belum juga pria paruh baya menyelesaikan ucapannya, ia sudah ditampar dengan kata-kata itu.     

Pria paruh baya itu tiba-tiba menangis, "Tuan Muda, cicipilah! Makanan ini benar-benar enak. Ini seperti masakan ibuku ketika aku masih kecil. Ibuku sangat suka memasak makanan ini. Namun sejak ibuku meninggal, aku sudah tidak pernah makan kentang iris asam pedas yang seenak ini."     

Pemuda itu hanya mendengung meremehkan.     

Pemuda itu hanya bersedekap di samping sambil memandang dengan tatapan benci. Meski demikian, ia melihat bahwa pria paruh baya itu makan lebih cepat dan semakin cepat dari sebelumnya. Selain itu, aroma masakannya benar-benar harum... Ia sangat tidak menduga akan hal ini.     

Awalnya, pemuda itu menahan diri sejenak, tetapi akhirnya ia tidak tahan untuk menyerah. Pemuda itu langsung mengeluarkan ekspresi tertarik dengan hidangan itu, bahkan menelan ludah.     

Pemuda itu melepas masker yang menutup mulutnya. Setelah mencicipi dengan penuh kebencian, matanya tiba-tiba terbuka lebar. Dalam sekejap, ia tidak berani menatap Mo Yangyang.     

Mo Yangyang tentu menyeringai padanya.     

Setelah itu, Mo Yangyang tidak perlu bicara apa-apa lagi. Ketiga hidangan sederhana itu sudah tersapu habis tanpa sisa.     

Selanjutnya, mereka berdua memesan empat hidangan lagi.     

 Ketika mereka memakan beberapa sayuran terakhir, Mo Yangyang datang dan berkata, "268 yuan, bayar uang tunai atau uang digital?"     

Pria paruh baya itu dengan cepat mengeluarkan 300 yuan.     

Mo Yangyang pun segera berbalik untuk mengambil kembalian.     

Namun secara tiba-tiba, terdengar suara mencurigakan dari belakangnya, "Mo Yangyang?"     

Di sana terlihat seorang pria muda yang tampan dan bertubuh tinggi baru saja menggebrak meja restorannya. Ia dengan garang berdiri dan menunjuk ke arah Mo Yan Yang sambil berkata, "Benar, ternyata kamu. Aku mengingatmu... kamu Mo YangYang…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.