Pamanku Kesalahanku

Lembut dan Tidak Berperasaan



Lembut dan Tidak Berperasaan

0

Wajah Mo Shixuan langsung tampak memerah. Diam-diam ia mengepalkan tangannya erat-erat, kukunya yang tajam menancap ke daging telapak tangannya, namun ia seolah tidak merasakan sakit.

0

Saat mendengar ucapan Xie Xize, Mo Yangyang merasa sangat puas. Tapi ia akan lebih bahagia lagi jika Xie Xize menyuruh Mo Shixuan pergi.

Melihat sikap Xie Xize yang seperti itu kepadanya, Mo Shixuan merasa tidak terima. Tuan Muda Kelima dari keluarga Xie masih belum tahu betapa hebatnya aku. Batin Mo Shixuan.

Kemudian Mo Shixuan mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Mo Yangyang. Dengan ekspresi wajahnya yang terlihat khawatiran, ia pun memohon, "Yangyang, pulanglah bersamaku, ayo pergi kita pergi ke hadapan Ayah dan Ibu... Mereka hanya kesal karena keturunan mereka ternyata tidak sesuai harapan mereka, tapi mereka masih mencintaimu."

Mo Yangyang menepis tangan Mo Shixuan, "Pergi sana, sudah selesai aktingnya?"

Lagi pula keadaannya sudah seperti ini, dan Mo Yangyang juga sudah rela melepaskannya. Apalagi saat ini ada Xie Xize di depannya, tentu saja Xie Xize juga bisa menilai sendiri bagaimana hati seseorang. Karena hal itulah Mo Yangyang merasa tidak ada gunanya berpura-pura di depan Xie Xize.

Kemudian Mo Shixuan memegang tangannya sendiri dengan perasaan bersalah. Lalu ia menggerakkan bibirnya tapi tidak berani bicara. Pada akhirnya ia hanya bisa menggigit bibirnya sambil melihat Xie Xize dengan tatapan memohon.

"Tuan Muda Kelima, bisakah Anda... Membujuk Yangyang... Aku benar-benar khawatir jika dia di luar sana sendirian, dia bisa hancur karena orang jahat..."

Xie Xize sepertinya tidak mendengar kata-kata Mo Shixuan. Ia melirik Mo Yangyang dan berkata, "Jika kamu sudah membersihkannya, cepat naik. Nanti matamu perih."

Mo Shixuan rasanya seperti disambar petir saat mendengar Xie Xize berkata seperti itu.

Saat mendengar ucapan Xie Xize, Mo Yangyang hanya bisa menelan ludahnya. Kemudian ia mengambil saputangan itu untuk membuka pintu belakang.

"Duduk di depan." Kata Xie Xize singkat.

Tubuh Mo Yangyang seketika langsung menggigil, kemudian ia pun menyeka gagang pintu belakang sebentar, "A… Aku... Aku menyeka gagang pintu belakang..."

Meskipun Mo Yangyang takut pada Xie Xize, tapi ia tidak peduli lagi karena ia tahu sebentar lagi ia akan mati. Tapi... Selama ini Xie Xize ada di daftar teratas orang yang Mo Yangyang takuti.

Kemudian Mo Yangyang pun membuka pintu dan naik ke dalam mobil dengan perasaan takut yang mencekam, ia merasa sangat tekanan.

Mo Yangyang berhati-hati saat naik mobil, diam-diam ia memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya dan melihat Xie Xize. Tanpa sadar ia menahan napas dengan tatapan terkejut.

Setiap kali Mo Yangyang bertemu Xie Xize, ia merasa bahwa Tuhan hanya menyayangi Xie Xize seorang.

Saat ini, Xie Xize sedang duduk di sebelah Mo Yangyang. Pria itu mengenakan pakaian yang bagus, dengan sinar matahari menyinari punggungnya. Cahaya matahari yang bersinar itu membuatnya terlihat seperti ada warna keemasan tipis yang menyelimuti tubuhnya, sehingga membuatnya terlihat seperti Dewa.

Kancing kemeja putih dikancingkan hingga kancing terakhir, hidung mancung dengan kacamata berbingkai emas bertengger indah di hidungnya. Bibirnya tipis dan rahangnya yang tegas benar-benar terlihat sangat indah.

Elegan, bersih dan mulia, seluruh tubuhnya seolah dipahat dengan begitu sempurna. Bahkan membuat orang lain tidak dapat menemukan kekurangan sedikit pun padanya.

Xie Xize sekilas melihat Mo Yangyang dengan ekspresi wajahnya yang tampak datar. Tatapan matanya terlihat begitu tenang. Tatapannya juga tampak begitu elegan seperti bulan yang bersinar dengan cerah, bahkan terasa sangat menakjubkan seperti empat musim.

Xie Xize seolah menjadi awan yang terjauh di langit. Auranya yang begitu mempesona, seolah tidak mudah untuk dijangkau...

Tapi, Mo Yangyang tahu betul bahwa meski pria yang ada di sampingnya itu begitu sempurna, namun pada kenyataannya, pria ini sangat menakutkan.

"Setahun tidak bertemu, sama seperti sebelumnya tidak ada perubahan." Suaranya yang dingin itu seperti gletser di bawah sinar matahari di musim dingin. Cerah namun sangat dingin.

Mo Yangyang masih sangat canggung, tapi detik berikutnya ia seperti anjing yang penurut, "Iy… Iya, aku terlalu bersemangat karena telah bertemu Paman Kelima."

Xie Xize tersenyum, "Menjanjikan!"

Senyuman Xie Xize selembut salju yang turun pertama kali ke bumi. Banyak sekali orang yang ingin menjadi pasangannya, namun ketika melihat kesempurnaan yang dimilikinya banyak orang yang tiba-tiba tidak langsung menghilangkan keinginannya untuk memilikinya. Kelembutan hati Xie Xize itu tertutupi dengan penampilan dan sikapnya yang sering kali terlihat tidak berperasaan.

Mo Yangyang tahu betul betapa kejamnya pria ini. Namun, hati Mo Yangyang masih bergetar ketika ia dilihat oleh orang seperti Xie Xize dengan mata yang tampak lembut dan berkata dengan kata-kata yang begitu menyayangi.

Mo Yangyang selalu merasa penasaran, bagaimana bisa ada pria yang begitu lembut dan tidak berperasaan di dunia ini!

Xie Xize sepertinya bisa saja bersikap baik kepada siapa pun, namun ia juga bisa melakukan hal buruk kepada semua orang.

-


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.