Pamanku Kesalahanku

Latiao, Kamu Sangat Baik!



Latiao, Kamu Sangat Baik!

0

Xie Xize mengangkat sudut bibirnya yang tipis, lalu sambil sedikit menoleh ia menatap Mo Yangyang. Melalui lensa matanya itu, Mo Yangyang bisa melihat mata Xie Xize yang seperti jurang, seolah-olah kedua mata itu bisa melahap segalanya.

0

Tanpa sadar Mo Yangyang melangkah mundur setengah langkah. Tiba-tiba ia merasa kulit kepalanya seperti mati rasa, dan entah kenapa kaki mulai terasa sakit.

Si mesum ini...

Jika dia tahu ada benihnya di dalam perutku, maka...

Mo Yangyang saat memikirkan hal ini, seketika bulu kuduknya langsung berdiri, semua ini terlalu mengerikan baginya.

Diam-diam Mo Yangyang menelan ludah lalu ia berkata, "Itu... Paman Kelima, aku pasti akan membantumu. Aku akan pergi mencari obat untuk temanku dulu. Selamat tinggal..."

Setelah selesai bicara, Mo Yangyang langsung berlari secepat yang ia bisa untuk hidupnya dan menghilang dalam sekejap mata.

Xie Xize sedikit menyipitkan matanya, ia pun sedikit mengangkat sudut bibirnya, kemudian ia melihat asistennya yang ada di sampingnya. Dengan cepat asisten itu pun segera pergi.

Mo Yangyang tidak jadi memeriksakan diri dan langsung bergegas keluar dari rumah sakit. Kini ia tidak peduli lagi dirinya hamil atau tidak, karena baginya yang terpenting saat ini adalah lari sejauh mungkin!

Mo Yangyang menghibur dirinya sendiri, ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dirinya hanya mendaftar dan mendapat nomor di bagian ginekologi dan belum bertemu dengan dokter. Kemungkinan yang ia lakukan ini tidak akan menjadi masalah dan Xie Xize tidak akan tahu, pasti tidak akan tahu...

Setelah ini pasti akan ada keluarga Mo yang mengejar Mo Yangyang. Jika ia tidak menguatkan hatinya, ia pasti akan menyerah. Sedangkan Xie Xize si harimau itu juga sedang membuka mulut menunggunya masuk ke kandangnya. Meski hidupnya akan berakhir, namun Xie Xize tidak ingin menyerah begitu saja.

Mo Yangyang berpikir bahwa dirinya tidak bisa tinggal di kota Xia lagi, bahkan saat mati pun ia tidak ingin mati di kota ini.

-

Setengah jam kemudian, Xie Xize meninggalkan rumah sakit setelah diantar oleh Kepala Rumah Sakit keluar.

Setelah naik mobil, Xie Xize bertanya kepada Asistennya, "Di mana dia?"

Asisten itu menundukkan kepalanya dan menjawab, "Tuan... Dia segera mengetahui keberadaan saya. Dia kabur dengan cepat, saya... Saya kehilangan jejaknya... Maaf, saya tidak akan mengulanginya lagi."

Xie Xize tidak berbicara apa-apa dan juga tidak memberikan respon apa-apa, namun Asistennya malah semakin merasa tertekan.

Setelah beberapa saat kemudian, Asisten itu mendengar Xie Xize berkata, "Dari kecil hingga besar sama saja, tidak pernah bisa menurut."

Suara Xie Xize begitu lembut, namun mampu membuat bulu kuduk Asistennya itu berdiri. Asisten itu tahu bahwa Bosnya tidak sedang bicara dengannya. Dalam hati Asistennya itu sebenarnya merasa sedikit bersimpati dengan Mo Yangyang.

Kemudian Xie Xize mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak seseorang, "Bawa dia ke labku malam ini."

Asisten itu seketika langsung terkejut saat mendengar Bosnya berkata seperti itu. Ia tidak hanya bersimpati dengan Mo Yangyang, tetapi juga ingin memberinya lilin.

Satu jam kemudian, Mo Yangyang mengirim pesan teks kepada Lan Dongzhi.

Mo Yangyang: [Dongzhi, jaga dirimu baik-baik.]

Setelah itu ia mematikan ponselnya dan mengambil kartu sim yang ada di dalam ponselnya. Lalu ia mematahkannya dan memasukkannya ke dalam toilet.

Pengumuman dari speaker menyambut penumpang dan memberitahukan bahwa penumpang sampai di stasiun Jinchuan...

...Selamat datang, lima tahun kemudian...

Di dalam laboratorium yang dinding yang putih dan suasana yang dingin, Mo Yangyang terpaku di meja operasi dengan perjuangan tidak berguna.

Saat itu Xie Xize mengenakan jas berwarna putih, dengan sepasang kacamata berbingkai emas di pangkal hidungnya. Pria itu berdiri di depan Mo Yangyang melawan cahaya, ia terlihat bersih dan bebas dari debu. Ia seperti malaikat dan iblis. Bibirnya sedikit terangkat, dan terlihat sempurna tanpa celah.

Xie Xize memegang pisau bedah tajam di tangannya sembari berkata, "Jangan takut, kamu hanya patah kaki, rasanya tidak sakit."

"Bagian mana yang harus dimulai lebih dulu?"

Mo Yangyang menggelengkan kepalanya dengan kencang, "Tidak mau, aku tidak mau menjadi lumpuh. Paman Kelima, aku tidak sengaja. Aku benar-benar salah orang..."

Xie Xize tidak mendengar permohonan dari Mo Yangyang, "Mungkin kaki kanan? Kurasa boleh juga!"

Xie Xize mengangkat pisaunya dan Mo Yangyang berteriak, "Tidaaakkk..."

Teriakan Mo Yangyang terdengar begitu menderita, ia pun langsung terduduk dengan wajah pucat. Pupilnya mengerut dengan wajah penuh dengan kepanikan.

"Mama kenapa?" Suara anak kecil yang lembut memanggil Mo Yangyang yang tersadar kembali dari ketakutan.

Kemudian Mo Yangyang menoleh dengan melamun, dan penglihatannya yang semula kabur kini menjadi jelas.

Wajah bulat dengan pipi merah muda, mata hitam besar seperti anggur hitam, kakinya yang kecil. Anak itu mencoba mengangkat kepalanya, Latiao kecil menarik pakaian Mo Yangyang.

Mo Yangyang menarik napas dalam-dalam, lalu ia memeluk anak itu dan menggosokkan kepalanya ke tubuh kecil anak itu.

"Aku terkejut sekali. Syukurlah, itu hanya mimpi buruk. Aduh... Mama baru saja bermimpi tentang monster. Sekarang Mama masih sangat ketakutan. Mama butuh ciuman dari Latiao supaya Mama membaik."

Latiao mendorong wajah Mo Yangyang supaya menjauh darinya, "Haha...."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.