Pamanku Kesalahanku

Dia Bukan Papaku, Buat Apa Aku Menyukainya



Dia Bukan Papaku, Buat Apa Aku Menyukainya

0

Tingkah Latio yang seperti ini terlihat sangat menggemaskan, seperti boneka salju. Apalagi dibesarkan Mo Yangyang, anak ini malah semakin gemuk. Fitur wajahnya yang tampan dan sempurna itu masih tetap populer di kalangan masyarakat.

0

Anak itu mendorong wajah Mo Yangyang menjauh dan melangkah mundur untuk merapikan jaket telinga kelincinya. Kemudian anak itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Nona Han Yangyang, tolong dewasa sedikit, aku sama sekali tidak menyukai wanita yang masih kekanak-kanakan."

"Dan juga, jangan panggil aku Latiao lagi. Jika memanggilku seperti itu lagi, aku akan membuat perhitungan untukmu."

*Latiao adalah stik pedas dengan tekstur agak lembek, camilan Tiongkok yang populer.

Mo Yangyang mengubah nama keluarganya untuk menghindari Xie Xize. Sekarang ia bermarga Han.

Saat dipanggil namanya seperti ini, tiba-tiba ekspresi wajah Mo Yangyang terlihat sedih, "Latiao, saat Mama masak makan malam tadi, tangan Mama terkena panas, rasanya sakit sekali."

Mo Yangyang berbicara sambil mengulurkan tangan kirinya. Di punggung tangan yang putih seputih salju itu ada sedikit merah yang tidak terlalu mencolok.

"Kamu... Bodoh." Kata Latiao dengan wajahnya yang menggemaskan.

Kemudian anak itu berbalik untuk mengambil salep melepuh. Lalu Mo Yangyang dengan senang hati mengulurkan tangannya dan menunggu putranya datang untuk mengoleskan salep padanya.

Lima tahun yang lalu, setelah kabur dari rumah sakit, Mo Yangyang langsung berlari ke stasiun kereta api dan membeli tiket kereta tercepat untuk berangkat ke manapun tujuan keretanya. Ia bahkan tidak membawa koper atau benda apapun dan langsung naik kereta begitu saja.

Mo Yangyang tidak bisa terus tinggal di kota Xia, karena keluarga Mo mencarinya, bahkan Xie Xize juga sedang memburunya.

Mo Yangyang ingin menunggu kematian dengan tenang. Tapi siapa sangka, setelah lima tahun berlalu, ia bahkan melahirkan anak laki-laki dan dirinya masih tetap hidup. Ia harus banyak bersyukur kepada Tuhan.

Tangan Latiao yang kecil dan gemuk itu mengoleskan salep ke tangan Mo Yangyang yang merah karena terkena panas, kemudian ia bertanya, "Di mana lagi?"

Mo Yangyang memegang dadanya sembari berkata, "Hati Mama sakit, Mama perlu ciuman dari Latiao."

Kemudian Latiao pun berbalik, "Kekanak-kanakan sekali."

"Jangan begitu, beri Mama ciuman supaya Mama tidak malu."

Latiao mengabaikannya dan mengambil remote control untuk menyalakan TV. Melihat tindakan Latiao yang seperti itu kepadanya, Mo Yangyang sengaja mengerucutkan bibirnya. 

Saat ini bahkan Mo Yangyang sendiri heran dengan apa yang terjadi. Setelah meninggalkan kota Xia, ia seperti kembali mendapatkan keberuntungan. Awalnya Mo Yangyang membeli tiket kereta untuk pergi ke bagian Selatan yang jauh dari kota Xia, tapi ia malah turun di kota Jinchen yang dekat dengan kota Xia.

Dengan sisa uang yang ia miliki, ia menyewa sebuah kontrakan kecil dan menunggu kematian. Tapi, saat itu perutnya semakin besar, dan anak yang ia lahirkan juga tidak mati. Kemudian, ia pergi untuk memeriksakan diri. Saat itu dokter berkata, bahwa ia tidak menderita kanker sama sekali.

Mo Yangyang merasa sangat senang. Meskipun Ayah dari anaknya adalah orang yang sangat mengerikan, tapi putranya memberikan keberuntungan bagai bintang-bintang kecil yang menyinari di malam hari.

Lima tahun telah berlalu, mereka berdua hidup di kota Jinchen dengan baik dan damai. Baik keluarga Mo ataupun Xie Xize, mereka semua tidak ada yang mendatangi Mo Yangyang.

Seperti mimpi buruk barusan, Mo Yangyang sepertinya sudah lama tidak mimpi demikian. Setelah mengingat kembali mimpi itu, sampai sekarang pun jantungnya masih berdetak lebih cepat.

Bertahun-tahun telah berlalu, tapi ketakutan Mo Yangyang terhadap Xie Xize masih mengakar dengan kuat di dalam hatinya. Harapan terbesar Mo Yangyang saat ini adalah bisa hidup dengan aman dan stabil. Ia tidak ingin siapapun mencoba mengganggu kehidupannya dan putranya!

Satu-satunya hal yang buruk adalah... Putranya terlalu pintar, anak itu mewarisi IQ dan ketampanan ayahnya. Untuk membuat putranya tidak terlihat seperti Ayahnya, Mo Yangyang memberinya makan yang banyak. Sehingga badan anak itu menjadi gemuk. Latio yang gemuk akhirnya tidak terlalu mirip dengan Xie Xize.

Saat memikirkan hal ini, Mo Yangyang tiba-tiba mendengar suara seseorang yang bicara di TV.

"Doktor Xie Xize dan timnya telah menggunakan teknologi biogenetik untuk mempelajari obat-obatan yang efektif untuk orang yang punya penyakit jantung. Grup Xuanze juga mengalami kenaikan tajam dalam harga saham. Doktor Xie sebagai orang terpilih tahun ini..."

Tatapan mata Latiao langsung tertuju pada orang yang mempesona di TV. Mo Yangyang yang melihat pria di TV itu pun tiba-tiba jantungnya berdetak lebih cepat daripada sebelumnya, kemudian ia buru-buru berkata, "Latiao, menonton kartun Peppa saja, acara yang ini tidak asyik."

"Apa Mama tidak merasa dia sangat keren?" Tanya Latiao dengan wajahnya yang gemuk.

Kemudian Mo Yangyang bertanya dengan hati-hati, "Apakah kamu... Menyukainya?"

"Aku tidak menyukainya.. Dia bukan Papaku, buat apa aku menyukainya?" Jawab Latiao sambil menggelengkan kepalanya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.