Menikahi Pria Misterius

Pergilah Untuk Menerima Hukuman



Pergilah Untuk Menerima Hukuman

0Di sisi jalan di luar hotel, sebuah mobil hitam diparkir.     
0

Ketika menyaksikan para reporter pergi dari hotel. Seolah pria itu menyipitkan matanya yang ramping. Tetapi sudut mulutnya seolah menimbulkan lengkungan dingin.     

Pintu mobil dibuka dengan cepat, dan seorang wanita berjas hitam masuk ke dalam mobil.     

"Maaf, ini adalah kelalaian tugas saya." Kata wanita itu.     

Pria itu menaruh rokok yang ada di tangannya dan perlahan menghembuskan asap tipis. Lalu dia bertanya, "Ada apa?"     

"Ketika saya memasukkan orang itu ke dalam kamar, saya tidak menyadari bahwa ada Peri Rosemary di ruangan itu." Jawab wanita itu.     

"Jangan bilang, khasiat obat itu sudah diracun?"     

Wanita itu menundukkan kepalanya, dan dia merespon, "...Ya."     

"Ha." Pria itu hanya bisa mencibir, "Agui, sudah berapa lama kamu bersamaku?"     

Wanita itu berbisik, "Lima tahun."     

"Pergilah, kamu harus menanggung konsekuensinya sendiri." Kata Tuan Muda Quan.     

"Baik, Tuan." Imbuh wanita itu.     

Ketika wanita itu pergi, pengemudi di depan berkata, "Tuan Muda Quan, jangan khawatir, video cctv telah dihapus."     

"Bagaimana dengan reporternya?" Tanya Tuan Muda Quan.     

"Reporter hanya menerima pesan teks anonim. Nomor ponsel telah lama dihancurkan, dan tidak akan bisa ditemukan." Ucap pengemudi itu.     

Pria itu mematikan puntung rokok dan membuangnya melalui celah di jendela mobil. Lalu dia berkata, "Oke, mari kita pergi dari sini."     

"Baik, Tuan." Sahut pengemudi itu.     

Sedan hitam itu melaju perlahan.     

Di bawah malam yang gelap, seolah-olah tidak ada yang terjadi.     

*     

*     

Keesokan paginya, sebelum jam delapan, pintu kamar Shi Huan diketuk dengan keras.     

"Tok, tok, tok! Buka pintunya!"     

Shi Huan mengerutkan kening, mengambil mantel dan memakainya, dan pergi untuk membuka pintu.     

Seolah ada hembusan angin datang dengan kencang.     

Karena tidak siap, Shi Huan seolah merasakan sengatan tajam di sisi kiri wajahnya, lalu...     

"Dasar anak tidak tahu malu! Apa yang kamu lakukan di luar sana. Beraninya kamu mempermalukan keluarga kita!" Kata Nenek Shi.     

Shi Huan langsung terjatuh di lantai dan Nenek Shi melemparkan koran ke lantai.     

"Katakan padaku! Bagaimana kamu menjelaskannya! Apa hubunganmu dengan Chu Xiuhuang ini!"     

Shi Huan melihat koran di atas lantai dan terpampang jelas judul koran itu: "Presiden yang sombong mengadakan pertemuan pribadi dengan seorang gadis misterius di larut malam. Dan dikabarkan bahwa mereka akan menikah!"     

Di bawah judul ini ada foto besar. Di dalam foto itu, Shi Huan dipeluk oleh Chu Xiuhuang. Dan latar belakang foto itu diambil di kamar Chu Xiuhuang tadi malam.     

Latar belakang dipenuhi dengan berbagai macam mawar, balon, pita merah muda. Seolah penuh dengan ambiguitas.     

Kemudian dikombinasikan dengan judul itu, seolah itu sangat sempurna.     

Mata Shi Huan berkedut keras.     

"Pantas saja Zhu Mingpeng memintamu untuk menemuinya. Itu karena dia ada hubungannya dengan Chu Xiuhuang ini."     

Nenek Shi mengangkat tangannya dan mendorong Shi Huan dengan tiba-tiba, wajahnya memerah. Dan dia memarahinya, "Apa kamu tidak memikirkan saudara perempuanmu. Sementara saudara perempuanmu masih belajar di luar negeri. Apakah kamu ingin memanfaatkannya? Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Dasar tidak tahu malu! Apakah kamu pikir orang-orang akan menyukaimu ketika kamu terlihat seperti ini? Chu Xiuhuang memberimu pekerjaan ini hanya untuk membiarkanmu membantu Shi Qingge untuk melunasi hutang? Apakah kamu benar-benar berpikir kalau dia ini akan tertarik denganmu?!"     

Shi Huan didorong ke kamar oleh Nenek Shi. Wajah wanita tua itu seolah menjijikkan, matanya merah dan dia sepertinya ingin memakan orang.     

Seolah yang berdiri di hadapannya bukanlah cucunya, melainkan musuhnya.     

Akhirnya, ketika Nenek Shi berhenti memarahi, Shi Huan menjelaskan, "Nenek, tadi malam aku hanya membantu Tuan Chu. Dan aku tidak memperhatikan kalau aku difoto oleh wartawan. Aku memang sekretaris Tuan Chu. Dan aku pun tidak menyukainya. Dan aku juga tidak akan menikah dengannya."     

"Kamu hanya alasan saja!" Wanita tua itu gemetar karena marah.     

Mengetahui hal ini sebelumnya, kenapa Shi Huan membiarkan Nenek Shi ini kembali ke rumah Shi? Dia tidak hanya membunuh suami dan putranya, tetapi sekarang dia masih marah padanya setiap hari.     

Nenek Shi tampaknya telah menggunakan semua kekuatannya, dan seolah-olah dia adalah binatang. Dia mengulurkan tangannya dan menyeret Shi Huan ke pintu, mendorongnya keluar, dan terengah-engah, "Aku tidak mau melihatmu. Cepat keluar! Keluar sekarang juga!"     

Shi Huan berkata, "Nenek, ini rumahku."     

Wajah Nenek Shi itu memerah karena marah, dia menggigit bibirnya dan bergegas keluar dengan tongkat.     

Nenek Shi kuat dan gesit. Dan seolah dia tidak terlihat seperti pasien yang baru saja keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu.     

"Bu." Qian Yuli menyusul, dan Nenek Shi sudah memasuki lift.     

Segera, Qian Yuli kembali dan menatap Shi Huan. Lalu dia bertanya, "Huan, ada apa?"     

Shi Huan tidak punya pilihan selain terus menjelaskan, "Tuan Chu kepergok berkencan dengan wanita yang sudah menikah tadi malam. Dan aku hanya membantunya saja. Karena ada banyak reporter pada saat itu. Dan aku tidak tahu kalau aku difoto dengan Tuan Chu, dan sekarang foto itu dijadikan halaman depan koran hari ini."     

"Oh, jadi begitu." Qian Yuli bertanya lagi, "Kalau begitu Tuan Chu tidak tahu tentang adikmu, kan?"     

"Aku tidak mengatakannya." Sahut Shi Huan.     

"Bagus." Qian Yuli menghela nafas lega, dan dia melanjutkan, "Kakakmu mencoba bunuh diri pada saat itu. Dan dia benar-benar tidak berani untuk tinggal di Nancheng lagi. Jangan khawatir. Ketika dia kembali, dia akan menjelaskannya kepada Tuan Chu sendiri."     

Melihat ekspresi acuh tak acuh Shi Huan, Qian Yuli seolah tidak tahu seperti apa hatinya.     

Shi Huan diculik tidak lama setelah dia lahir. Qian Yuli mencari selama bertahun-tahun tanpa hasil. Dia tidak berharap akan ditemukan oleh Shi Minyan di panti asuhan di pedesaan setelah bertahun-tahun.     

Dikatakan bahwa jika anak-anak tidak dibesarkan di sisi mereka, mereka tidak dekat dengan orang tua mereka.     

Shi Huan sangat mandiri dan cakap, tetapi seolah dia sangat dingin.     

Ketika para tetua berbicara. Shi Huan selalu mendengarkan, dia melakukan apa yang ingin para penatua inginkan. Dan dia tidak akan melakukannya jika dia tidak diizinkan melakukannya.     

Shi Huan akan menelepon ibunya, Nenek Shi, dan bahkan setelah kecelakaan di keluarga Shi. Dia mengambil tanggung jawab untuk membayar hutang tanpa ragu-ragu. Dalam beberapa tahun terakhir, pengeluaran sehari-hari keluarga Shi, termasuk biaya kuliah dan biaya harian studi Shi Qingge di luar negeri. Dia juga yang membayarnya.     

Qian Yuli juga merasa sedikit kasihan pada putri kecil ini di dalam hatinya, tetapi setiap kali dia ingin mengatakan sesuatu padanya. Dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.     

Setelah diam beberapa saat, Qian Yuli berkata, "Aku akan kembali dulu."     

Shi Huan mengantarnya sampai ke pintu depan. Dan ketika Qian Yuli pergi, dia menutup pintu dan kembali ke sofa untuk duduk dan melamun.     

Setelah beberapa saat kemudian, Shi Huan bangkit dan mengambil koran yang ada di lantai tadi.     

Foto yang ada di koran itu, Shi Huan mengenakan gaun malam berwarna kuning angsa. Kepalanya menunduk, tubuh mungilnya dengan mudah dipeluk oleh seorang pria dengan satu tangan. Dia tampak seperti burung.     

Lihatlah Chu Xiuhuang ini. Dia tidak memakai pakaian, hanya handuk mandi yang menutupi bagian tubuh bawahnya saja. Tubuh pria yang seksi dan kokoh dapat dilihat sekilas. Bibir tipis, senyumnya seolah jahat. Dan bahkan jika dia tidak memiliki wajah tampan, mungkin orang-orang itu akan menghujatnya.     

Sub judul di sebelahnya bahkan lebih menarik perhatian, "Presiden yang mendominasi dikabarkan akan segera menikah!"     

Akankah Tuan Muda Chu jatuh cinta pada Shi Huan?     

Shi Huan tidak bisa menahan tawa.     

**     

Pukul 8:30 pagi, setelah mandi, Shi Huan meninggalkan rumah.     

Baru saja turun.     

Shi Huan menatap pria di depannya, mengerutkan kening, dan ingin pergi.     

"Huan." Shi Minyan meraih pergelangan tangannya.     

Shi Huan tersentak seolah-olah dia tersengat listrik.     

Wajah Shi Minyan seolah menjadi jelek. Kemudian, dia melangkah maju lagi dan langsung menghalangi jalan Shi Huan.     

"Aku akan bekerja, apakah kamu baik-baik saja?" Shi Huan menatapnya seolah dengan tidak sabar.     

Shi Minyan menatap wanita kecil di depannya.     

Hari ini, Shi Huan mengenakan jaket hitam, dengan sepasang sepatu kulit hitam di kakinya, dan celana hitam. Dengan memiliki rambut hitam sebahu.     

Wajahnya yang halus ditutupi oleh kacamata berbingkai hitam besar. Berpakaian seperti pakaian kuno.     

Sebenarnya, Shi Huan tidak seharusnya berpenampilan seperti ini.     

Shi Huan baru berusia lima belas tahun ketika Shi Minyan mengenalnya. Dia berada di tahun pertama sekolah menengah. Meskipun dia tidak secerdas dan secantik saudara perempuannya Shi Qingge. Tapi, dia anak yang baik dan penurut.     

Hanya saja sejak lelaki tua itu membawa Shi Huan kembali dari panti asuhan pada saat itu. Terlalu banyak hal terjadi di keluarga Shi satu demi satu. Nenek Shi menganggapnya seperti wabah, dan dia akan mengusirnya dari keluarga Shi.     

Shi Minyan menyipitkan matanya dan berkata, "Apakah kamu akan bekerja? Aku akan mengantarmu pergi."     

"Tidak perlu." Jawab Shi Huan.     

"Huan." Shi Minyan menghela nafas sedikit, lalu dia melanjutkan, "Apakah kamu begitu takut padaku?"     

"Aku tidak takut padamu, aku hanya ingin menghindari kecurigaan." Shi Huan mengatakan setiap kata.     

"Menghindari kecurigaan?" Shi Minyan menjawabnya.     

Shi Minyan berkata dengan suara rendah, "Huan. Kamu adalah keponakanku. Kita adalah keluarga sekarang. Bahkan jika pamanmu menyuruhmu untuk bekerja, siapa yang berani menolaknya?"     

Senyum di wajah Shi Minyan seolah berangsur-angsur menghilang.     

"Jika tidak ada yang ingin dikatakan lagi, aku akan pergi dulu." Ucap Shi Huan.     

"Aku akan mengantarkanmu." Shi Minyan meraih lengannya lagi.     

"Lepaskan! Aku punya mobil sendiri!" Shi Huan berusaha sangat keras, tapi kali ini dia tidak bisa melepaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.