Menikahi Pria Misterius

Orang Tua Jahat



Orang Tua Jahat

0"Pfft!" Su Wanwan langsung memuntahkan minumannya.     
0

"Yo, adik ipar, mengapa kamu sangat suka minum susu?" Tanya Chu Xiuhuang.     

Su Wanwan menyeka mulutnya dengan perasaan marah, lalu dia membalas, "Susu apa, ini santan!"     

Setelah Su Wanwan mengatakan itu, Chu Xiuhuang seolah menatap Huo Jingshen dengan tatapan jahat.     

Chu Xiuhuang dapat menjamin bahwa lelaki tua jahat ini yang pasti melakukannya dengan sengaja! Sengaja membiarkan gadis kecil itu minum santan!     

Huo Jingshen seolah menatapnya dengan dingin, "Bisakah kamu tidak genit sepanjang hari, apakah kamu merasa tidak nyaman kalau tidak melakukan itu?"     

Chu Xiuhuang segera mendecakkan lidahnya, dan dia berkata, "Saudaraku, apa yang kamu bicarakan? Di sini ada seorang gadis, bisakah kita menjadi sedikit lebih beradab? Genit macam apa, apakah aku orang yang seperti itu?"     

Huo Jingshen terlalu malas untuk memperhatikan kehadiran Chu Xiuhuang.     

Mo Weiyi seolah tidak bisa menahan diri untuk tidak memutar matanya dan hanya berbalik. Lalu dia bertanya, "Bukankah Shi Huan ikut datang hari ini?"     

"Aku tidak tahu." Jawab Chu Xiuhuang.     

Chu Xiuhuang terdiam.     

Ketika Mo Weiyi ingin bertanya lagi, tetapi Chu Xiuhuang langsung berdiri. Lalu dia mengatakan, "Aku akan melihat temanku dulu."     

Mo Weiyi, Su Wanwan, dan Huo Jingshen terdiam.     

**     

Setelah meninggalkan aula perjamuan, Chu Xiuhuang naik ke atas.     

Begitu kartu kamar digesek, pintu langsung terbuka.     

Chu Xiuhuang masuk ke kamar, seolah mata phoenix menyapu ruangan. Dia merasa sangat puas.     

Lantai ditutupi dengan kelopak mawar merah. Dan ada berbagai balon merah dan balon merah muda di atas kepala, menutupi seluruh langit-langit, pita merah muda tergantung di sebelah lampu kristal berlapis-lapis. Dan bahkan seprai dan selimut putih juga berubah menjadi merah muda.     

Chu Xiuhuang memutuskan untuk bermalam dengan Shi Huan di sini malam ini!     

Karena besok adalah tanggal 4 Februari, Hari Valentine di wilayah negara barat. Tentu menjadi hari yang sangat dinantikan oleh setiap orang.     

Berjalan ke tempat tidur besar, Chu Xiuhuang tiba-tiba berbalik dan menatap dirinya sendiri di cermin.     

Hari ini Chu Xiuhuang memakai jas formal hitam. Dia terlihat tampan dan sempurna!     

Pria itu akan menghabiskan malam musim semi bersama Shi Huan malam ini.     

Mata Chu Xiuhuang sedikit menyipit, dengan melihat jam dinding. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya, dan menekan tombol nomor Shi Huan, "Shi Huan, kapan kamu bisa datang?"     

"Tuan Muda Chu, saya sudah di dalam mobil." Ucap Shi Huan.     

"Apa yang kamu pakai?" Tanya Chu Xiuhuang dengan penasaran.     

"Apa?" Shi Huan kebingungan.     

"Maksudku, apakah kamu memakai gaun yang ku-kirimkan padamu?" Tanya Chu Xiuhuang lagi.     

Shi Huan ingin menjelaskan, "Tuan Chu..."     

"Jangan datang ke sini jika kamu tidak memakainya!" Chu Xiuhuang segera menutup telepon setelah berbicara.     

Di sisi lainnya, wajah Shi Huan seolah tidak bisa dijelaskan.     

Untungnya, Shi Huan membawa gaun pemberian Chu Xiuhuang. Lagi pula, bukan karena dia tidak ingin memakainya.     

Jadi, Shi Huan hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan mengemudi.     

**     

Di tengah perjamuan, Mo Weiyi melihat jam diponselnya dan dia segera berdiri, "Aku akan kembali."     

"Apakah kamu ingin pulang?" Tanya Su Wanwan.     

Begitu Su Wanwan selesai berbicara, Huo Jingshen juga berkata, "Sayang, kita harus kembali juga, kamu harus pergi magang ke stasiun TV besok."     

"Baiklah kalau begitu." Begitu banyak orang di tempat kejadian tidak saling mengenal, jadi mengapa Su Wanwan tidak pulang dari awal saja.     

Aula perjamuan itu tampak penuh, dan tidak ada yang akan memperhatikan ketika Su Wanwan dan Huo Jingshen pergi dari ruangan tersebut.     

Ding Xingwang, bagian anggota dari keluarga Gu. Dia dari tadi berkeliling di dalam aula perjamuan dan tidak sengaja melihat mereka.     

Ketika Mo Weiyi berdiri dari tempat duduk, ponselnya tiba-tiba berdering, lalu dia meliriknya. Dan dia mengatakan, "Aku akan ke kamar mandi dulu. Rong An, tetaplah di sini."     

"Oke, baiklah." Kata Rong An.     

Su Wanwan dan Huo Jingshen langsung masuk ke dalam lift dan pergi meninggalkan hotel.     

**     

Di toilet wanita.     

Mo Weiyi menjawab telepon, dan dia berkata, "Xiao Yebai, ada apa?"     

"Apakah kamu akan pulang?" Seolah suara dingin pria itu terdengar.     

"Tentu, aku akan kembali." Jawab Mo Weiyi.     

"Oke, baiklah." Ujar Xiao Yebai.     

Mo Weiyi menahan senyumnya, dan dia mengatakan, "Aku datang ke acara ini dengan Rong An. Jadi, apa yang kamu khawatirkan?"     

"Datanglah ke rumah sakit lebih awal besok." Ucap Xiao Yebai.     

"Oh." Mo Weiyi tidak banyak bertanya, lalu dia membuka pintu kamar mandi. Dan dia berkata, "Apakah ada hal lain yang ingin dikatakan?"     

Xiao Yebai terdiam beberapa saat, lalu dia merespon, "Tidak."     

"Baiklah akan ku-tutup teleponnya. Dan kamu beristirahatlah."     

Setelah menutup telepon, Mo Weiyi dengan cepat selesai menggunakan kamar mandi dan kemudian berjalan keluar.     

Ada seorang wanita berdiri di depan wastafel, dengan rambut hitam pendek yang rapi dan mengenakan jas hitam ramping.     

Jika bukan karena sosok ramping dan lekuk anggun itu, itu tampak seperti sosok wanita, Mo Weiyi hampir mengira itu adalah pria.     

Ketika Mo Weiyi berjalan mendekatinya dan mencuci tangannya, dia tidak bisa tidak meliriknya.     

Wanita itu berkulit putih, dia hanya menundukkan kepalanya, dan mencuci tangannya di sana.     

Rambutnya pendek, tetapi seolah fitur wajah yang terbuka agak halus. Terlihat seperti gadis remaja yang cantik.     

Mengapa keluarga Gu masih memiliki teman seperti itu?     

Mo Weiyi ingat, bahwa dia belum melihat seluruh ruang perjamuan barusan, tapi… ah sudahlah.     

Mo Weiyi kembali fokus mencuci tangannya, dan mengeluarkan lipstik untuk merias bibirnya untuk memastikan itu sempurna. Lalu dia berbalik dan pergi.     

Siapa yang tahu bahwa setelah berjalan beberapa langkah, terdengar ada suara langkah kaki di belakang Mo Weiyi.     

Mo Weiyi tidak peduli, sampai tangan seorang wanita tiba-tiba terulur di depannya, dengan memegang saputangan.     

Hidung Mo Weiyi tertutup oleh saputangan itu, dan aroma yang kuat dihirup dengan keras.     

Mo Weiyi bahkan belum sempat bersuara. Begitu matanya terpejam, kemudian dia langsung pingsan.     

Mo Weiyi jatuh lemas dan akhirnya ditangkap oleh wanita itu.     

Wanita itu menyeret Mo Weiyi keluar dari kamar mandi. Dia berjalan menuju ke koridor di luar. Dengan cepat berbelok ke sudut, berjalan melewati tangga rahasia, lalu naik ke atas, membuka pintu dengan kunci kombinasi. Dan berjalan dengan tenang.     

Lampu di kamar mandi menyala, dan ada suara air mengalir.     

Wanita itu meletakkan Mo Weiyi di tempat tidur dan mengulurkan tangan untuk mengambil pakaiannya.     

Hanya saja ketika wanita itu baru saja melepas mantel Mo Weiyi dan hendak melepas roknya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di luar.     

Wanita itu mengerutkan kening.     

Tidak ada cara lain, jadi, wanita itu menarik selimut untuk menutupi Mo Weiyi. Lalu berjalan mendekat, membuka jendela, dan langsung keluar.     

Di suite mewah, Mo Weiyi berbaring di sana dengan mata tertutup, seperti boneka yang tidak sadarkan diri.     

Di luar jendela. Nampak hari sudah gelap.     

**     

Rong An menunggu di tangga selama setengah jam, dan kemudian merasa ada yang tidak beres.     

Rong An dengan cepat berjalan menuju ke kamar mandi wanita, dan kebetulan ada seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi.     

"Apakah ada orang lain di dalam?" Rong An bertanya. Wajahnya seolah dingin dan matanya seolah menakutkan.     

Wanita itu sangat ketakutan sehingga dia buru-buru berkata, "Ya, ada beberapa."     

Rong An berdiri di sana, mengeluarkan ponselnya dan menelepon Mo Weiyi.     

"Maaf, nomor yang Anda panggil saat ini sedang sibuk."     

Setelah meletakkan ponselnya, Rong An mengerutkan kening. Dia hanya berdiri di sana dan menunggu.     

Mo Weiyi masih belum keluar.     

Rong An tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi wanita dan dia berteriak, "Putri, Putri?"     

Rong An berteriak beberapa kali, lalu dia berbalik untuk segera pergi. Dia mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor Mo Weiyi lagi.     

Tetapi pada saat ini, Rong An sudah merasa ada yang tidak beres.     

Rong An kemudian menelpon Xiao Yebai, siapa tahu...     

"Maaf, telepon yang Anda panggil telah dimatikan."     

Rong An melihat jam diponselnya, ternyata sudah lebih dari jam sembilan malam.     

Xiao Yebai selalu tidur lebih awal setelah dirawat di rumah sakit, dan mungkin sekarang dia sudah tidur.     

Rong An tidak punya pilihan selain memulai pencarian kamar demi kamar.     

Sampai Rong An mendengar ada keributan di depannya, jadi, dia buru-buru mengangkat kaki dan berlari mendekati keributan itu.     

**     

Ketika Mo Weiyi bangun, dia merasa aneh.     

Ketika Mo Weiyi membuka mata, itu adalah langit-langit putih dan asing baginya. Bagian atasnya adalah lampu kristal gantung, yang penuh dengan kecemerlangan. Ada banyak pita merah dan merah muda tergantung di sampingnya. Dan ada berbagai balon hidrogen merah muda dan merah di sekitarnya .     

Dipenuhi dengan bau aneh yang kuat. Seperti ada aroma psikedelik di udara.     

Jantungnya berdetak kencang, Mo Weiyi buru-buru menundukkan kepalanya, mengangkat selimut dan bangkit.     

Ketika Mo Weiyi mengetahui bahwa gaun itu masih ada di tubuhnya dan dia tidak merasakan sesuatu yang aneh. Hatinya akhirnya sedikit tenang.     

Tapi, di mana tempat ini?     

Suara air yang "berdesir" tiba-tiba terdengar.     

Mo Weiyi buru-buru melihat ke samping.     

Pintu kamar mandi tertutup, seluruh kaca tembus pandang, dan sosok pria itu dapat terlihat jelas di dalamnya.     

Tubuh pria itu terlihat tinggi dan berotot.     

Suara air itu, seolah rasanya sangat aneh.     

Mo Weiyi melihat sekeliling dengan panik.     

Tidak ada keraguan bahwa ruangan itu telah diatur sebelumnya, dengan semua jenis mawar. Dan ketika Mo Weiyi bangun, sudah ada seorang pria di dalam kamar mandi.     

Mo Weiyi telah menikah selama dua tahun, dan dia telah melakukan hal semacam itu berkali-kali. Jadi pada saat ini, dia dapat dengan jelas mengetahui dari reaksinya sendiri bahwa tidak ada yang terjadi.     

Mo Weiyi melepas selimutnya, bangun dari tempat tidur dengan tergesa-gesa. Lalu dia memakai sepatunya, dan mengambil mantel di samping dan mengenakannya di tubuhnya.     

Menemukan tas tangan dan ingin menemukan ponsel untuk menelepon Rong An, tetapi menemukan bahwa ponsel itu hilang.     

Segala macam pikiran melintas satu demi satu. Apakah Mo Weiyi ini diculik?     

Dan penculiknya kini sedang mandi?     

Mo Weiyi rasanya ingin melarikan diri pada saat ini juga!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.