Menikahi Pria Misterius

Rasanya Ingin Memukul Orang Sampai Mati



Rasanya Ingin Memukul Orang Sampai Mati

0"Sudah sejak lama Wanwan menikah, apa kamu pernah melihat keluarga Huo datang?!" Seolah Su Yuntang menyela dengan tajam, lalu dia menambahkan, "Untungnya, biro tidak tahu kalau aku masih memiliki anak perempuan. Bahkan di pernikahan dia dan Tuan Huo, kita tidak diperlakukan dengan layak! Jika berita ini tersebar aku bisa dipermalukan dan ditertawakan! Apa baginya ayah mertuanya ini, apakah ini hanya sebuah lelucon?!"     
0

"Baiklah, baiklah, jangan marah lagi." Sahut Su Yuntang.     

Jiang Yi buru-buru meyakinkan suaminya, "Aku hanya berpikir, meskipun Su Wanwan sudah tidak datang ke rumah begitu lama, setidaknya dia harus kembali untuk menemui ibunya di tahun baru, kan? Anak ini sangat berhati lembut, dia harusnya mau datang, lagi pula kita bisa sekalian merayakan promosi jabatanmu, kan?"     

Berbicara tentang perayaan kenaikan jabatan, seolah wajah Su Yuntang sedikit tergerak.     

Jiang Yi memanfaatkan perayaan ini untuk membujuknya, "Untuk masalah ini, aku tidak rela membiarkan Yanyan kembali ke Cina. Aku takut mereka akan berselisih lagi kalau mereka bertemu. Kemudian mereka akan membuat masalah lagi. "     

Su Yuntang menghela nafas dalam-dalam, dan dia menanyakan, "Bagaimana kabar Yanyan di sana?"     

"Tidak terlalu bagus. Dia bahkan untuk berkomunikasi sehari-hari sangat sulit sekali baginya. Ketika dia pertama kali sampai di sana, dia menelponku dan menangis setiap malam. Tapi, sekarang dia sudah jauh lebih baik dan perlahan-lahan mulai terbiasa. Aku juga sudah bilang ke dia, kalau dia sudah menyadari kesalahannya, aku baru akan mengijinkannya pulang ke Cina. Kali ini, dia harus merenungi dengan benar. Kedepannya kurasa dia tidak akan pernah bisa lagi tinggal dengan Su Wanwan.     

Su Yuntang hanya mengangguk.     

Sampai tiba-tiba ponselnya berbunyi, Su Yuntang mengangkat telepon dan menjawab telepon, "Halo pak Chen, ada apa?"     

Jiang Yi bangkit dan meletakkan semua pakaian di sofa, ketika Su Yuntang berkata, "Oke, oke, aku akan ke sana sekarang."     

Jiang Yi menoleh dan seolah menatap suaminya dengan heran. Kemudian dia bertanya, "Apa yang terjadi?"     

"Aku mau pergi ke Hotel Nancheng sekarang. Beberapa pemimpin di kota sedang menungguku di sana." Su Yuntang mengangkat selimut dan segera turun dari tempat tidur.     

"Tapi tubuhmu belum sehat." Imbuh Jiang Yi.     

"Demamku sudah reda, jadi tidak apa-apa." Jawab Su Yuntang.     

Jiang Yi bertanya, "Apa perlu aku menemanimu?"     

"Tidak, aku akan langsung pulang setelah makan. Kali ini aku juga mau berbicara tentang beberapa pekerjaan. Kalau kamu ikut pergi, nanti kamu akan merasa canggung di sana." Ujar Su Yuntang.     

"...Baiklah." Jiang Yi kemudian mengangguk, sebenarnya dia merasa sedikit tidak rela karena suaminya masih sakit.     

Selama bertahun-tahun, sebagai istri keluarga Su, dia sudah menjalani kehidupan yang selalu dimanjakan. Suaminya memiliki karir yang begitu sukses, dan seolah penampilannya memang tak terbatas.     

Su Yuntang juga sangat baik padanya, bahkan jika hal besar seperti yang terjadi terakhir kali, suaminya tidak kasar padanya. Hanya memberitahunya beberapa kata setelah kejadian itu, bahkan kata-katanya tidak terlalu kasar.     

Tapi Jiang Yi selalu merasa tidak nyaman di hatinya.     

Karena apa?     

Yan Jin sudah lama meninggal. Dia sudah mati selama dua puluh tahun. Mengapa hatinya masih tidak bisa tenang?     

Menunggu Su Yuntang berpakaian, Jiang Yi menyerahkan kopernya dan tiba-tiba berkata, "Suamiku, apa pendapatmu tentang anak kedua yang aku sebutkan terakhir kali?"     

Su Yuntang tercengang sejenak, kemudian dia menjawab, "Bukankah aku sudah menolak masalah ini?"     

"Tetapi aku pergi ke rumah sakit untuk memeriksa tubuhku. Dokter mengatakan, bahwa kesehatanku sangat baik dan aku masih bisa memiliki anak lagi." Sahut Jiang Yi.     

"Kamu sekarang dianggap sebagai ibu lanjut usia, dan kemungkinan besar sangat sulit untuk memiliki anak kedua." Kata Su Yuntang.     

"Aku baru berumur empat puluh tahun, jadi aku tidak perlu bekerja keras. Selain itu, untuk keluarga Su, apa pun yang aku lakukan, sekeras apa pun aku bekerja. Aku rela melakukannya, Yuntang. Jiang Yi menjawab suaminya dengan suara lembut dan seolah terlihat mata yang bermartabat. Kemudian dia melanjutkan, "Aku selalu ingin memiliki seorang putra, kamu tahu itu."     

Seolah wajah Su Yuntang tergerak, lalu dia berucap, "Jiang Yi, aku benar-benar berhutang padamu selama ini, tetapi tentang anak kedua. Mari kita bicarakan nanti. Aku baru saja menjabat, dan aku benar-benar tidak punya energi untuk membahasnya."     

"Oke." Jiang Yi tidak memaksanya.     

Setelah pasangan itu berbicara, mereka turun, dan membawa Su Yuntang ke dalam mobil untuk pergi. Jiang Yi melambaikan tangannya dan tersenyum seolah penuh arti.     

**     

Su Yuntang bergegas ke Hotel Nancheng dengan mobil, tetapi ketika dia akan tiba, persimpangan tiba-tiba mulai macet.     

Dengan melihat jam di layar ponselnya, ternyata Su Yuntang sudah terlambat.     

Su Yuntang menunggu lima menit lagi, lalu mendorong pintu dan segera keluar dari mobil.     

Sopir itu tampak terkejut, dan berkata, "Tuan?"     

"Aku akan berjalan, dan kamu akan menyusul ke hotel nanti." Sahut Su Yuntang.     

"Baik, Tuan." Kata Sopir.     

Su Yuntang langsung turun dari mobil dan dengan cepat menyebrang lalu lintas ke sisi jalan.     

Hari ini adalah hari ke dua puluh sembilan tahun baru imlek, di jalanan penuh dengan orang-orang yang menjual barang-barang Tahun Baru. Dan semua orang tampak tersenyum.     

Tapi Su Yuntang tidak bisa tertawa sama sekali.     

Lagi pula, dia baru saja menjabat. Pemimpin lama biro membawa beberapa pemimpin kota untuk makan malam hari ini. Dan dia merupakan direktur yang baru saja diangkat, jika dia terlambat, dia pasti akan dicap dengan jijik.     

Bahkan jika Su Yuntang merasa tidak enak badan, itu bukan alasan yang tepat untuk terlambat.     

Selama bertahun-tahun, Su Yuntang telah berpikir keras, dan setiap langkahnya dirasa sangat sulit. Tetapi jika dia mendapatkan kedudukannya semakin tinggi. Dia berpikir, bahwa dia akan memiliki lebih banyak kekhawatiran. Dan dia tidak bisa bersantai sama sekali...     

Su Yuntang sedang berjalan dan tiba-tiba berhenti.     

Su Yuntang melihat sosok merah yang akrab di depannya, seolah matanya lurus, dengan ekspresi wajahnya yang terlihat terpana. Dan seolah bibirnya berubah menjadi putih inci demi inci.     

Akhirnya, Su Yuntang membuka mulutnya seolah dengan ragu dan memanggil, "Yan Jin?"     

Wanita di depan sepertinya berhenti.     

Jantung Su Yuntang mulai berdetak kencang, dan seolah kejutan awalnya berubah menjadi kegembiraan yang melonjak.     

Su Yuntang dengan cepat melangkahkan kakinya, mencoba mengejar. Dan pada saat yang sama, dia terus berteriak, "Yan Jin, apa itu kamu Yan Jin? Yan Jin!"     

Tiba-tiba, sesuatu menghantam tubuhnya dengan keras.     

Su Yuntang seolah hanya merasakan kegelapan di depannya, tubuhnya tiba-tiba bergerak maju. Dan dia tiba-tiba jatuh ke tanah, dia benar-benar pingsan.     

Di jalan yang penuh dengan keramaian, seseorang tiba-tiba mulai berteriak, "Aku menabrak seseorang! Aku menabrak seseorang!"     

**     

Di bangsal.     

Su Wanwan duduk di sofa, dengan menonton episode serial TV, dan juga makan beberapa potong jeruk.     

Kemudian Su Wanwan menyesalinya. Dia berpikir, seharusnya dia tidak perlu datang ke sini!     

Kunjungan macam apa ini!     

Terlihat jelas, Xiao Yebai adalah seorang pasien, tetapi dia tidak menyambutnya sama sekali.     

Pria itu hanya berbaring di ranjang rumah sakit seolah dengan sangat dingin. Dia tidak menonton TV, tidak makan, atau berbicara, lebih seperti mumi.     

Su Wanwan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bangun, kemudian dia berkata, "Tuan Xiao, aku mau pulang dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.