Menikahi Pria Misterius

Mendekatlah



Mendekatlah

0Huo Jingshen mencibir lagi, kemudian dia berkata, "Sekarang kamu baru merasa aku yang terbaik?"     
0

"Iya. Suamiku, pokoknya kamu yang terbaik!" Su Wanwan tersenyum manis.     

Hehe, semakin lama Su Wanwan menikah. Semakin dia merasa kalau Huo Jingshen adalah pria yang baik. Dengan ucapan dan kata-kata manis saja, suaminya sudah sangat bahagia. Bahkan, suaminya juga membebaskannya untuk melakukan sesuatu. Ia benar-benar merasa sangat beruntung. Jadi ia mengambil kesempatan ini, dengan mengatakan, "Suamiku, uang jajanku habis."     

Siapa sangka...     

"Dua hari lagi malam tahun baru dan kamu akan diberi uang pada saat itu." Sahut Huo Jingshen.      

Su Wanwan tercengang. Apa suaminya ini mempermainkannya seperti anak kecil? Masih diberi uang Tahun Baru? Tapi… Yang penting itu uang, tidak apa-apa!     

Su Wanwan mengambil kesempatan untuk berbicara dengan keras, "Kalau begitu, kamu bisa memberiku uang yang banyak. Aku tidak mau jika kurang dari 10.000 yuan."     

Huo Jingshen tercengang dan terdiam sejenak.     

Perempuan ini.     

"Apa kamu dengar?" Su Wanwan segera mendesaknya.     

Huo Jingshen hanya bisa menjawab, "Iya."     

Baru saat itulah Su Wanwan merasa lega.     

*     

*     

Di sisi kota lain, keluarga Qiao.     

Di kamar, Qiao Zixin menutup telepon dan dengan cepat menekan nomor lain.     

Qiao Zixin tidak tahu siapa pemilik nomor ini. Dia hanya tahu kalau itu adalah seorang wanita. Suatu malam, dia meneleponnya tanpa alasan dan tidak memberitahu namanya. Nomor ini seolah sangat misterius.     

Mendengar suara Qiao Zixin, wanita itu langsung terkekeh. Lalu dia berucap, "Nona Qiao, apa gagal lagi?"     

Memikirkan kegagalan di klub terakhir kali, Qiao Zixin mengerutkan kening. Dan dia menjelaskan detail, "Karena gadis ini dianiaya oleh kakekku terakhir kali. Dia tidak mau kembali ke keluarga Su. Jadi aku tidak punya kesempatan untuk bertemu dengannya sama sekali. Terakhir kali, aku sudah membayar seseorang untuk membiusnya, tetapi siapa sangka kalau Huo Jingshen datang dan membawanya pulang."     

"Maksudmu, Huo Jingshen sudah mengetahui apa yang terjadi di klub pada saat itu?" Tanya wanita itu dengan penasaran.     

"Bagaimana mungkin? Aku sudah lama mengenal pelayan itu. Dia sangat bisa diandalkan. Dia sudah membantuku berkali-kali sebelumnya, dan saat itu tidak ada kamera pengawas di koridor." Jawab wanita itu.     

Ada keheningan sesaat di telepon, kemudian wanita itu berkata lagi, "Karena Su Wanwan dibius, dia pasti akan mencari tahu. Apa menurutmu Huo Jingshen tidak akan meragukan pelayan di sana?"     

"Tapi aku bertanya pada pelayan. Huo Jingshen belum pernah ke klub dalam beberapa hari terakhir. Seharusnya akan baik-baik saja, kan?" Imbuh Qiao Zixin.     

"Nona Qiao, kamu terlalu polos! Apa kamu pikir dengan masalah sepele seperti itu, apa dia harus mengunjungi tempatnya secara langsung?" Kata wanita itu dengan ketus.     

Ekspresi malu mulai muncul di wajah Qiao Zixin, kemudian dia merespon, "Tapi baik Su Wanwan mau pun Tuan Huo mereka tidak datang menemuiku selama beberapa hari ini. Barusan saat aku menelpon Su Wanwan, reaksinya normal. Tidak ada yang berbeda dari biasanya."     

"Nona Qiao, urus saja urusanmu sendiri." Sahut wanita itu.     

Qiao Zixin terkejut, kemudian dia membalas, "Apa maksudmu?"     

"Kerja sama kita berakhir di sini, selamat tinggal." Imbuh wanita itu.     

"Tunggu sebentar. Halo, namamu siapa, dan kenapa kamu mencariku sebelumnya? Apa maumu? Halo?" Tanya Qiao Zixin dengan penasaran.     

Wanita itu tertawa dua kali, dan telepon ditutup.     

Qiao Zixin panik sebentar, dan buru-buru menelepon kembali, siapa sangka...     

"Maaf, nomor yang Anda tuju tidak ada."     

"Tidak ada?" Kata Qiao Zixin.     

Qiao Zixin langsung menutup telepon dan melihat rangkaian nomor ponsel dengan hati-hati.     

Saat Qiao Zixin menelpon lagi, suara wanita mekanik yang sama yang menjawab.     

Setelah menutup telepon, Qiao Zixin merasakan seolah ada hawa dingin yang menakutkan di punggungnya.     

"Dari mana asalnya gadis ini, bagaimana bisa Su Wanwan berhubungan dengan wanita misterius seperti itu…"     

*     

*     

Hari berikutnya.     

Setelah bangun pagi, lalu bersih-bersih, kemudian Huo Jingshen mengantar Su Wanwan ke rumah sakit.     

Dalam perjalanan, Su Wanwan menelpon Mo Weiyi dan menanyakan kondisi Xiao Yebai.     

Setelah menutup telepon, Su Wanwan bertanya dengan serius, "Xiao Yebai katanya mengalami pendarahan perut, lebih baik kita bawakan apa?"     

Huo Jingshen seolah berkata dengan sangat dingin, "Kalau pendarahan perut membutuhkan perawatan infus. Jadi dia hanya bisa makan makanan yang cair, tidak bisa makan apa pun yang kamu berikan."     

"Kalau begitu... belikan dia bunga saja." Sahut Su Wanwan.     

Hanya bisa begini.     

Su Wanwan mengirim pesan WeChat di grup, [Yiyi, aku berencana membeli seikat bunga dan membawanya ke rumah sakit.]     

Siapa sangka...     

Mo Weiyi: [Jangan, teman-teman sekelasnya datang kemarin dan membeli seikat bunga lili. Dia membuangnya, katanya aromanya menyengat.]      

Su Wanwan terdiam sejenak.     

Akhirnya, setelah memikirkannya, Su Wanwan pergi untuk membeli seikat mawar merah.     

Bagaimana pun, itu satu-satunya bunga favorit Mo Weiyi. Jika Presiden Xiao tidak menyukainya, biarkan saja Mo Weiyi yang membawa bunga itu pulang.     

*     

*     

Di dalam Bangsal.     

Mo Weiwei meletakkan ponselnya, dan dia mengatakan, "Sebentar lagi tuan Huo akan datang menjengukmu."     

"Tidak perlu." Sahut Xiao Yebai.     

"Dia sudah menuju ke sini." Setelah Mo Weiyi selesai berbicara, dia seolah memandang pria yang acuh tak acuh dan lemah di ranjang rumah sakit. Lalu dia melanjutkan, "Wanwan adalah sahabat terbaikku. Kamu harus lebih ramah padanya nanti."     

Xiao Yebai mengangkat kelopak matanya, nadanya datar dan tenang. Kemudian dia berkata, "Apa menurutmu pantas membiarkan suamimu bersikap ramah pada sahabatmu?"     

Mo Weiyi tercengang dan terdiam sejenak.     

Kenapa rasanya yang tidak pantas adalah membiarkan mulutnya berbicara?     

Ah sudahlah.     

Mo Weiyi mengambil mangkuk kecil, dengan mengatakan, "Apa kamu masih ingin makan?"     

Di pagi hari, Mo Weiyi membawa jamur dan bubur ayam yang dimasak oleh Bibi Zhou. Karena Yebai tidak bisa memakannya sekarang. Bibi Zhou memotong ayam menjadi potongan-potongan kecil, dan memasaknya dengan bubur nasi agar lengket dan cair. Dan Mo Weiyi juga sudah memberinya makan semangkuk kecil sekarang.     

Xiao Yebai tiba-tiba memanggilnya, "Yiyi."     

"Apa?" Sahut Mo Weiyi.     

Xiao Yebai mengulurkan telapak tangannya, dengan berkata, "Kemarilah."     

Mo Weiyi meletakkan mangkuk kecil itu dan berjalan mendekat. Lalu dia menanyakan, "Apa kamu mau ke kamar mandi, atau..."     

Tangannya langsung ditarik olehnya.     

Pria itu berkata dengan nada rendah, "Mendekatlah."     

"Kenapa?" ​​Jantung Mo Yiyi berdetak lebih cepat dalam sekejap.     

Dari kemarin hingga sekarang, Xiao Yebai sudah menggodanya beberapa kali.     

Mo Weiyi tahu apa yang ingin dilakukan pria ini, tetapi dia hanya pura-pura tidak tahu!     

Setiap kali pria ini menggodanya, Mo Weiyi akan mencoba untuk mencegahnya!     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.