Menikahi Pria Misterius

Apa Aku Ada Bilang Kalau Aku ke Rumah Sakit Untuk Menjenguknya?



Apa Aku Ada Bilang Kalau Aku ke Rumah Sakit Untuk Menjenguknya?

0Dalam perjalanan pulang, Mo Weiyi tidak banyak bicara.     
0

Rong An melirik kaca spion ke arah Mo Weiyi berulang kali dan tetap mengendarai mobil dengan hati-hati.     

Setelah sampai di vila Lishuiwan, Mo Weiyi meminta pelayan untuk memindahkan kopernya ke kamar tidur ke dua.     

Hari sudah larut malam. Mo Weiyi berjalan ke kamar mandi dan melepas mantelnya. Dia menemukan kalau masih ada beberapa noda darah di lehernya, termasuk kemeja putihnya.     

Sekilas, itu mengejutkan dirinya.     

Mo Weiyi melihat darah itu, dan seolah-olah ada seorang pria yang berada di depan matanya, dengan menekannya ke pintu.     

Seolah mata Mo Weiyi menatap dalam, dan seperti ada gelombang gelap yang bergelombang. Meskipun dia berusaha keras untuk melupakan kejadian tadi. Dia sekarang jelas-jelas tampak sedang marah.     

Mo Weiyi tidak mengerti. Sebelumnya, dia mengatakan dengan sangat bebas kalau dia ingin mengajukan cerai secara langsung. Kenapa sekarang, Xiao Yebai sangat marah ketika dia benar-benar membuktikannya? Bahkan sampai-sampai dia muntah darah?     

**     

Keesokan paginya.     

Bibi Zhou sedang memasukkan termos ke dalam sebuah tas.     

Melihat Mo Weiyi turun, Bibi Zhou segera berkata, "Putri, aku sudah bertanya kepada dokter. Tuan Xiao akan berpuasa selama beberapa hari. Jadi, aku memasak sup ayam untuknya. Dan tolong antarkan sup ini ke Tuan Xiao."     

Mo Weiyi mengerutkan bibirnya, lalu dia menjawab, "Apa aku harus mengantarkan sup ini untuknya?"     

"Ya." Jawab Bibi Zhou.     

"Apa aku ada bilang kalau aku akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya?" Mo Weiyi berbalik dan meregangkan tubuh dengan malas. Dan dia melanjutkan, "Matahari sangat mendukung hari ini. Bibi Zhou, bantu aku menyeret kursi ini ke balkon. Aku ingin membaca buku di sana."     

"...Oke." Bibi Zhou hanya bisa setuju.     

Sup ayam akhirnya dikirim oleh sopir ke rumah sakit.     

Saat itu, di bangsal rumah sakit. Zhan Yao menatap Xiao Yebai, dan dia berkata, "Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kata dokter, kalau kamu muntah darah lagi tadi malam?"     

"Aku tidak boleh mati." Seolah suara pria itu dingin, dan wajahnya bahkan lebih dingin.     

Dari pagi, cuaca cukup dingin di Nancheng. Tapi Zhan Yao sekarang merasa kalau bangsal itu seperti gudang es. Saat ini, seolah ada angin dingin bertiup ke arahnya, membuat punggungnya menggigil kedinginan.     

Dengan melontarkan batuk sebanyak dua kali, Zhan Yao berjalan di sekitar bangsal.     

Benar saja, itu memang bangsal VIP tingkat tinggi. Itu lebih mewah dari rumah yang Zhan Yao tinggali dulu. Memang mewah, tapi...     

Kenapa bangsal ini begitu kosong, bahkan seikat bunga pun tidak ada?     

Zhan Yao tidak tahan lagi, dan dia mengatakan, "Kenapa kamu sendirian di sini? Di mana putri kecilmu? Kenapa kamu tidak memiliki seorang pelayan? Seharusnya tidak begini, presdir keluarga Mo yang bermartabat, apa begitu menyedihkan berada di keluarga Mo sampai kamu sakit?"     

Seolah Xiao Yebai terus berbicara dengan dingin, dan dia menjawab, "Bukankah kamu bilang, kalau dia tidak bisa datang hari ini?"     

Zhan Yao terbatuk dua kali, "Oke, oke, sobatku, aku sengaja berbohong padamu kemarin. Ku dengar kalau Tian Ye dan Putri ke sini tadi malam. Kenapa mereka..."     

"Masih berani menyebutkan nama Tian Ye?" Tanya Xiao Yebai.     

Zhan Yao seolah merasa kedinginan lagi di punggungnya, dan dia bergegas bertanya balik, "Ada apa?"     

Xiao Yebai seolah menyipitkan mata hitamnya dan memalingkan wajahnya keluar jendela.     

Tiba-tiba Zhan Yao berkata, "Tidak mungkin. Apa kamu dan putri kecil memiliki konflik karena Tian Ye ?"      

Xiao Yebai masih tidak berbicara.     

Tapi seolah jawabannya sudah terlihat jelas.     

Zhan Yao menampar pahanya, dan dia mengatakan, "Brengsek, kalau begitu aku sudah terlalu banyak berbuat dosa. Yang ku pikirkan adalah membiarkan Tian Ye datang ke      

rumah sakit agar bisa membuat Putri cemburu. Dan supaya dia tahu, kalau kamu ini masih sangat populer dikalangan wanita. Lagi pula, saat ada wanita yang berada di sekitar kita, itu bahkan jauh lebih baik. Aku juga ingin membuat Putri bisa menghargai dirimu!"     

Zhan Yao dengan menunjuk Xiao Yebai, dia masih melanjutkan, "Menurutku, dengan karakter cemberutmu itu, kamu pasti tidak menjelaskan apa pun pada Putri, kan? Jadi putri kecil itu salah paham kalau kamu berselingkuh dengan Tian Ye? Ayolah, kenapa kamu diam saja? Sobat, jangan sulit untuk membuat sebuah kesempatan baik untukmu. Kalau kamu hanya diam seperti ini, lebih baik kamu bunuh diri saja sana. Kalau kamu terus diam dan bodoh seperti ini, siapa yang mau datang menjengukmu? Putri itu adalah Istrimu, kenapa kamu harus seperti ini? Kenapa kamu harus sedingin ini pada istrimu sendiri?"     

Setelah berbicara lama, Xiao Yebai masih tidak bereaksi sama sekali.     

Saat itu hampir jam sembilan, dan keluarga Mo masih belum datang berkunjung. Seketika... Zhan Yao melihat kalau dia benar-benar "Menyedihkan" Dan setelah memikirkannya, dia mengeluarkan ponselnya, dengan mengatakan, "Kalau begitu, kamu istirahatlah dengan baik. Aku mau keluar."     

...     

Di luar bangsal, Zhan Yao menelepon Mo Weiyi. Dan dia berkata, "Putri, apakah kamu sekarang di Vila Lishuiwan?"     

"Ada urusan apa?" Tanya Mo Weiyi.     

"Tidak apa-apa, sampai jumpa lagi." Zhan Yao menutup telepon setelah berbicara.     

**     

Mo Weiyi meletakkan ponselnya, kemudian dia mengambil buku dan terus membaca.     

Angin bertiup kencang hari ini, sehingga langit di Nancheng sampai tertiup menjadi sangat biru. Tidak ada awan sama sekali.     

Jendela kaca besar menghalangi semua angin dingin dari luar. Dan matahari musim dingin yang hangat langsung memantulkan ke dalam ruangan, dengan memancarkan sedikit kecemerlangan di lantai.     

Mo Weiyi berbaring di kursi dengan selimut tebal dan lembut menutupi tubuhnya. Setelah membaca buku sebentar, dia merasa sedikit mengantuk.     

Tiba-tiba telepon berdering lagi.     

Mo Weiyi mengangkat ponselnya dengan tidak sabar. Di layar ponsel itu tertera nama…     

Ling Zhizhou?     

"Halo." Sapa Mo Weiyi.     

"Kakak, aku sudah sampai di Desa Xuyuan. Kamu di mana?" Tanya Ling Zhizhou.     

"Hah?" Mo Weiyi mengerutkan kening, lalu dia melanjutkan, "Tapi aku pulang kemarin."     

"Benarkah?" Suara Ling Zhizhou terdengar sedikit kecewa, dan dia berkata lagi, "Kebetulan sekali, padahal aku sudah memberitahumu kemarin kalau aku akan mencarimu dalam dua hari ke depan."     

Mo Weiyi menjawab, "Maaf, Suamiku tiba-tiba masuk rumah sakit, jadi..."     

"Apa Tuan Xiao baik-baik saja?" Ling Zhizhou segera bertanya.     

"Itu bukan masalah besar." Mo Weiyi enggan mengatakan lebih banyak, "Aku ada urusan sekarang. Mari kita bertemu lagi jika ada waktu lain kali."     

"Oke, Kakak. Jaga kesehatanmu." Ucap Ling Zhizhou.     

"Oke." Sahut Mo Weiyi.     

**     

Halaman di Desa Xuyuan.     

Setelah menutup telepon, wajah tampan Ling Zhizhou berangsur-angsur berubah suram.     

Jari-jarinya mencengkeram telepon dengan erat, seolah punggung tangannya membeku hitam. Tetapi persendiannya memutih karena kekuatan itu.     

Entah sudah berapa lama Ling Zhizhou terdiam, tiba-tiba seolah terdengar ada suara dingin nan memesona di sebelahnya, "Apa? Gagal lagi?"     

Ling Zhizhou tiba-tiba berbalik, lalu dia berkata, "Apa kamu terus mengikutiku?"     

Pria itu berpakaian hitam, seolah dia mengangkat bibirnya yang tipis dengan dingin. Dan dia mengatakan, "Zhizhou, sudah berapa kali aku memberitahumu. Kamu tidak bisa melakukannya dengan cara seperti ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.