Menikahi Pria Misterius

Weiyi, Kamu Sedang Cemburu



Weiyi, Kamu Sedang Cemburu

0"Tian Ye, kamu pulang saja dulu." Suara dingin pria yang tiba-tiba terdengar membuat Tian Ye malu untuk sesaat.     
0

Tian Ye menjawab dengan ragu, "Tapi kamu..."     

"Istriku ada di sini." Xiao Yebai mengatakan ini padanya dengan nada ringan, tetapi matanya tertuju pada wajah Mo Weiyi.     

Tian Ye mengepalkan jari-jarinya dan mencoba berkata dengan anggun, "Kalau begitu, aku pulang dulu. Yebai, ingat kata-kata dokter. Istirahatlah dengan baik, dan jangan pernah menganggap sepele kesehatanmu lagi."     

Xiao Yebai duduk di sana tanpa ekspresi, ketika dia mendengar ini, matanya masih tertuju pada Mo Weiyi, dan tidak ada reaksi sama sekali.     

Di sisi lain, Mo Weiyi sedang melihat ke arah Tian Ye.      

Seolah mata kucingnya yang jernih, rasa malu Tian Ye semakin terlihat jelas. Dia pikir dia salah karena sudah datang ke sini. Seharusnya dia tidak boleh datang ke sini.     

Tapi dia membenci hatinya yang lemah, ketika dia mendengar Zhan Yao bilang kalau Xiao Yebai sendirian di rumah sakit tanpa ada yang merawatnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bergegas ke sini.     

Meski Xiao Yebai tidak mengatakan sepatah kata pun setelah Tian Ye memasuki ruangan, dia tetap senang bisa datang. Tian Ye bahkan mengira Yebai diam karena dia sedang sakit.     

Sebelum memasuki bangsal, Tian Ye langsung pergi ke kantor untuk bertanya kepada dokter, tentang penyakit perut Xiao Yebai yang sudah dia miliki selama bertahun-tahun. Dan kali ini, pendarahan perutnya sangat serius.     

Baru saja Tian Ye ingin memberinya air minum, tetapi begitu Tian Ye duduk, Mo Weiyi datang. Dan Mo Weiyi langsung mulai berbicara...     

Sungguh ironis kedatangannya.     

Tian Ye menarik napas dalam-dalam, pergi untuk mengambil tas dan jaketnya, saat hendak berbalik dan pergi...     

"Tian Ye." Suara Xiao Yebai tiba-tiba terdengar lagi.     

Hati Tian Ye tergerak, dia buru-buru melihat ke arah pria itu.     

Pria di ranjang rumah sakit itu seolah memiliki alis dan mata yang dingin, suaranya begitu tenang sehingga tidak ada penekanan sama sekali, "Aku tidak tahu kalau Zhan Yao      

menelponmu, aku akan bilang kepadanya jangan melakukan hal seperti ini lagi ke depannya, ini bisa saja mengakibatkan adanya kesalahpahaman."     

Tian Ye terdiam sejenak. Kemudian dia menganggukkan kepalanya, dia berbalik dan pergi dengan tergesa-gesa.     

Suara sepatu hak tinggi yang menginjak tanah terdengar sangat keras.     

Tapi Tian Ye tidak bisa peduli dengan apa yang sudah terjadi barusan. Dia hanya bergegas keluar dan pergi dengan cepat. Dia berjalan di sepanjang koridor tanpa melihat ke belakang lagi.     

Rong An melirik punggung wanita itu, mengangkat kakinya, lalu menutup pintu bangsal.     

**     

Di bangsal.     

Pintu yang dibuka sudah ditutup kembali.     

Mo Weiyi berdiri di sana sampai suara berat pria itu tiba-tiba terdengar, "Kemarilah." Dan Mo Weiyi tidak menjawabnya.     

"Yiyi." Xiao Yebai memandangi wajah kecil Mo Weiyi yang lembut namun seolah tampak dingin dan membuka bibirnya yang tipis. Dia mengatakan, "Aku sangat haus, apa kamu bisa memberiku air?"     

Mo Weiyi langsung mengingat tindakan Tian Ye tadi, ketika dia baru saja memasuki ruangan. Dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata dengan sinis, "Mau minum air? Bukankah lebih baik menelpon Tian Ye kembali?"     

Seolah garis besar pada wajah Xiao Yebai tidak berubah, lalu dia menjawab, "Yiyi, apa kamu cemburu?"     

Mo Weiyi kemudian bertanya balik, "Xiao Yebai, sebagai Suamiku, kamu dan wanita lain sendirian di ruangan yang sama, apa menurutmu ini hal yang benar? Pernahkah kamu memikirkan perasaanku sebagai seorang istri? Jangan lupa, kita belum bercerai!"     

"Aku tidak tahu dia akan datang." Tanggapan pria itu masih dingin.     

"Hmph." Mo Weiyi mencibir dengan dingin, dan berkata lagi, "Bukankah dia sudah memberimu air?"     

"Aku belum sempat minum." Kata Xiao Bai.     

"Apa maksudmu, jika aku tidak datang, kamu akan minum?" Mo Weiyi langsung mengambil celah dalam kata-katanya, "Xiao Yebai, aku akan memberitahumu sekarang, selama kita belum bercerai. Kamu Xiao Yebai, akan selalu menjadi satu-satunya pria yang ku miliki! Kamu harus minta maaf jika sudah melakukan hal seperti ini! Tidak peduli siapa pun yang kamu suka, kamu tetap menjadi milikku dan hanya aku yang boleh mengendalikanmu termasuk bagian bawahmu itu!"     

Ruangan ini seketika menjadi tenang.     

Setelah Mo Weiyi selesai berbicara, baru saat itulah dia menyadari kalau barusan... dia benar-benar mengatakan sesuatu hal yang dianggap tabu itu.     

Sebenarnya, Mo Weiyi tidak menolak untuk membicarakan hal-hal seperti itu. Lagi pula, pada tahun-tahun di sekolah menengah itu. Dia dan Su Wanwan seolah memberontak dengan ganas untuk membicarakan hal tersebut.     

Dibandingkan dengan perilaku memberontak seperti pergi ke klub malam, belajar merokok, belajar minum, berkelahi. Tapi Mo Weiyi suka mengumpat seolah dia seperti preman.     

Tapi Mo Weiyi selalu menjaga citra seorang Putri yang manis dan cantik di depan Xiao Yebai, bahkan jika dia tertangkap di bar sekali, dia selalu berbicara dengannya dengan sangat ramah dan lembut.     

Ini adalah pertama kalinya dia berkata hal seperti itu di hadapan Xiao Yebai...     

Seolah melihat mata gelap dan dalam Xiao Yebai, Mo Weiyi tiba-tiba merasa malu. Mo Weiyi tahu kalau dia sangat tidak tenang sekarang. Tetapi dia tidak menyangka kalau dia tidak bisa menahannya dan tidak bisa mengendalikan amarahnya.     

Benar saja, Xiao Yebai menatapnya, membuka bibir tipisnya. Dan dia segera mengatakan, "Yiyi, kamu cemburu."     

Kali ini, kalimat ini terlihat seperti kalimat afirmatif yang menguatkan dugaan pria itu. Dan Mo Weiyi langsung memalingkan wajahnya, seolah dia tidak ingin melihat wajah pria itu     

Ruangan itu kembali sunyi.     

Tapi segera, Mo Weiyi membalikkan wajahnya lagi, dan berkata, "Xiao Yebai, hubunganmu dengan sepupuku sudah sampai mana?"     

Mendengar ini, pria yang tanpa ekspresi sejak dia memasuki ruangan, akhirnya memiliki sedikit perubahan pada ekspresinya.     

Xiao Bai seperti menyipitkan mata hitamnya, kemudian dia menjawab, "Apa kamu tahu tentang hal ini?"     

"Ya, bahkan jika kamu mencoba untuk menyembunyikannya dariku. Aku masih bisa tahu. Jadi sekarang aku ingin bertanya, sudah sampai mana hubunganmu dengan Qu Yunyao? Apa yang telah kamu lakukan dengannya? Hari itu, apa yang terjadi di taman belakang?"     

"Aku dan dia tidak melakukan apa pun." Jawab singkat Xiao Bai.     

Dibandingkan dengan pengakuannya yang seolah terus-menerus memerasnya, Xiao Yebai akhirnya memilih untuk menjawab dengan enam kata ini.     

Tentu saja, dengan jawaban yang begitu singkat, itu tidak mungkin bisa memuaskan perasaan Mo Weiyi.     

Mo Weiyi merespon dengan cepat, lalu dia berkata, "Lalu kenapa kamu menyembunyikannya dariku?"     

Xiao Yebai menatapnya, seolah matanya dalam dan tenang, tanpa lensa yang menutupinya. Dan mata itu seperti laut terdalam di malam yang suram.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.