Menikahi Pria Misterius

Bagaimana Kondisi Suamiku?



Bagaimana Kondisi Suamiku?

0Mo Weiyi mengepalkan jarinya.     
0

Untuk pertama kali dalam hidupnya, dia merasa sangat sedih, seolah dia hampir tidak bisa bernapas.     

...     

Akhirnya tiba di Rumah Sakit Nangong.     

Ketika mobil berhenti, Mo Wei masih terdiam duduk di kursi belakang, tidak bergerak untuk beberapa saat.     

"Putri, kita sudah sampai di rumah sakit." Rong An menoleh dan menatap gadis muda itu dengan ekspresi terkejut.     

Mo Weiyi akhirnya tersadar, dia mengulurkan tangan dan mendorong pintu mobil.     

Bahkan Mo Weiyi lupa membawa barangnya.     

Ketika Mo Weiyi turun dari mobil, kakinya terasa lemas, dan dia terjatuh.     

Suara "Bruk" membuat Rong An sedikit terkejut. Dia langsung keluar dari mobil dengan tergesa-gesa, berlari dan membantu Mo Weiyi berdiri. Dengan berkata, "Putri, kamu baik-baik saja?"     

Mo Weiyi menggelengkan kepala kecilnya, dan kemudian, seolah-olah dia tidak apa-apa, jadi dia menepuk-nepuk pakaiannya.     

Rong An menggandengnya untuk berdiri, mengambil mantel dan juga tas dari kursi mobil. Setelah mengenakan mantelnya, Mo Weiyi berbalik dan berjalan menuju gedung rawat inap.     

Rong An segera menutup pintu mobil dan dengan cepat mengikuti Mo Weiyi dengan membawa tasnya.     

...     

Mo Weiyi berjalan keluar dari lift dan mendekat ke pintu Bangsal 2109. Tetapi dia berhenti lagi dengan ragu-ragu.     

Rong An mendekati Mo Weiyi dengan menyerahkan tas tangan, sambil berkata dengan suara rendah, "Putri, aku akan menunggu di luar."     

Mo Weiyi mengangguk.     

Dengan membawa tasnya, Mo Weiyi mengambil napas dalam-dalam, membuang ekspresinya, dan mendorong pintu terbuka.     

Hanya saja, ketika Mo Weiyi melihat ke dalam ruangan ternyata sudah ada seorang wanita. Wajah kecilnya mencoba mempertahankan ekspresi agar tidak sedih, tiba-tiba berubah menjadi dingin dan menakutkan.     

Wanita itu adalah Tian Ye.     

Tian Ye duduk di samping ranjang rumah sakit seperti seorang istri, memegang mangkuk kecil di tangannya dan sendok di satu tangannya. Ketika dia mendengar pintu terbuka, dia berbalik dan melihatnya.     

Ada pun pria di ranjang rumah sakit, dia juga melihat ke depan.     

Sangat terkejut. Wajahnya tanpa ekspresi.     

Tapi yang jelas, pemandangan seperti itu membuat Mo Weiyi merasa sangat tidak nyaman. Meskipun Mo Weiyi sudah tahu, Xiao Yebai tidak akan menyukainya.     

Mo Weiyi baru saja membuat keputusan untuk datang ke sini, meskipun sebelumnya dia pernah bermimpi kalau mereka berdua berjalan bersama setelah perceraian.     

Tetapi, mereka belum bercerai, kan? Tadi Mo Weiyi juga langsung buru-buru datang ke sini dengan rasa sedih yang luar biasa.     

Tian Ye dengan cepat meletakkan mangkuk dan sendok, lalu dia bangkit.      

Tian Ye mengenakan jumpsuit putih dan kemeja bottoming, dia terkesan lembut dan menyenangkan, ekspresinya kaku, dan suaranya pun bahkan terdengar lebih berhati-hati, "Nona Mo, kamu sudah datang."     

Mo Weiyi mengangkat dagunya, berjalan dengan sepatu hak tingginya, berjalan selangkah demi selangkah, terkesan mulia dan glamor.     

Ketika Mo Weiyi sampai di depan Tian Ye, seolah mata kucingnya yang indah dapat menyapu ranjang rumah sakit.     

Xiao Yebai setengah berbaring di samping tempat tidur dengan baju rumah sakitnya, tanpa kacamata, garis wajahnya sedikit pucat, rambut pendeknya sedikit berantakan, dan ada selang infus yang tersangkut di punggung tangannya.     

Tapi meski begitu, itu tidak merusak ketampanannya sama sekali. Justru sebaliknya, wajahnya seperti menambahkan rasa kekaguman yang nyata. Pria ini masih terlihat sangat tampan dan menawan.     

"Bagaimana kondisi suamiku?" Mo Weiyi berkata dengan ringan.     

Mata pria itu bergerak sedikit dan hanya menatap Mo Weiyi tanpa berbicara sedikit pun.     

Tian Ye berkata dengan lembut, "Situasinya sangat buruk. Dokter bilang, untuk selalu mengecek saluran infusnya, memperhatikan diet sehatnya. Dan dia harus istirahat dalam beberapa hari ke depan. Lalu dia harus melakukan gastroskopi ketika situasinya stabil."     

"Kenapa kamu di sini?" Inilah yang sebenarnya ingin ditanyakan Mo Weiyi selanjutnya.     

Tian Ye sedikit mengernyit dan menjawab, "Aku juga baru saja tiba."     

"Yang ku tanyakan adalah, bagaimana kamu bisa tahu kalau Suamiku dirawat di rumah sakit ini?" Mo Weiyi hanya mengatakan satu pertanyaan, tapi satu pertanyaan ini terkesan agresif dan kuat.     

Tian Ye tampak tidak senang, dan di depan Xiao Yebai, dia menjawab, "Aku mendapat telepon, kalau..."     

Mo Weiyi seolah menyipitkan mata kucingnya dan masih menanyakannya, "Telepon dari siapa itu?"     

Tian Ye menggigit bibirnya, dengan gugup dia membalas, "Zhan Yao."     

"Zhan Yao?"     

Mendengar nama ini, Mo Weiyi merasa sangat santai, dan berkata langsung, "Kamu boleh pulang sekarang."     

Tian Ye menatapnya dengan heran.     

Mo Weiyi spontan bertanya setelah melihat ekspresi Tian Ye barusan, "Kenapa? Terkejut? Apa kamu ingin tinggal di sini sebagai istrinya? Status apa yang mengizinkanmu untuk tinggal di sini, hah?"     

"Nona Mo." Tian Ye melirik Xiao Yebai dan menjawab, "Karena kamu bilang kalau kamu adalah Istri Yebai. Maka izinkan ku bertanya, di manakah kamu ketika kecelakaan Yebai terjadi? Jika kamu bisa melakukan tanggung jawab yang terbaik untuk menjadi seorang istri, apa temanku harus datang untuk merawatnya di tengah malam?"     

Mo Weiyi hanya bisa mencibir dan membalasnya, "Jika itu masalahnya, sebagai teman suamiku, kenapa kamu tidak menelponku karena aku istrinya?"     

Tian Ye kehilangan kata-kata, "Aku..."     

"Kenapa kamu tidak memberitahuku? Kamu punya nomorku, kan?" Tanya Mo Weiyi.     

Tian Ye mengatupkan bibirnya lagi dalam sekejap.     

Dengan serangkaian pertanyaan mendesak seperti itu, entah itu momentum atau logika. Mo Weiyi seolah berada di atasnya, dan Tian Ye tidak bisa menjawab sama sekali.     

Tapi Tian Ye hanya bisa terus berkata, "Nona Mo, aku benar-benar tidak tahu nomor teleponmu."     

Benar saja, Mo Weiyi tersenyum lebih dingin dengan beralasan, "Jika itu masalahnya, catat saja nomorku. Barang kali jika sesuatu terjadi pada Suamiku, lain kali kamu bisa menelponku langsung. Sekarang kamu malah menemaninya seolah kamu istrinya. Padahal Suamiku ini pria yang sudah menikah, lalu nona Tian belum menikah, jadi bisa di bilang… "     

Mo Weiyi mengeja kata per kata dengan sangat jelas, "Itu sungguh tidak pantas."     

Bibir Tian Ye hampir tergigit. Dia menatap gadis kecil cantik di depannya.     

Tian Ye bahkan tidak memakai mantelnya, tidak memakai make-up, karena dia datang ke sini dengan tergesa-gesa.     

Namun, beda dengan Mo Weiyi. Dia masih memakai mantel yang serasi dengan roknya. Mantel kotak-kotak berwarna merah dan putih dipadukan dengan rok smock rajutan berwarna putih. Di bawah roknya, betis ramping dan lurus dibungkus dengan stocking yang memiliki warna yang sama. Dari atas sampai bawah itu sangat indah dan sangat detail.     

Dulunya Mo Weiyi berambut ikal sepanjang pinggang, tetapi sekarang rambutnya semi panjang bergaya korea sepanjang bahu. Dengan rambut ikalnya, membuat wajah kecil cantik yang penuh kolagen itu terkesan sangat feminim.     

"Tian Ye, kamu pulang saja dulu." Suara dingin pria yang tiba-tiba terdengar membuat Tian Ye semakin malu untuk sesaat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.