Menikahi Pria Misterius

Perasaan 10 Tahun Hanya Seperti Seekor Anjing



Perasaan 10 Tahun Hanya Seperti Seekor Anjing

Xiao Yebai kembali ke ruang tamu lagi, dan Bibi Zhou buru-buru melangkah maju untuk memberi tahu, "Tuan Xiao, Sang Putri telah pergi ke ruang audio visual di lantai dua."     
0

"Ya." Xiao Yebai menjawab dengan singkat, lalu berbalik dan pergi ke ruang kerja.     

Bibi Zhou terdiam.     

Ini...     

*     

*     

*     

Mo Weiyi menonton dua film cinta baru-baru ini di studionya.     

Selama periode ini, Mo Weiyi menerima telepon dari neneknya, ketika neneknya tahu dia sedang berlibur musim dingin, neneknya mulai berbicara tentang Qu Yunyao.     

Pada akhirnya, Nenek berkata, "Yun Yao, anak ini, benar-benar sudah dirawat oleh bibimu, dan itu seharusnya tidak menyebabkan skandal besar. Lebih baik mengirimnya untuk belajar di luar negeri, dia juga masih muda, jadi dia harus lebih fokus pada studinya."     

Mo Weiyi sambil melihat ke layar lebar dan dia berkata dengan sedikit bercanda, "Nenek, bagaimana kalau aku akan pergi ke kota selatan untuk tinggal bersamamu selama beberapa hari?"     

Tetapi Nenek terdiam sejenak, kemudian dia bertanya,, "Yiyi, ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu?"     

"Tidak, aku hanya merindukanmu." Jawab Mo Weiyi.     

Mendengar kata-kata cucunya, Nenek itu tertawa di telepon, "Biasanya kamu sangat sulit diajak berlibur, bisakah kamu merelakan suamimu?"     

"Kalau begitu aku akan tinggal bersamamu, Nenek, apa kamu senang?" Mo Weiyi hanya bertingkah seperti anak manja.     

Nenek tertawa semakin bahagia sambil berkata, "Tentu saja aku senang bisa ditemani Yiy ku."     

Mo Weiyi segera tersenyum dan menambahkan, "Kalau begitu aku akan pergi menemanimu besok."     

"Baik." Kata Nenek.     

Orang tua itu tinggal di luar, di jalan Lingkar Keenam Selatan di Nancheng, itu adalah pedesaan pinggiran kota, bersih dan elegan, tetapi relatif tertutup.     

Mo Weiyi merasa kalau dari pada tinggal di rumah dan selalu bertengkar dengan seseorang setiap hari, lebih baik kembali ke pedesaan untuk tinggal bersama neneknya.     

Lagi pula, ini sudah hari libur, Su Wanwan pasti akan ditarik oleh Tuan Huo setiap hari, dan dia tidak punya waktu untuk menemaninya.     

Dan sekarang Mo Weiyi sudah berencana untuk pergi menemui neneknya besok pagi. Ketika dia keluar dari kamar mandi, dia melihat seorang pria duduk di sofa kamarnya dengan buku catatan di pangkuannya, pria itu juga mengenakan kacamata datar di wajah, sama seperti sebelumnya setiap hari pemandangan ini selalu terlihat olehnya.     

Mo Weiyi mengerutkan kening dan mengatakan, "Ini kamarku, kenapa kamu masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun?"     

Xiao Yebai menatapnya, nadanya dingin dan datar, "Kamarmu?"     

Mo Weiyi menyangkalnya, "Ya, aku sudah membiarkanmu tidur di kamar utama dan aku akan tidur di kamar kedua untuk sementara waktu."     

"Kenapa?" Pria itu tetap tenang.     

"Kenapa?" Mo Weiyi meremas tangannya, kemudian dia melanjutkan, "Ku pikir aku sudah membuatnya sangat jelas hari itu."     

"Hari itu?" Xiao Yebai perlahan meletakkan bukunya kembali di atas meja, mendorong bingkai kacamata, dan menatapnya dengan anggun, "Apa maksudmu, apa aku tidak boleh menyentuhmu lagi, begitu?"     

Mo Weiyi mengangkat dagunya, langsung menjawab, "Itu benar."     

"Hmph." Xiao Yebai bangkit dan berjalan ke arahnya perlahan dengan kaki panjang.     

Tanpa sadar tangan Mo Weiyi di angkat dan kedua tangannya disatukan, tangannya tampak dingin, tapi itu karena dia baru saja mandi dan tidak memakai bra di balik piyamanya. Piyamanya juga cukup tipis.     

"Jadi." Pria itu memandang rendah gadis muda yang baru saja keluar dari kamar mandi, suaranya rendah dan lugas, "Apa kamu akan benar-benar ingin pisah denganku?"     

"Kamu bisa berpikir begitu jika kamu mau." Mo Weiyi tidak menunjukkan kelemahan.     

Xiao Yebai seolah menyipitkan mata hitamnya, dan mengeluarkan dua kata dari bibirnya yang tipis, "Alasannya?"     

"Xiao Yebai, apa kamu bodoh atau memiliki ingatan yang buruk?" Mo Weiyi tidak bisa menahan cibiran.     

Seolah melihat rasa dingin yang langsung muncul di siluet tampannya karena kata-katanya sendiri, dia benar-benar merasakan kesenangan di hatinya.     

Mo Weiyi berkata dengan pelan-pelan, "Oke, karena itu masalahnya, aku akan memberitahu mu lagi. Tiba tiba aku menyadari kalau selama 10 tahun hidup denganmu, aku hanya seperti seekor anjing, jadi aku tidak ingin bersamamu lagi. Xiao Yebai, sudah selesai, sekarang apa kamu mengerti?"     

"Bohong." Pria itu tiba-tiba mengulurkan tangan, meremas dagunya, sambil mengatakan, "Mo Weiyi, kamu berbohong."     

"Lepaskan aku!" Mo Weiyi kesakitan.     

Pria sialan ini, belakangan ini dia sangat suka bersikap kasar padanya.     

Rahang yang halus itu sangat kesakitan.     

Pria itu sangat kuat, dan tidak lama setelah dia datang ke rumah Xiao, Mo Yaoxiong mengatur pelatih, khusus untuk melatihnya dalam seni bela diri, jadi bagaimana mungkin tidak kuat? Sekarang Mo Weiyi merasakan seolah-olah tulangnya akan patah.     

"Mo Weiyi." Xiao Yebai menatapnya dari jarak dekat, dan suaranya rendah dan hampir seperti hantu, "Kamu benar-benar tidak ingin bersamaku lagi? Apa kamu ingin menyelesaikan permainan ini denganku? "     

"Ya!" Secara alami memberontak, Mo Weiyi menjawab dengan cepat.     

"Oke." Seolah mata Xiao Yebai gelap dan dingin, seolah tak berdasar, seolah bisa menyapunya.     

"Kalau itu masalahnya." Xiao Bai berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu harus menelpon dan memberi tahu Kakek sekarang."     

Mendengar kata-katanya, Mo Weiyi tidak mengerti sejenak, dan dia menjawab, "Apa?"     

Xiao Yebai seolah mengangkat bibir tipisnya dengan dingin, lengkungannya terlalu dingin dan mengejek, dan ada sarkasme, juga cemoohan yang jelas di matanya.     

Xiao Bai berkata, "Katakan, kamu tidak ingin bersamaku lagi karena kamu ingin menceraikanku, setelah perceraian, aku akan mengundurkan diri dari keluarga Mo dan kemudian meninggalkan keluarga Mo."     

Begitu Xiao Yebai mengucapkan kata-kata ini, Mo Weiyi merasa ada sesuatu yang mencengkeram hatinya.     

Mo Weiyi tidak menyangka pria ini begitu kejam.     

Perceraian? Berhenti? Meninggalkan keluarga Mo?     

Kata-kata ini seperti pisau silet yang terus menancap di hatinya, satu per satu, berulang-ulang, dan itu menyakitkan.     

Rasa sakit menyebar ke bagian bawah matanya, dan seluruh lingkaran matanya memerah karena rasa sakit, kemudian air mata mengalir seolah seperti manik-manik dengan benang putus.     

Sesaat kemudian, suara Xiao Yebai perlahan terdengar lagi, "Apa yang kamu tangisi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.