Menikahi Pria Misterius

Apa Xiao Bai Sopirnya? Pengawalnya? Bawahannya?



Apa Xiao Bai Sopirnya? Pengawalnya? Bawahannya?

0Pada pukul lima sore, Mo Weiyi akhirnya menyelesaikan penataan rambutnya. Sebenarnya, dia sedikit lelah, tetapi melihat dirinya yang cantik di cermin, Mo Weiyi melengkungkan bibir merahnya, mengekspresikan kepuasannya.     
0

"Nona Mo, Anda cantik." Begitu Lili selesai berbicara, Mo Weiyi melihat di cermin bahwa pria yang duduk di sofa sudah berdiri.     

Mo Weiyi agak terkejut.     

Mo Weiyi pikir, Xiao Bai tidak akan bertahan lama untuk menunggunya dan beberapa kali dia terlihat ingin pergi. Tidak menyangka kalau setelah empat atau lima jam, Xiao Bai benar-benar bertahan, kecuali dia keluar untuk merokok lebih dari sekali selama empat jam tersebut.     

Setelah memikirkannya, Mo Weiyi tiba-tiba berkata, "Lili, bantu aku mencocokkan satu set perhiasan."     

"Oke, Nona Mo." Jawab Lili.     

Xiao Yebai terdiam.     

Jadi butuh setengah jam lagi untuk pencocokan perhiasan.     

...     

Setelah akhirnya meninggalkan salon dan tiba di tempat parkir, Xiao Yebai menekan tombol remote mobil.     

Mo Weiyi segera bertanya kepadanya, "Di mana Rong An?"     

"Perutnya sakit, jadi dia pulang." Kata Xiao Yebai tanpa mengubah ekspresi wajahnya.     

Sakit perut?     

Mo Weiyi fokus menatap Xiao Bai, timbul curiga, dan bertanya lagi, "Benarkah? Perutnya sakit, apa lebih baik aku menelepon dan bertanya?"     

Ekspresi Xiao Yebai tidak berubah.     

Ketika Mo Weiyi sampai di mobil, Mo Weiyi mengulurkan tangannya untuk menarik pintu belakang, begitu dia membukanya, pintu itu ditutupnya kembali oleh tangan besar milik seorang pria.     

"Apa yang kamu lakukan?" Mo Weiyi langsung memelototinya.     

Xiao Yebai berkata, "Duduklah di depan."     

"Aku ingin duduk di belakang." Mo Weiyi menjawab dengan sengaja menentangnya.     

Xiao Yebai menyipitkan mata hitamnya, melihat ke bawah, dan berkata dengan sinis, "Apa kamu memperlakukanku sebagai sopir? Atau pengawal? Atau pelayanmu?"     

"Tidak." Mo Weiyi tanpa sadar membalas.     

"Kalau begitu duduk di depan." Xiao Yebai berkata dengan singkat, dan setelah dia selesai berbicara, Xiao Yebai berjalan ke arah bagian depan mobil dan masuk ke dalam mobil.     

Mo Weiyi berdiri di sana dan kesal untuk sementara waktu, tetapi masih membuka pintu penumpang.     

Setelah masuk ke mobil, Mo Weiyi langsung memencet nomor ponsel Rong An. Kemudian langsung terhubung dan segera menanyakan, "Rong An, kenapa kamu pulang?"     

Rong An menjawab dengan tegas, "Putri, aku punya urusan lain"     

"Urusan apa?" ​​Mo Weiyi bertanya dengan sengaja, dan melanjutkan pertanyaannya, "Kata Xiao Bai perutmu sakit, ya?"     

"Ya, Putri." Jawab Rong An.     

Mo Weiyi kemudian terdiam.     

"Haha, tidak meyakinkan."     

Setelah menutup telepon, Mo Weiyi memalingkan wajahnya dan melihat ke luar jendela.     

Ketika lampu jalan menyala, angin sedingin es bertiup, dan pejalan kaki di sisi jalan membungkus pakaian mereka dengan erat dan berjalan dengan cara yang tampak suram.     

Sepanjang jalan, mobil sangat sunyi, kecuali Xiao Yebai yang menjawab panggilan telepon. Mungkin ada teman sekelas yang menelepon. Xiao Yebai hanya mengucapkan dua kata, "Dalam perjalanan."     

Setelah menutup telepon, Xiao Bai membelokkan mobil ke garasi parkir bawah tanah Gedung Jin Mao.     

**     

Pada saat yang sama, ada sebuah restoran di lantai 20 Gedung Jin Mao, di dalam ruangan.     

Di dalam ruangan tersebut, Tian Ye tidak menyangka kalau Ye Bei benar-benar membawa pacar barunya, yang masih seorang mahasiswi. Sembilan belas tahun, sangat muda, dan cukup cantik, mengenakan gaun seorang putri yang mirip dengan cosplay, dengan bulu mata palsu yang badai seperti boneka anak SD.     

Tian Ye tidak terbiasa dengan rasa seperti ini, tetapi Ye Bei terlihat sangat menyukainya, setelah keduanya memasuki ruangan itu, mereka terus bermain game ponsel bersama, yang membuat mata orang diruangan itu memanas.     

"Bagaimana aku bisa melindungimu kalau kamu malah menjualku?" Suara gadis itu manis dan seolah tampak sedang merengek.     

Ye Bei berkata sambil tersenyum, "Aku kan seorang penembak, aku tidak bisa mati. Kalau aku mati, aku tidak bisa mendapatkan uang karena tidak bisa berburu."     

"Lalu bagaimana kamu berterima kasih padaku karena telah menyelamatkan hidupmu sekarang?" Tanya gadis itu.     

Ye Bei segera menundukkan kepalanya, dan berkata, "Terima kasih perawat kecil tersayang, cepat hidupkan kembali, aku butuh darahmu."     

Tawa gadis itu bergetar, dengan mengatakan, "Aku benci itu."     

...     

Seolah kelopak mata Tian Ye melonjak, dan dia tidak bisa mengerti. Tian Ye juga tidak menyangka kalau cinta bisa mengubah selera seorang pria, dan sampai kepribadiannya pun telah berubah begitu banyak?     

Bahkan sampai memainkan game ponsel semacam ini, dengan seorang gadis di bawah dua puluh tahun, dan memainkannya dengan sangat antusias.     

Bagaimana bisa, Ye Bei pernah jatuh cinta kepadanya selama bertahun-tahun sebelumnya?     

"Yo, semuanya ada di sini." Suara yang secara tiba-tiba terdengar.     

Tian Ye menarik kembali pikirannya dan langsung menyapanya, "Zhan Yao."     

Melihat ke belakang, alisnya tidak bisa menahan kerutan, dan bertanya, "Di mana Yebai?"     

Zhan Yao seolah meremas matanya dan segera menjawab, "Katanya sudah di jalan."     

Mendengar ini, Tian Ye langsung tertawa.     

Zhan Yao duduk di sampingnya dan menatap pasangan di seberangnya, dengan menambahkan, "Hanya kita yang sendirian, kenapa tidak... jadian saja?"     

Tian Ye meminum birnya dengan gusar.     

"Tsk tsk, tidak mau? Apa aku terlihat sangat buruk?" Zhan Yao memasang ekspresi terkejut di wajahnya.     

Zhan Yao ini laki-laki tertampan nomor satu di tim polisi bagian kriminal. Sebelumnya, dia diam-diam difoto oleh seorang gadis kecil dan diposting di Internet, dan Zhan Yao dijuluki sebagai, "Polisi kriminal paling tampan".     

"Jangan membuat masalah." Tian Ye mengangkat gelasnya, dan berkata lagi, "Aku tidak ingin membicarakan soal perasaan sekarang."     

Zhan Yao mengangkat botol birnya sambil tersenyum dan menuangkannya ke gelas.      

Zhan Yao juga tidak menyangka kalau pada kesempatan seperti ini, Ye Bei akan membawa pacar baru ke sini.     

Berpikir kalau saat mereka belajar di Amerika Serikat, Ye Bei dan Tian Ye adalah satu-satunya pasangan Tionghoa di seluruh kampus. Keduanya luar biasa dalam penampilan dan secara akademis juga sangat baik. Bisa dikatakan kalau mereka seperti sepasang anak laki-laki dan perempuan emas yang sangat dihargai. Siapa sangka mereka akan berpisah.     

...     

Pasangan di seberang sudah memainkan permainan Glory of the King cukup lama. Keduanya tidak berbicara sepatah kata pun. Akhirnya, pintu ruangan pribadi diketuk dua kali, dan kemudian didorong terbuka dari luar.     

Seorang pria tinggi dan tegas berdiri di pintu, seperti biasa acuh tak acuh dan lembut, dengan wajah yang tampan.     

Mata Tian Ye berbinar dan dia segera bangun. Saat ia hendak berjalan dengan sedikit berhati-hati, Xiao Yebai membalikkan tubuhnya ke satu sisi. Ketika melihat seseorang yang muncul di samping pria itu, ia langsung tercengang.     

Mo Weiyi? Kenapa dia ikut?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.