Menikahi Pria Misterius

Jangan Panggil Kakak, Panggil Aku Kakak Ipar



Jangan Panggil Kakak, Panggil Aku Kakak Ipar

0Mata Chu Xiuhuang langsung melirik gadis kecil di sampingnya.     
0

Dengan rambut yang diikat seperti dua ekor kuda, Shi Luoluo mengenakan jaket bulu tebal berwarna krem ​​​​yang mencapai lututnya, memperlihatkan dua kaki pendek dengan celana wol hitam dan sepatu bot pendek putih kecil.     

Wajahnya seolah seperti biji melon kecil yang putih dan lembut, matanya hitam dan putih yang berukuran besar itu sedikit melebar, menatapnya dengan rasa ingin tahu. Hidung dan mulut kecilnya yang berwarna merah muda membuatnya terlihat imut.     

"Apa dia adikmu?" Chu Xiuhuang bertanya dengan mengangkat alisnya yang panjang.     

"Kupikir dia anak kecil yang gemuk, tidak kusangka…"     

"Dia sangat mirip denganmu." Chu Xiuhuang segera menambahkan kalimat lain.     

Chu Xiuhuang melihat Shi Huan tanpa kacamata, wajah dan matanya hampir diukir dari cetakan yang sama dengan gadis kecil ini.     

Shi Huan mengerucutkan bibirnya dan berkata "Tuan Chu, apa bisa kamu matikan rokoknya?"     

Chu Xiuhuang melirik gadis kecil itu, dan meskipun dia tidak senang, Chu Xiuhuang masih mau membuang puntung rokok dan menginjak puntung dengan kakinya sebanyak dua kali. Jika bukan karena gadis kecil itu yang terlihat imut, Chu Xiuhuang tidak akan melakukan ini.     

"Huanhuan, apa dia orang jahat?" Suara lembut Shi Luoluo terdengar.     

Shi Huan mau tidak mau ingin tertawa dan menjawabnya, "Jangan takut, dia itu bosku."     

"Bosmu?" Shi Luoluo memandang Chu Xiuhuang dan dalam pikirannya dia menganggapnya bukan orang baik.     

"Lalu, apa itu bos?"     

"Panggil saja dia paman."     

Setelah mendengar ini, wajah Chu Xiuhuang menjadi gelap, tiba-tiba berkata, "Panggil aku kakak."     

Kali ini giliran Shi Huan yang jail dengan bosnya. Dia sudah berusia 30 tahun, dan tidak malu meminta seorang anak kecil memanggilnya paman?     

"Panggil paman saja." Jadi Shi Huan segera berkata lagi.     

Siapa tahu...     

"Panggil aku kakak." kata Chu Xiuhuang.     

Shi Luoluo membuka matanya yang besar dan kebingungan.     

Chu Xiuhuang menyipitkan mata phoenixnya dan menatap Shi Huan dengan tidak senang, dan berkata, "Shi Huanhuan, apa ini caramu memperlakukan tamumu?"     

Berbicara tentang tamu, Shi Huan segera mengerutkan kening, segera menjawab, "Tuan Chu, kenapa kamu kesini? Bukankah kamu sakit..."     

"Aku itu tidak sakit selama tidak menyentuhmu." Chu Xiuhuang mengucapkan kata-kata ini dengan sangat sopan.     

Kepala Shi Huan mati rasa saat mendengarnya, bergegas membalas, "Ada anak-anak di sini, tolong jaga ucapanmu?"     

"Apa yang kamu takutkan, dia juga tidak mengerti kok." Setelah Chu Xiuhuang selesai berbicara, dia melirik Shi Luoluo.     

Shi Huan sejenak terdiam.     

Sudahlah biarkan saja.     

Shi Huan berjalan mendekati pintu rumah dan membuka kunci, dan berkata "Tuan Chu, tidak banyak sandal di rumah, jadi kamu ..."     

"Aku akan memakai milikmu," kata Chu Xiuhuang segera.     

"Mana boleh kamu memakai milikku." ujar Shi Huan.     

Dengan santai Chu Xiuhuang menjawab lagi, "Tidak apa-apa, aku pakai punyamu saja."     

Shi Huan terdiam sejenak dan berkata, "Lalu aku harus pakai apa?"     

Sambil berbicara, Shi Luoluo sudah berganti ke sandal merah muda kecil, meletakkan tas sekolahnya, melepas jaketnya, dan terlihat dia mengenakan seragam kecil yang lucu, berjalan ke dispenser air dengan kaki pendeknya, menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri kemudian duduk di sofa dan minum dengan tenang.     

Chu Xiuhuang tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik gadis kecil itu lagi, dan dia tidak bisa menahan diri untuk mulai bergumam lagi.     

"Bukankah anak kecil ini sangat pandai menjaga dirinya sendiri?"     

Chu Xiuhuang tidak bisa tidak melirik ke arah Shi Huan lagi. Sekretarisnya saat ini hanyalah pembohong kecil!     

Shi Huan merasa aneh bosnya selalu menatapnya, dia meletakkan bahan-bahan di tangannya, dan berkata, "Tuan Chu, aku akan pergi ke supermarket dulu untuk membeli sepasang sandal untukmu."     

"Tidak perlu." Chu Xiuhuang melepas sepatu kulitnya dan berjalan masuk. "Akan ada yang mengirimkannya sebentar lagi."     

Untungnya, bosnya ini masih tahu diri.     

Shi Huan mengangguk.     

Benar saja, tepat setelah meletakkan barang-barang di dapur kecil, ada ketukan di pintu di luar. Shi Huan keluar dengan tergesa-gesa.     

Seketika dia tahu kalau Chu Xiuhuang meminta orang membawa tas yang sangat besar...     

"Tuan Chu, kenapa kamu membeli begitu banyak barang?" tanya Shi Huan.     

"Bukankah kamu hanya ingin makan pangsit di sini? Bukan ingin tinggal di sini, kan?"     

Chu Xiuhuang berjalan ke sofa dan duduk dengan menjawab, "Jangan khawatirkan aku, buat pangsit saja sana."     

"Oh, baik." Shi Huan mengerutkan kening.     

Melihat penampilannya yang nyaman dan tenang duduk di ruang tamu, Shi Huan merasa canggung.     

Awalnya Shi Huan membeli rumah ini karena kebetulan ada banyak properti yang sedang dipromosikan dan ada diskon pada akhir tahun, dan karena dia juga menerima dividen dari tuan Chu, dia bisa membeli rumah ini dengan hati yang tenang.     

Shi Huan sudah mengumpulkan banyak uang untuk membayar semua hutang keluarganya, karena itu dia tidak banyak tabungan di tangannya. Dan untungnya Shi Huan masih memiliki rumah ini, setidaknya dia punya rumah kecilnya sendiri di kota besar ini, Shi Huan merasa tenang saat memikirkan hal ini.     

Rumah kecil ini memang tidak mewah, tetapi setiap benda di dalamnya ia beli sendiri. Awalnya Shi Huan mengira akan tinggal sendiri, jadi furnitur yang dibeli lebih praktis, dan cukup untuk satu orang.     

Setelah Xiao Luoluo datang, karena dia hanya seorang anak berusia lima tahun, sehingga Shi Huan berpikir ini tidak mungkin tidak cukup     

Tapi sekarang setelah Chu Xiuhuang masuk, Shi Huan tiba-tiba merasa bahwa rumahnya sangat kecil dan perabotannya terlalu sedikit.     

Terutama sofa itu, rasanya seperti akan dirobohkan oleh Chu Xiuhuang, yang tingginya 1,9 meter. Dan meja kecilnya, Shi Huan pikir itu cukup besar saat dia menggunakannya, tetapi ternyata meja itu terlihat sangat kecil jika di depan Chu Xiuhuang.     

Belum lagi saat Chu Xiuhuang berdiri, Shi Huan merasa pria itu seperti akan menabrak langit-langit. Shi Huan merasakan banyak tekanan, dan buru-buru berkata, "Tuan Chu, duduklah."     

Chu Xiuhuang menatapnya, lalu duduk kembali, "Tadinya aku mau membantu dia cuci piring, tapi karena dia sangat sopan padaku, lupakan sajalah."      

Di samping, Xiao Luoluo memindahkan pantat kecilnya ke sofa dengan bijaksana dan memberi pamannya tempat duduk.     

Chu Xiuhuang mengeluarkan sandal dari tas, yang diikat dengan tali nilon, dia menariknya untuk waktu yang lama, dan suara lembut gadis kecil itu terdengar, "Paman, akan ku bantu kamu memotong talinya."     

Chu Xiuhuang menggerakkan sudut mulutnya dan menoleh untuk menatapnya.     

Jika bukan karena kelucuannya, biasanya Chu Xiuhuang akan langsung menendangnya saat dia bertemu dengan anak kecil yang tidak bisa berhenti berbicara.     

"Panggil aku kakak." Perkataan Chu Xiuhuang seperti semacam perintah.     

Xiao Luoluo berkedip dan berkata, "Tapi Huanhuan memintaku untuk memanggilmu paman."     

"Huanhuan itu siapamu?" Chu Xiuhuang bertanya tiba-tiba.     

Shi Luoluo menjawab dengan patuh, "Huanhuan adalah kakakku."     

Chu Xiuhuang tersenyum puas, lalu berbisik, "Kakakmu itu menyukaiku."     

Shi Luoluo membuka mulutnya dengan terkejut.     

"Jadi kamu sudah tahu kan harus memanggilku apa sekarang?" Chu Xiuhuang tersenyum bangga dan berkata sekali lagi, "Panggil aku kakak."     

Xiao Luoluo masih menatapnya. Untuk beberapa alasan, dia selalu merasa bahwa kata "Kakak" tidak bisa diucapkan melalui mulutnya.     

"Tidak apa-apa jika kamu tidak mau memanggilku kakak." Chu Xiuhuang tertawa lebih keras dengan mengatakan, "Panggil saja aku kakak ipar."     

Shi Luoluo berkedip dan berbalik.     

Paman ini tampaknya memiliki masalah dengan pikirannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.