Menikahi Pria Misterius

Dua Orang yang Sudah Menikah



Dua Orang yang Sudah Menikah

0SPA ini sangat mewah dan merupakan salah satu SPA kelas tinggi di Nancheng.     
0

Interior di tempat SPA ini serba merah muda, sungguh hangat dan romantis. Ada aroma samar minyak esensial mawar yang terhirup. Musik ringan mengalir perlahan, dan staf di sini sopan, sungguh tempat bagus untuk bersantai.     

Su Wanwan jarang datang ke tempat seperti ini. Alasan kenapa dia membuat janji di sini adalah karena dua wanita ini pasti akan sangat menyukainya.      

Ketika Wanwan baru saja keluar berganti pakaian, lalu setelah berganti pakaian, dia melihat Mo Weiyi sedang duduk di sana tidak berganti pakaian SPA.     

"Kenapa kamu tidak ganti baju?" tanya Su Wanwan.     

Bahkan baju di SPA ini saja sangat konservatif, mirip dengan baju tidur, dengan garis leher yang menampakkan tulang selangkanya yang sedikit terbuka.     

Semua orang di SPA itu hanya ada wanita.     

Dan Mo Weiyi, gadis kecil ini, tidak mungkin malu.     

Mo Weiyi terbatuk dua kali dan berkata, "Aku tidak mau ikut, aku cuma mau menemanimu."     

Su Wanwan terdiam.     

Sepasang mata phoenix yang indah hanya menatap lurus ke arah Su Wanwan, Mo Weiyi tidak bisa menahan perasaan bersalah dan mengatakan, "Kamu ngapain?"     

Su Wanwan berjalan mendekat, dan kemudian tiba-tiba mengulurkan tangannya.     

Mo Weiyi tidak menyangka dia akan bergerak begitu cepat, dan garis lehernya ditarik begitu saja oleh Su Wanwan.     

Leher yang ramping, putih, dan lembut itu sekarang penuh dengan bekas merah, bengkak, juga memar. Mereka semua sudah menikah, jadi Su Wanwan otomatis tahu apa yang terjadi dalam sekejap.      

Su Wanwan segera melepaskan tangannya, menyipitkan mata phoenix-nya, dan bertanya, "Apa kamu sudah tidak perang dingin dengannya?"     

Mo Weiyi hanya terdiam.     

Su Wanwan dengan marah mengulurkan tangannya dan menyodok dahinya, "Lagi perang dingin tapi kalian malah melakukan hal semacam itu? Bahkan masih tinggal di rumah sepanjang malam? Okelah, Mo Xiaose!"     

Mo Weiyi masih terdiam. Benar-benar merasa bersalah. Dikarenakan tidak ada kemajuan tadi malam, tapi mereka malah melakukan hal semacam itu dengan begitu parah...     

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi!" Su Wanwan berkata, mengabaikannya, berbalik dan berjalan ke dalam ruangan.     

**     

Di dalam ruangan SPA, Su Wanwan dan Shi Huan sedang berbaring di ranjang empuk.     

Su Wanwan sudah lama duduk di kampus di setiap harinya untuk sementara waktu, dan sekarang, bahunya sudah agak kaku, dan jarang keluar untuk bersantai. Setelah beberapa saat, Su Wanwan setengah menyipitkan matanya dan tertidur dengan nyaman.     

Mo Weiyi segera masuk, tetapi dia hanya duduk di sofa di sudut dan membaca majalah.     

Setelah pemijatan hampir selesai, masker mulai dioleskan. Ruangan itu sangat sunyi, membuat orang yang ada di sana sangat mengantuk, sampai tiba-tiba sebuah ponsel berdering.     

Su Wanwan dan Mo Weiyi bereaksi pada saat yang sama, dan dengan cepat mencari ponsel mereka, dan ternyata malah...     

Ponsel Shi Huan yang berdering.     

Dengan santainya Shi Huan mengambil ponselnya dan berkata, "Tuan Chu?"     

Tuan Chu mendesak untuk menelpon dan bertanya, "Kapan kamu akan kembali untuk mengurusku?"     

Shi Huan mengerutkan kening dan berbicara, "Tuan Chu, hari ini adalah akhir pekan. Aku juga tadi sudah bilang, kalau nanti malam setelah masak, aku baru akan membawakannya ke rumah sakit untuk makan malammu."     

"Maaf Shi Huan." kata Tuan Chu.     

Shi Huan terkejut dia tiba-tiba minta maaf.     

"Rumah sakit ini sangat membosankan, Xiao Huanhuan, kemarilah ke sini untuk menemaniku." Tuan Chu sangat bajingan.     

Shi Huan juga sangat tidak berdaya dengan mengatakan, "Tuan Chu, aku bilang, aku akan datang nanti, sekarang aku sedang diluar."     

Tuan Chu bertanya, "Di luar? Dengan siapa? Ngapain?"     

Shi Huan memikirkannya sebentar, tetapi masih mengatakan yang sebenarnya, "Bersama Nona Mo dan Nyonya Huo."     

Dengan nada sedikit tinggi Tuan Chu berkata, "Sialan, sejak kapan kamu jadi akrab dengan mereka berdua?"      

Pada saat ini, tukang pijat tiba-tiba datang dan meletakkan tangannya di betisnya.     

Kekuatannya agak kuat, tetapi tidak apa-apa untuk ditahan untuk sementara waktu, dan ada rasa sakit semakin mulai terasa, lalu dia bersuara, "Ahh!"     

"Sakit ya?" tanya tukang pijat itu.     

"Agak sakit, tidak apa-apa." Shi Huan berkata lemah.     

"Maaf." Tukang pijat itu sedikit santai.     

"Kamu bicara apa sih? Agak sakit? Lebih ringan? Maksudmu apa?" Raungan Tuan Muda Chu segera datang dari telinganya.     

Shi Huan menjawab dengan wajah gelap, "Aku sedang dipijat."     

"Sedang pijat?" Tuan Chu tidak percaya, "Benarkah?"     

Kenapa suaranya terdengar seperti itu… seperti sedang bersama seorang pria... bahkan sampai meminta sedikit ringan?     

Tuan Chu berseru, "Apa kamu sedang bermain-main dengan laki-laki?"     

"Tuan Chu!" Shi Huan berkata dengan suara bisik, "Aku ke sini bersama Nona Mo dan Nyonya Huo di tempat SPA."     

"Foto dulu aku mau lihat." jawab Tuan Chu dengan curiga.     

"Foto?" Shi Huan merasa heran.     

"Apa maksudmu?" tanya Tuan Chu.     

Shi Huan menoleh dan melirik Mo Weiyi. Mo Weiyi sedang memegang majalah dan membaca, wajah kecilnya yang cantik dan sangat indah, apa mungkin… Tuan Chu hanya ingin melihat Mo Weiyi?     

Shi Huan bingung ingin berkata, "Tapi Nona Mo sedang..."     

"Nona Mo apanya, aku ingin melihatmu!" Tuan Chu berteriak dengan marah, dasar sekretaris bodoh ini!     

"Lihat aku?" Shi Huan tiba-tiba tidak mengerti, apa yang dia mau lihat?     

Terdengar jengkel Tuan Chu menjelaskan, "Yah, foto selfie dan tunjukkan padaku, kalau tidak, aku tidak akan percaya."     

Shi Huan hanya terdiam.      

Tiba-tiba, Tuan Chu ini seperti anak kecil. Terlalu naif!     

"Cepat, foto untukku, apa kamu dengar? Hah?" Chu Xiuhuang terus mendesak di telepon.     

Shi Huan tidak berdaya dan harus berkata, "Oke."     

Segera menutup telepon, Shi Huan mengangkat ponselnya, memotret wajahnya yang penuh masker, dan mengirimkan kepadanya.     

"Tuan Chu, apa kamu percaya sekarang?" tanya Shi Huan.     

Karena hal itu, Tuan Chu mengirim beberapa kata, [Ini benar-benar jelek.]     

Shi Huan terdiam kembali. Dia ingin memarahi bosnya.     

"Aku tidak ingin berbicara dengannya lagi!"     

Shi Huan segera menarik kembali foto itu dan meletakkan ponselnya. Setelah berpikir sejenak, dia mengambil ponselnya dan mematikannya. Dunianya akhirnya tenang dan damai.     

**     

Di tempat telepon yang lain, di ranjang rumah sakit, Chu Xiuhuang bersandar di kepala tempat tidur, dengan alis panjang terangkat dan senyum di mata phoenix-nya.     

"Hahaha. Kamu kira kalau kamu tarik aku tidak bisa lihat lagi?"     

Chu Xiuhuang dengan cepat menyimpan selfie itu sebelum Shi Huan menariknya.     

Dalam foto, Shi Huan mengenakan baju tidur merah muda di SPA, berbaring di tempat tidur, rambutnya semua dibungkus handuk merah muda, dan wajahnya diolesi masker hijau yang tebal, dan hanya menunjukkan mata juga mulutnya…     

Ini benar-benar jelek!     

Melihat kolom chat Shi Huan, dia tidak menjawab, mengira dia sedang malu, Chu Xiuhuang dengan cepat mengirim pesan lain dan berkata, "Aku tiba-tiba ingin makan pangsit di malam hari, apa kamu bisa membuatnya? Aku juga mau makan kubis tumis babi."     

Sejak dia meminta Shi Huan untuk memasak untuknya, Chu Xiuhuang merasa bahwa dia jatuh cinta dengan keahliannya masaknya. Sehat, bersih, lezat, dan penuh cinta...     

Tak disangka, selain cantik dan memiliki kemampuan kerja yang sangat baik, Sekretaris Shi bisa memasak makanan yang begitu lezat!     

Meski Sekretaris Shi Huan terlihat membencinya, dan respon acuh tak acuhnya, sebenarnya Shi Huan benar-benar bisa jadi istri dan ibu yang baik.     

Minggu ini, Chu Xiuhuang sangat senang.     

Hanya saja...     

Sekretaris ini, mengapa dia tidak menjawab?     

Tuan Chu Xiuhuang mengambil ponselnya dan meneleponnya, tapi...     

"Maaf, nomor yang Anda tuju tidak aktif."     

Sialan!     

"Dia matiin ponselnya?" Wajah Chu Xiuhuang sedikit berkedut, dan kemarahan melonjak dengan cepat, dan dia tidak bisa menahannya. Tidak dapat mengendalikan amarahnya, dia segera bangkit.     

**     

Sementara itu, di SPA.     

Ponsel Mo Weiyi tiba-tiba berdering.     

Ling Zhizhou-lah yang menelepon.     

Baru saat itulah Mo Weiyi ingat bahwa dia lupa membalas pesan WeChat-nya.     

Melihat dua orang yang masih bersenang-senang, Mo Weiyi bangkit dan pergi ke luar untuk menjawab telepon.     

"Kakak? Apa kamu baik-baik saja?" Ling Zhizhou bertanya dengan khawatir, "Aku tidak bisa tenang sepanjang waktu, ku pikir sesuatu sedang terjadi padamu."     

Mo Weiyi dengan tenang menjelaskan, "Tidak apa-apa, aku kehilangan ponselku, maaf, aku baru saja membeli yang baru."     

"Begitukah?" Ling Zhizhou tersenyum, "Kakak, apa kamu masih mau menonton drama di sore hari?" tanya Ling Zhizhou.     

"Eh, maaf, aku tidak bisa ikut menonton lagi, karena teman-temanku dan aku ada di SPA sekarang." jawab Mo Weiyi.     

Ling Zhizhou menjawab, "Oh begitu, tidak masalah, aku akan meneleponmu lagi nanti."     

"Oke." kata Mo Weiyi.     

Reaksi Ling Zhizhou cukup normal, Mo Weiyi menggelengkan kepalanya, dan berpikir bahwa dia pasti berpikir berlebihan.     

Setelah menutup telepon, Mo Weiyi akan kembali ke dalam ruangan dan tiba-tiba dia mendengar seseorang menyebut nama, "Tian Ye."     

Mo Weiyi berbalik dan melihat.     

Benar saja, Tian Ye sedang berjalan dengan seorang wanita dari luar. Dia mengenakan mantel hitam dengan kemeja bagian bawah putih dan syal putih yang sama, dengan riasan halus dan berpakaian bagus.     

Seolah menyadari bahwa seseorang sedang menatapnya, Tian Ye dengan cepat berbalik untuk melihatnya, dan sedikit terkejut.     

"Mo Weiyi?" Tian Ye menyapanya.     

Wanita di samping Tian Ye juga menoleh, ketika dia melihat wajah kecil cantik Mo Weiyi, dia jelas terkejut dan bertanya, "Apa kamu kenal Nona Mo Weiyi?"     

Lagi pula, di lingkaran kelas atas, dapat dikatakan bahwa tidak ada yang tahu tentang Mo Weiyi, dan tidak ada yang mengenalnya. Tapi latar belakang keluarga Tian Ye biasa saja, jadi kenapa dia bisa mengenal Mo Weiyi?     

Tian Ye tersenyum dan berkata, "Kita lanjutkan nanti."     

"Baiklah." jawab wanita yang di sampingnya itu.     

Mo Weiyi berdiri di sana, melihat temannya pergi, lalu Tian Ye berjalan ke arahnya.     

"Nona Mo, kebetulan sekali, ya?" sapa Tian Ye.     

Bibir merah Mo Weiyi membangkitkan senyum tipis dengan menjawab, "Ya, ini kebetulan sekali."     

"Aku minta maaf tentang apa yang terjadi terakhir kali, kamu sampai salah paham denganku." kata Tian Ye.     

"Ada apa memangnya?" ​​Mo Weiyi memiringkan wajahnya dan berkata, "Apa kamu berbicara tentang mencuri pakaian suamiku saat suamiku tidak memperhatikannya? Atau …"     

Mo Weiyi melanjutkan perkataannya dengan tampak sedikit arogan, "Berpura-pura bahwa suamiku adalah pacarmu?"     

Rasa malu dengan cepat muncul di wajah Tian Ye.     

Setelah keheningan singkat, Tian Ye berkata, "Nona Mo, aku hanya ingin mengatakan bahwa terakhir kali saat aku berada di kantor, aku benar-benar hanya ingin membantunya menggantungkan pakaiannya."     

"Benarkah?" Mo Weiyi terus tertawa, "Tidak masalah, mantel itu sudah dibuang oleh suamiku."     

Dibuang?     

Wajah Tian Ye menyusut dengan cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.