Menikahi Pria Misterius

Ketatnya Pemeriksaan Harimau Betina



Ketatnya Pemeriksaan Harimau Betina

0"Jika kamu memiliki masalah, katakan saja." Di Chenghe berkata dengan nada hangat dan penuh perhatian, "Aku juga melihat apa yang terjadi di forum terakhir kali. Meskipun bisa dibilang seorang yang tidak bersalah akan selalu tidak bersalah, tetapi kamu harus keluar lebih awal untuk membersihkannya, jangan menyimpannya di dalam hati ketika terjadi masalah. Itu juga tidak baik untuk tubuhmu."     
0

Su Wanwan tiba-tiba menjadi lebih malu. Di matanya, dia sudah menjadi teman sekelas perempuan yang pemalu.     

"Terima kasih, Pak." Su Wanwan hanya bisa terus berbicara hormat, "Aku akan kembali ke kelas dulu."     

Di Chenghe tersenyum, "Silakan."     

Su Wanwan buru-buru berbalik, tapi entah mengapa, kakinya tiba-tiba menginjak udara.     

"Aduh!" Su Wanwan terhuyung dan hampir jatuh.     

"Hahaha..." Di Chenghe tertawa terbahak-bahak.     

"Sial!" Su Wanwan jadi malu, dia terus berjalan dan tidak menoleh ke belakang lagi karena malu.     

"Ini sangat memalukan!"     

***     

Setelah Su Wanwan kembali ke kelas, Li Mochou meliriknya dengan ekspresi tidak senang, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.     

Begitu dia duduk, Mo Weiyi segera datang dan berkata, "Hei, kenapa kepala sekolah memanggilmu?"     

"Tidak ada apa-apa."     

"Tidak ada apa-apa, tapi kamu sampai berada di sana selama satu sesi pelajaran?" Mo Weiwei cemberut, "Sayang, kamu pasti sudah tidak mencintaiku lagi, kenapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya? apa aku bukan kesayanganmu lagi?"     

Su Wanwan merasa geli, "Yang pentingkan Xiaobai mencintaimu."     

"Baiklah." Mo Weiyi tersenyum manis, "Tapi aku masih ingin tahu kenapa kepala sekolah memanggilmu."     

Su Wanwan memutar matanya, "Belajar dengan benar!"     

Tanpa sadar Su Wanwan berbicara cukup keras, dan Li Mochou di podium segera menoleh, "Ini masih jam pelajaran, apa yang kalian lakukan?"     

Mo Weiyi sibuk duduk dalam posisi serius dan tidak berani membuat masalah.     

Kelas bahasa Inggris akan segera berakhir.     

Sebenarnya pikiran dan hati Su Wanwan sama sekali tidak ada di kelas ini, dia terus memikirkan masalah itu, dia merasa kalau dia masih harus menanyakan pendapat Huo Jingshen. Bagaimanapun, dia adalah wali Fu Ziyang di China, dan tentang ibu Fu Ziyang, dia juga harus tahu beberapa cerita orang dalam.     

Jika Lu Zixi benar-benar ibu Fu Ziyang, bahkan jika dia adalah wanita yang tidak bertanggung jawab, kompensasi yang harus diberikan kepada Ziyang harus dikembalikan sepenuhnya! Dengan cara ini, dia bisa meminta Huo Jingshen yang bernegosiasi agar lebih meyakinkan, daripada dirinya sendiri.     

Su Wanwan langsung menelepon Huo Jingshen ketika mereka sampai di kantin, sedangkan Mo Weiyi memesan makanan sibuk memesan makanan.     

**     

Huo Jingshen sedang makan bersama beberapa pemimpin kota di dalam hotel ditemani oleh beberapa manajer perusahaan dan asisten Ji Jie.     

Dia sedang memegang gelas anggur ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Huo Jingshen meliriknya dan pamit untuk mengangkat telepon, "Maaf, saya harus menerima telepon."     

Salah satu pemimpin terlihat tidak puas, "Tuan Huo, Anda konyol sekali, saya baru saja mengangkat gelas saya, Anda malah bilang..."     

Bawahan Huo Jingshen tiba-tiba tampak gelisah ketika mendengar hal itu, pria itu adalah wakil direktur Biro Industri dan Perdagangan, dan dia dua puluh tahun lebih tua dari Huo Jingshen.     

Lagi pula, tidak peduli seberapa kaya keluarga Huo, mereka hanya berbisnis. Saat melakukan bisnis di China, hal terpenting adalah tidak menyinggung para pemimpin di dunia politik. Jika mereka tidak senang, mereka hanya akan memblokir penandatanganan kontrak masa depan, dan itu adalah situasi yang cukup buruk.     

Wajah Huo Jingshen tidak berubah, bahkan bibir tipisnya sedikit terpaut, "Harimau betina di rumah saya sangat ganas. Jika saya tidak menjawab panggilan, saya mungkin akan tidur di luar rumah nanti malam ketika kembali. Maaf, maafkan saya, kali ini saja."     

Semua orang hanya terdiam melihat direktur itu. Ketika Huo Jingshen pergi, beberapa orang itu mulai bereaksi.     

"Jadi Tuan Huo sudah menikah di usia yang begitu muda?"     

"Dia bahkan takut dengan istrinya?"     

"Pria yang baik!"     

"Pria yang langka ..."     

Ji Jie hanya terdiam mendengarkan percakapan itu.     

***     

Di koridor di luar.     

Su Wanwan mulai bercerita melalui telepon tentang semua yang terjadi di pagi hari, dan akhirnya bertanya kepadanya, "Apa Lu Zixi benar-benar ibu Zi Yang?"     

"Bukan." Huo Jingshen membantah secara langsung.     

"Lalu kenapa mereka mendatangiku? Apa kau tahu dia memberiku cek seharga satu juta yuan, dan memberiku kalung mutiara, dia juga bilang kalau itu bisa dijual seharga empat atau lima juta yuan, dan dia juga bilang kalau dia akan membiarkanku terus merawat Ziyang di masa depan, dia akan memberiku 5 juta yuan untuk uang tutup mulut, lalu akan memberiku 50.000 yuan setiap bulannya di masa depan, waw, banyak sekali uangnya…"     

Huo Jingshen mencubit sudut dahinya dalam-dalam, tapi ada sedikit senyum di antara alisnya.     

"Benar, itu adalah uang yang banyak."     

Dia tidak menyangka gadis yang biasa menyukai uang ini, bisa menolak uan saat seseorang menawarkan uang yang begitu banyak di depannya? Apa dia memang sejujur itu?     

Detik berikutnya.     

"Harusnya aku menerimanya! kenapa aku malah merobek ceknya? Ahhhhh… Aku menyesal sekali, bodoh sekali aku…"     

Huo Jingshen hanya terdiam dan menarik kembali pikiran sebelumnya.     

Su Wanwan merasa tertekan untuk waktu yang lama, "Apa kamu benar-benar yakin kalau Lu Zixi bukan ibu Zi Yang?"     

"Bukan."     

"Jadi Siapa ibu Zi Yang?"     

Huo Jingshen memasukkan rokok ke bibirnya yang tipis, lalu menarik napas dan berkata perlahan, "Ibunya ada di negara Y."     

"Oh." Su Wanwan bertanya lagi, "Bagaimana jika Lu Zixi datang kepadaku lagi?"     

"Kamu tidak perlu khawatir tentang masalah ini." Huo Jingshen terdiam sejenak, "Dan juga jangan beritahu Zi Yang." Katanya menambahkan.     

"Aku mengerti, semakin besar sebuah harapan, maka akan semakin besar kekecewaan itu datang." Kata Su Wanwan dengan serius.     

Huo Jingshen tertawa rendah, "Apa bagi seorang anak kecil itu adalah hal yang masuk akal?"     

Bagaimanapun, Fu Ziyang baru berusia lima tahun, dan dia masih dalam tahap sangat merindukan kasih sayang ibunya.     

Sejak dia mengetahui bahwa Xu Xin bukan ibu kandungnya, dia ingin menjauh dari keluarganya berulang kali, dan bahkan melakukan penyelidikan pribadi di belakang mereka.     

Jika Lu Zixi menemukannya dan mengatakan bahwa dia adalah ibunya, tapi jika tes DNA mengatakan sebaliknya, itu akan menjadi pukulan besar baginya.     

Su Wanwan terbatuk dua kali, "Oh ya, aku hanya memberitahumu ini saja. Oke, aku mau makan. Aku tutup telponnya ya, sampai jumpa."     

"Makan apa?" ​​Huo Jingshen sepertinya tiba-tiba tertarik.     

Su Wanwan tidak punya pilihan selain memberitahu nama hidangan di sana, "Kepala ikan dengan lada cincang, babi tumis kecil, kayu harum bakar kering, ikan dengan acar sayuran dari Laotan, bebek tua..."     

"Haha." Huo Jingshen menyelanya, "Kamu meninggalkan suamimu sendirian di kamar kosong lalu makan makanan enak di kampus, kamu benar-benar memiliki kehidupan yang baik, ya?"     

"Sepertinya ini bukan makanan yang enak, ini satu-satunya menu makanan hari ini."     

Huo Jingshen tidak menjawab, kemudian dia menutup telepon dan berdiri di koridor untuk menghabiskan rokoknya, kemudian memutar nomor lain.     

"Paman Huo?"     

"Ziyang." Huo Jingshen menyipitkan matanya dan memperingatkan, "Musim dingin akan segera tiba, cuacanya pasti dingin, ingatlah untuk menunggu panggilan pengemudi di ruang kelas sepulang sekolah, dan jangan menunggu di gerbang sekolah. "     

"Aku tahu Paman Huo."     

"Yah, aku tutup telponnya."     

"Bye bye Paman Huo."     

***     

Sekolah Wellington.     

Begitu Fu Ziyang menutup telepon, dia mendengar suara kepala sekolah.     

"Semuanya, apakah kalian sudah menyerahkan semua pekerjaan rumah untuk akhir pekan ke monitor?"     

"Ya." Kata anak-anak serempak.     

"Jumat malam ini, kita akan pergi ke Fengshan Hot Spring Resort dengan menggunakan mobil. Semuanya ingat untuk meminta orang tua kalian untuk menyiapkan pakaian renang terlebih dahulu, dan kalian juga boleh membawa beberapa mainan. Ketika saatnya tiba, kita akan mengadakan kompetisi, dan anak-anak yang menang, akan diberi hadiah."     

"Baik."     

Segera setelah guru pergi Luoluo bertanya di kepada Fu Ziyang, "Fu Ziyang, apa kamu akan berendam di sumber air panas bersama kami?"     

Fu Ziyang mengangguk.     

"Benarkah?" Shi Luoluo masih tidak percaya.     

Lagi pula, selain datang ke kelas setiap hari, Fu Ziyang tidak pernah berpartisipasi dalam setiap kegiatan orang tua dan anak yang diselenggarakan oleh sekolah.     

Fu Ziyang mengerutkan bibirnya, "Paman Huo dan Bibi bilang mereka akan menemaniku. Kemarin kami juga pergi membeli baju renang bersama."     

"Wow ..." Mata phoenix indah Shi Luoluo melebar dengan kekaguman, "Namun, orang tuaku sangat sibuk dengan pekerjaan dan masih di luar negeri, jadi hanya Huanhuan yang bersedia menemaniku."     

Dia menjadi sangat iri karena Fu Ziyang bisa memiliki paman dan bibinya bersamanya.     

"Tidak apa-apa, aku akan bermain denganmu jika sudah di sana." Kemudian dia menundukkan kepalanya dengan tidak nyaman.     

"Baguslah." Shi Luoluo tidak menyadarinya sama sekali dan tersenyum bahagia, "Kalau begitu mari kita bermain dengan Wang Zibo!"     

Fu Ziyang hanya terdiam. "Bisakah kita tidak membawa anak gendut kecil itu bersama kita setiap kali kita bermain bersama? Bola lampu ini sangat mengganggu!"     

***     

Ruang sekretaris.     

"Sekretaris Shi, paketmu." Wanita di meja depan datang dan meletakkan sebuah paket.     

"Kakak Shi, apa yang kamu beli?"     

Shi Huan sedang melihat file di komputer dan sebelum dia bisa menghentikannya, asisten Xiao Liu sudah mengambil paket itu.     

"Baju renang one-piece segitiga fashion wanita arena..."     

Shi Huan terdiam, dia mengangkat kepalanya dan mengulurkan tangannya. Xiao Liu segera mengembalikan barang-barang itu dengan ekspresi malu, "Kakak Shi, maafkan aku."     

"Tidak apa-apa." Shi Huan tidak memiliki banyak emosi, dia hanya meletakkan bungkusan itu.     

"Baju renang segitiga?" Tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang merendahkan dari pintu. Wajah Xiao Liu terkejut, dia buru-buru berbalik dan menyusut ke kursinya, para asisten yang lain juga menundukkan kepala dan tidak berani berbicara.     

Chu Xiuhuang memasukkan tangannya ke dalam saku celana jasnya dan setengah bersandar di pintu dengan santai. Bibir tipisnya sedikit melengkung, mata phoenixnya sedikit menyipit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.