Menikahi Pria Misterius

Di Rumah Ada Istri Yang Imut



Di Rumah Ada Istri Yang Imut

0Lalu, Huo Jingshen mengambil ponselnya, menelpon seseorang dan menyodorkannya ke telapak tangan Su Wanwan, "Tanyakan sendiri."     
0

Su Wanwan mengambil ponsel itu dan mendengar suara Fu Ziyang yang lucu, "Paman Huo?"     

"Ziyang, ini aku."     

"Oh, bibi, bibi bersama Paman Huo."     

Meskipun itu hanya perkataan anak-anak, tapi Su Wanwan merasa salah tingkah mendengarnya, "Uhuk uhuk, Ziyang, apa sekolahmu ada acara besok?"     

Fu Ziyang ragu-ragu, "Iya ada sebuah kegiatan..."     

Namun untuk mengikuti acara itu, dia harus ditemani oleh ayah dan ibu, jadi dia telah memberi tahu gurunya kalau dia tidak akan ikut kegiatan itu.     

"Aku dan Paman Huomu akan pergi bersamamu," kata Su Wanwan langsung.     

"Hah?" Fu Ziyang sepertinya tidak bisa mempercayainya.     

Pada saat itu, Huo Jingshen mengambil Kembali ponselnya, "Ziyang, suruh Lao Liang mengantarmu pulang ke Vila Huang dulu." Kemudian Huo Jinghen langsung menutup telepon itu.     

Su Wanwan hanya terdiam     

*     

*     

Di sisi Fu Ziyang.     

Setelah telepon terputus, anak laki-laki kecil itu menghela nafas. Dia berdiri dan mengemasi tas sekolah kecilnya dengan pasrah.     

"Ziyang, apa kamu sudah menyelesaikan PR mu?" Nyonya Huo baru saja datang sambil membawa sepiring potongan buah.     

"Nenek, Paman Huo menelponku dan menyuruhku segera pulang."     

"Hah? Kenapa?" ​​Nyonya Huo mengernyitkan kening, "Nenek sedang memasak sup daging di dapur, dan sebentar lagi juga akan selesai."     

Fu Ziyang memiringkan kepalanya dan memikirkannya dengan serius, "Mungkin agar bibi pulang ke rumah."     

Nyonya Huo terdiam.     

Agar menantu perempuannya pulang, Huo Jingshen bahkan memanfaatkan seorang anak berusia lima tahun? "Benar-benar cucu yang cupu dan bodoh!"     

Ketika mobil Lao Liang dan Fu Ziyang telah pergi, Nyonya Huo menekan nomor telepon dan memarahi seseorang dengan suara yang keras.     

*     

*     

Vila Huang.     

Huo Jingshen menutup telepon. Tak lama kemudian, Fu Ziyang masuk dengan tas sekolah kecil di punggungnya.     

Di belakangnya pengemudi Lao Liang berjalan mengikutinya.     

"Tuan Muda Huo, saya sudah mengantarkan Tuan Muda Kecil kepada Anda, saya izin pulang."     

Huo Jingshen mengangguk, dia mengangkat tangannya dan mengusap kepala pria kecil itu, "Apa kamu bertambah tinggi lagi?"     

Sebelumnya Fu Ziyang hanya setinggi lututnya, tapi sekarang sepertinya dia sudah setinggi pahanya.     

"Aku sudah lima tahun." Fu Ziyang mengedipkan matanya yang besar dan menatapnya dengan manis.     

Huo Jingshen mengangkat alisnya. "Jadi?"     

"Paman Huo." Fu Ziyang meletakkan tas sekolah kecilnya dan berkata dengan pasti, "Ayah menelponku hari ini."     

"Oh?"     

"Ayah bilang saat Festival Musim Semi berakhir, dia akan membawa bibi kecil menemuiku." Setelah berbicara, Fu Ziyang mengernyitkan keningnya, "Paman Huo, apa kamu tahu siapa ibuku?"     

Huo Jingshen melengkungkan bibir tipisnya, "Ziyang, ayahmu akan memberitahumu tentang hal ini nanti."     

"Apa ibuku menikah dengan pria lain?"     

Huo Jingshen terkejut, dia hanya terdiam.     

"Jika tidak, kenapa kalian tidak memberi tahu aku siapa ibuku?" Fu Ziyang berkata dengan lugas, "Ayahku pernah bilang ibuku sangat cantik dan dia adalah bintang besar, tapi aku sudah menyelidiki semua artis wanita di Tiongkok saat ini..."     

Alis Huo Jingshen terangkat semakin tinggi. "Menyelidiki?"     

"Aku tidak menemukan satupun dari mereka yang mirip denganku. Hanya ada satu yang sedikit mirip denganku, tapi dia 16 tahun lebih tua dariku, jadi itu tidak mungkin."     

"Dan dia bisa mengerti tentang hal itu?" Huo Jingshen sedikit tercengang.     

"Sebenarnya, jika ibuku sudah menikah dengan pria lain dan punya anak lagi, aku tidak akan mengganggunya. Aku hanya ingin melihat seperti apa dia."     

Kemudian Fu Ziyang mengangkat tas sekolah kecilnya, "Paman Huo, aku naik ke atas dulu untuk tidur."     

Huo Jingshen berdiri di sana, memandangi punggung lelaki kecil itu. Saat dia naik ke atas selangkah demi selangkah, tiba-tiba ia memanggil, "Ziyang."     

Fu Ziyang berbalik.     

"Besok bangunlah lebih awal, Paman Huo dan Bibi akan menemanimu pergi."     

Fu Ziyang tersenyum dan membuka mulutnya, "Oke."     

Huo Jingshen tersenyum dan berkata dengan lembut, "Tidurlah."     

"Paman Huo, selamat malam."     

*     

*     

Huo Jingshen memanggil sebuah nomor Inggris.     

Fu Ziyang terlalu cepat tumbuh dewasa. Dia biasanya tidak banyak berbicara dan terlihat sangat pendiam. Dia juga berperilaku baik. Dia tidak menyangka Fu Ziyang akan berpikir begitu banyak dan diam-diam melakukan banyak hal.     

Jika nanti Huo Jingshen nanti memiliki anak, anak-anaknya tidak boleh bersikap seperti itu.     

Setelah menyelesaikan panggilan, Huo Jingshen kembali ke atas dan menemukan Su Wanwan yang baru saja keluar dari kamar mandi.     

Dia mengenakan piyama merah muda dengan rambut panjangnya yang masih basah terikat.     

"Kenapa kamu tidak mengeringkan rambutmu?" Huo Jingshen pergi ke kamar mandi untuk mengambil pengering rambut, "Suamimu akan mengeringkannya untukmu."     

Su Wanwan meliriknya. Sebenarnya dia malas melakukannya karena merasa rambutnya terlalu panjang dan tebal, tapi karena Huo Jingshen menawarkan diri untuk melakukannya, maka dia berjalan mendekat.     

Huo Jingshen menyalakan pengering rambut itu di level paling rendah. Dia membiarkan Su Wanwan duduk di sofa dengan membelakanginya dan mulai mengeringkan rambut istrinya dengan perlahan.     

Awalnya, Su Wanwan merasa khawatir suaminya ceroboh dan akan melukai dirinya, tapi dia tidak menyangka Huo Jingshen lumayan mahir melakukannya.     

Setelah beberapa saat, di tengah suara "wuu" pengering rambut yang menghipnotisnya, dia menutup mata dan jatuh ke dalam dekapannya. Su Wanwan mengantuk dengan rasa nyaman itu.     

Ketika hampir selesai, Huo Jingshen tiba-tiba bertanya, "Kapan hasil CET 4 akan keluar?"     

"Februari tahun depan."     

"Kapan ujian akhir semester?"     

Su Wanwan berpikir sejenak, "Akhir bulan depan."     

Masih ada lebih dari sebulan untuk mempersiapkan ujian, yang berarti dia masih akan dilarang bertemu selama lebih dari sebulan lagi.     

Alis Huo Jingshen langsung mengernyit dan menarik-narik rambut Su Wanwan.     

"Sakit!" Su Wanwan berseru.     

Huo Jingshen dengan cepat melepaskan rambut Su Wanwan yang hampir kering, dan ketika dia melepaskan rambut itu, telapak tangannya menjadi wangi.     

Huo Jingshen menyingkirkan pengering rambut ke samping dan menunduk menatap gadis kecil itu yang tidur dengan mata yang tertutup di pangkuannya...     

Ponsel di atas meja kecil berdering. Huo Jingshen mengambil ponselnya dan melihat nomor penelepon, dia langsung mengerutkan kening, "Apa?"     

Nadanya terdengar sangat kesal.     

Nangong Ci yang menelpon terdiam beberapa saat, "Keterlaluan, baru saja jam sembilan, kakak, kenapa kau begitu kesal? Di mana adik iparku?"     

"Dia sedang mempersiapkan ujian akhir." Huo Jingshen memutar matanya dan mengatakan omong kosong.     

"Kakak, sialan kau!" Kara Nangong Ci, "Kau tahu karena tadi malam kau menelpon nenekku, aku jadi mendapat ceramah sepanjang hari."     

"Tidak masalah, aku tutup."     

"Eh… Jangan ajak adik iparku untuk minum. Kakak kedua juga ada di sana. Di sana hanya ada laki-laki yang membosankan."     

"Kamu tidak akan pergi." Huo Jingshen hanya mengucapkan dua kata dan langsung menutup telepon. Kemudian dia mematikan ponselnya karena tidak mau Nangong Ci mengganggunya lagi.     

Dia segera kembali memeluk Su Wanwan setelah menyingkirkan ponselnya. Di rumah ada istri yang hangat dan imut, dan di luar juga sangat dingin, untuk apa dia pergi keluar untuk minum?     

Tentu saja, kesenangan di dalam kamar semacam ini, anjing-anjing lajang yang masih di dalam kandungan selama 30 tahun tidak akan mengerti.     

*     

*     

Keesokan harinya.     

Sebuah teriakan tiba-tiba terdengar dari kamar tidur, "Aaaaa… jam berapa sekarang?"     

"Sepertinya sudah kesiangan." Huo Jingshen menjawab dengan malas dari balik selimut yang tebal dan hangat.     

Su Wanwan berkedip.     

"Aku tanya jam berapa sekarang. Apa yang kamu lakukan dibalik selimut seperti itu?"     

Su Wanwan semakin marah ketika melihat jam, "Bukannya kamu mengatakan ingin menemani Ziyang untuk berpartisipasi dalam kegiatan orang tua dan anak? Kenapa kamu tidak membangunkanku?"     

"Sudah terlambat."     

"Hah?"     

"Seharusnya jam sembilan berkumpul di depan gerbang sekolah. Sekarang sudah jam sepuluh lewat." Huo Jingshen berkata dengan percaya diri, "Jadi tidak perlu pergi lagi."     

"Bukankah itu buruk?" Su Wanwan merasa bersalah, "Aku sudah bilang di telepon tadi malam akan membawanya untuk berpartisipasi. Tidak baik menipu anak-anak…"     

"Dia bilang dia tidak mau pergi."     

"Kamu bohong!"     

"Ziyang anak yang sangat dewasa melebihi anak seumurnya dan dia pasti bisa mengerti paman Huo dan bibinya."     

Su Wanwan hanya terdiam. Mulai sekarang, dia tidak mungkin bisa langsung melihat mata Fu Ziyang.     

*     

*     

Fu Ziyang sedang duduk di sofa di ruang tamu lantai bawah, dia mendengarkan pesan suara ke WeChat Shi Luoluo.     

Akhirnya gadis kecil itu bertanya kepadanya, "Fu Ziyang, apa kamu benar-benar tidak datang untuk memetik stroberi hari ini?"     

"Tidak pergi." Balasnya.     

"Tapi kamu harus mengumpulkan laporannya nanti."     

Fu Ziyang melihat ke atas dan berkata ke telepon, "Tidak mungkin, Paman Huo dan Bibi belum bangun."     

Meskipun dia sebenarnya tidak berniat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kekanak-kanakan seperti ini, tapi tadi malam Huo Jingshen memintanya sendiri untuk kembali dan memintanya bangun pagi, jadi dia menunggu dari jam delapan sampai sekarang...     

Di seberang telepon Shi Luoluo baru saja memutar pesan suara yang dikirim oleh Fu Ziyang. Kebetulan Shi Huan datang dengan keranjang kecil, dia mendengar kata-kata itu dengan jelas—     

"Mau bagaimana lagi, Paman Huo dan bibi belum bangun."     

Gadis kecil itu melihat waktu. "Sudah jam 10:40 pagi dan mereka masih belum bangun? Ini…"     

*     

*     

Huo Jingshen dan Su Wanwan turun saat hari sudah siang.     

Mereka langsung menikmati makan siang yang disiapkan oleh pelayan, "Ziyang, karena bibi kecilmu ketiduran tadi pagi..." Huo Jingshen mulai mencoba untuk menjelaskan.     

Su Wanwan hanya terdiam. "Sial, sudah jelas dia yang keenakan tidur, tapi kenapa aku yang disalahkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.