Menikahi Pria Misterius

Tuan Huo yang Licik



Tuan Huo yang Licik

0Huo Jingshen melihat mereka. Benar saja, di antara keempat gadis itu istrinyalah yang paling cantik! Bagaimana mereka bertiga bisa tahu kalau Huo Jingshen sedang membandingkan penampilan mereka di dalam hatinya? Mereka berseru serempak, "Halo Tuan Huo."     
0

Masalah ini telah dibahas sebelumnya dengan aura kuat Huo Jingshen yang 10 tahun lebih tua dari mereka, terlalu tidak sopan untuk memanggilnya paman, tapi terlalu tidak baik untuk memanggilnya kakak, jadi mereka hanya bisa memanggilnya "Tuan Huo".     

Benar saja, Tuan Huo dengan senang hati menyunggingkan bibirnya yang tipis, "Sayang, bagaimana denganku?"     

Su Wanwan berkata lagi, "Ini suamiku, Huo Jingshen."     

"Halo Tuan Huo!" Mereka bertiga berkata serempak lagi.     

Huo Jingshen masih mengangkat sudut bibirnya dan berbicara dengan suara yang sangat lembut, "Di luar dingin, ayo masuk mobil dulu." Kemudian dia meraih tangan kecil Su Wanwan dan berjalan ke mobil.     

Mereka bertiga berjalan di belakang dan mulai berbisik, "Aku tidak menyangka Tuan Huo begitu mudah didekati (ramah)!"     

"Aku kira semua pengusaha yang ganteng dan sukses adalah orang-orang yang sombong."     

"Di luar dingin, ayo cepat masuk ke mobil."     

"Dia sangat merendah ..."     

**     

Huo Jingshen masuk dan duduk di kursi pengemudi dengan Su Wanwan di kursi penumpang sampingnya, sedangkan ketiga teman Su Wanwan duduk di kursi belakang. Mereka mulai mengobrol ketika mobil mulai melaju.     

Mereka tidak berani terlalu lancang karena ada Huo Jingshen, jadi mereka hanya membicarakan seputar akademik dan kampus. Pertama, mereka membicarakan ujian CET 4 dan 6 yang baru saja berlalu kemarin, kemudian mereka mulai berbicara tentang persiapan ujian akhir.     

Perjalanan menuju tempat makan yang mereka tuju cukup jauh, sampai akhirnya mereka mulai membicarakan study tour dan magang di semester depan.     

"Aku dengar Guru Wang pernah mengatakan, kalau tahun ini, dua kelas akan pergi bersama ke Sanya!"     

"Sanya? Itu benar atau bohong?"     

"Aku dengar tahun lalu mereka pergi ke Gunung Tai. Mereka sangat kelelahan, kalau Sanya asyik tuh. Bisa sekalian main ke pantai!"     

"Kalau begitu aku harus menurunkan berat badan dulu, kalau tidak nanti aku tidak bisa memakai bikini!"     

"Wow, kalau begitu bukankah kita bisa sekalian melihat cowok-cowok ganteng memakai celana pendek..."     

Huo Jingshen meremas setir kemudi dengan jari-jarinya yang panjang dan kurus, alisnya sedikit berkedut mendengar percakapan gadis-gadis ini.     

"Pantai? Bikini? Cowok ganteng di kampus pakai celana pendek?"     

Kata-kata ini membuatnya sangat tidak nyaman.     

**     

Akhirnya mereka sampai di Taman Ono.     

Tidak salah lagi, itu adalah restoran bergaya pedesaan yang dibuka oleh Chu Xiuhuang.     

"Kakak." Seseorang datang dan menyambutnya ketika mereka memasuki restoran, lalu dia memandang Su Wanwan yang ada di sampingnya, raut wajah tampannya jelas terlihat tidak enak, tapi dia tetap menyapa, "Halo, kakak ipar."     

Ini adalah pertama kalinya Chu Shiwu melihat seseorang yang disebut-sebut sebagai menantu keluarga Huo.     

Sebelumnya dia pernah mendengar Tuan Besar Chu menyebutnya beberapa kali, dan setiap kali membicarakannya ada nada kagum di suaranya... "Dasar pria tua yang memiliki selera gadis muda!"     

"Melihat langsung lebih baik daripada hanya mendengar tentangnya saja. Dia benar-benar masih sangat muda, dan dia dua tahun lebih muda darinya." Jika bukan karena tatapan menyudutkan Huo Jingshen yang ada di sampingnya, dia pasti akan mengata-ngatai gadis ini.     

"Kamu siapa ya?" Su Wanwan terlihat bingung.     

"Namanya Chu Shiwu, dia adalah adik laki-laki Xiuhuang, dan dia juga senior jurusan jurnalisme dua tahun di atas kalian." Kata Huo Jingshen mengenalkan.     

Chu Shiwu mengenakan sweater putih dan celana jins, dia memiliki mata phoenix yang sipit dan wajah yang ramping. Orang yang pertama kali menatapnya pasti terpesona oleh wajahnya yang sangat indah dan tampan, agak mirip dengan Chu Xiuhuang.     

Hanya saja auranya terlihat lebih seperti kutu buku, senyumnya cerah, matanya jernih dan siapa saja langsung tahu jika dia adalah pemuda yang baik dengan latar belakang keluarga yang baik pula.     

Su Wanwan merasa dia adalah anak yang bisa disebut sebagai anak dari keluarga terpelajar, sementara Chu Xiuhuang terlalu berbeda jauh dari kriteria itu ...     

"Nanti kalian bisa menemuinya untuk bertanya masalah seputar akademik." Huo Jingshen mengatakan ini kepada ketiga gadis itu.     

Chu Shiwu hanya bisa tersenyum.     

Entah apakah ini baik atau tidak, dia baru kembali ke komplek siang tadi dan kebetulan bertemu dengan Huo Jingshen. Dia dengan hormat menyapa kakak tertuanya, dan menjawab beberapa pertanyaan dari kakak tertua, sebelum akhirnya dia diminta oleh kakak tertua untuk menemaninya makan malam. Benar-benar dalam paksaan.     

Su Wanwan sudah tahu akan jadi begini... Benar saja, seorang lelaki tua lebih paham dan lebih mengenal dunia!     

Awalnya dia menyadari Huo Jingshen sama sekali tidak berbicara selama di jalan. Jelas sekali, perbedaan generasi dengan ketiga gadis itu terlalu jauh. Makan malam ini pasti tidak akan nyaman. Tanpa diduga ternyata dia telah mengundang seorang pria muda tampan dengan usia yang tidak jauh berbeda, dan dia juga adalah seorang alumni jurusan jurnalisme, apalagi dia sangat tampan... jadi dia tidak perlu merasa khawatir tentang pembicaraan yang tidak cocok dengannya selama makan malam.     

Teman-teman Su Wanwan yang menjadi tamu di makan malam itu merasa sangat senang. Bahkan Chu Shiwu juga berinisiatif untuk mengantarkan mereka kembali ke kampus, "Aku saja yang mengantar kalian semua, kebetulan aku ingin ke kampus untuk mengambil sesuatu."     

Meskipun sebenarnya itu juga salah satu permintaan Huo Jingshen.     

"Boleh, boleh." Mereka bertiga tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.     

Dibandingkan dengan bos yang terlalu dewasa dan mengerikan seperti Tuan Huo, mereka masih lebih suka bersama dengan alumni yang cerdas dan tampan seperti Chu Shiwu.     

Tapi tiba-tiba Su Wanwan menyadari ada yang tidak beres ketika Chu Shiwu dan tiga temannya berjalan ke mobil. Beberapa bayangan tadi malam mulai muncul di depan matanya...     

"Aku harus kembali ke kampus!" Katanya dengan segera.     

"Akhir pekan seharusnya di rumah."     

"Tapi barang-barangku masih ada di kelas."     

"Biarkan teman-teman sekelasmu membantumu." Bagaimanapun ini adalah ancaman dengan suara yang lembut.     

Su Wanwan terdiam. "Berbahaya!"     

Huo Jingshen menyadari bahwa Su Wanwan masih merasa enggan, "Besok, kebetulan aku akan menemani Ziyang mengikuti kegiatan orangtua-anak."     

"Kegiatan orangtua-anak seperti apa?"     

"Kegiatannya diselenggarakan oleh sekolah, dan katanya sebagai tur musim gugur."     

"Sudah bulan berapa ini masih ada tur musim gugur? Tur musim dingin kali?"     

Huo Jingshen hanya melihatnya, dan Su Wanwan langsung berdeham, "Mau kemana?"     

"Lupa, tanyakan saja lagi."     

Su Wanwan memelototinya, "Kamu pasti sengaja membohongiku, kan?"     

"Di matamu aku adalah tipe suami yang mencoba menipumu untuk pulang?" Huo Jingshen menanyakannya tanpa berpikir panjang.     

"Ya." Jawab Su Wanwan juga dengan sangat yakin.     

Huo Jingshen terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.