Menikahi Pria Misterius

Daftar Nama Hitam



Daftar Nama Hitam

1Sementara itu di Universitas Nan.     

Setelah selesai dua jam pelajaran di pagi hari, dan Lin Qiao sudah akan meninggalkan kelas, tapi tiba-tiba dekan muncul di pintu kelas.     

"Apa Su Wanwan hadir?"     

Lin Qiao dengan cepat mengangkat kepalanya ketika mendengar nama itu, "Pak, Su Wanwan tidak datang ke kelas pagi ini."     

Pak dekan mengangguk, "Katakan padanya untuk bertemu saya di kantor saat dia datang nanti."     

"Baik pak."     

Lin Qiao mengerutkan kening dan berpikir setelah dekan itu pergi.     

"Kira-kira apa yang sudah Su Wanwan lakukan? Kenapa tiba-tiba dekan memanggilnya?"     

"Apa mungkin…"     

"Menurutmu, kenapa dekan mencari Su Wanwan?" Lin Qiao bertanya kepada seorang teman sekelas perempuan di belakangnya, dia ingin tahu pendapat teman-teman sekelasnya.     

"Apa lagi coba, pasti ingin... bermesraan hahahaha." Kata seorang gadis yang tidak peduli dengan Su Wanwan.     

"Jangan asal bicara, dekan itu yang mengirim pemberitahuan kemarin, hati-hati nanti kamu ada di daftar nama hitam."     

"Kita harus diam, orang yang punya kuasa memang luar biasa."     

"Apalagi yang bisa kita lakukan, siapa yang akan membiarkan wanita simpanan kesayangannya diganggu hahaha..." Kedua gadis itu tertawa bersama setelah mengatakannya.     

Lin Qiao membungkuk dan berkata dengan sengaja, "Bukankah itu tidak mungkin? Dekan kita berusia empat puluh tahunan."     

"Memangnya kenapa dengan usia empat puluh? Bukankah sugar daddy milik Su Wanwan berusia lima puluhan?"     

"Itu benar, terakhir kali saat Su Wanwan pergi menemui dekan, keduanya berada di dalam kantor selama hampir satu jam-an!"     

"Kemarin dekan baru saja mengirim pemberitahuan, hari ini Su Wanwan tidak datang, lalu ada juga tangan kanannya. Berani-beraninya Su Wanwan seangkuh itu?"     

"Kalau memang bukan, mana mungkin semua masalah bisa diselesaikan begitu cepat?"     

"Benar juga ya hahaha."     

"Bagaimana lagi, kita tidak berprestasi seperti Su Wanwan, pasti Pak Dekan tidak akan membutuhkan dan membantu kita."     

"Benar..."     

Semakin banyak mereka berbicara, semakin berlebihan pula perkataan mereka, "Jangan berbicara seperti itu, mungkin Dekan Itu benar-benar hanya mencari Su Wanwan untuk sesuatu yang serius." Kata Lin Qiao tiba-tiba.     

"Sudahlah, Lin Qiao, seingatku sebelumnya kamu tidak memiliki hubungan yang baik dengannya, kenapa sekarang kamu mengatakan hal-hal baik untuknya?"     

"Kampus kita sudah mengeluarkan pemberitahuan. Selain itu, kita juga tidak memiliki bukti." Kata Lin Qiao.     

"Kamu tidak percaya? Apakah kamu ingin bertaruh denganku? Nanti saat Su Wanwan datang ke kampus, kita bertiga akan melihatnya." Kata gadis itu.     

"Melihat apa?" Tanya Lin Qiao.     

"Menurutmu apa yang bisa kamu lihat?" Setelah gadis itu selesai berbicara, dia menatap temannya lagi dan tersenyum.     

Lin Qiao mengerutkan kening, "Tapi... bagaimana jika kita ketahuan dan Dekan marah?"     

"Dia? Semua orang tahu dia suka dengan mahasiswi, bagaimana mungkin dia marah?" Gadis lain juga tidak kalah nekat, "Sekarang siapa yang tidak tahu kalau Dekan itu adalah tangan kanan Su Wanwan?"     

"Setuju."     

"Aku akan mengambil fotonya dengan ponselku, ck ck ck, Pak dekan dan pelacur, berita ini tidak boleh terlalu viral..."     

"Begini saja." Lin Qiao berpikir sejenak, "Bukankah dosen wali mengatakan bahwa dia ingin membahas magang kelulusan semester depan? Aku akan menunggu dosen wali dan pergi bersamanya nanti."     

Kedua gadis itu saling memandang dan mengangguk, "Oke, oke."     

Lin Qiao akan memanggil beberapa kader kelas lagi bersama dengan dosen wali mereka, dan kemudian menangkap Su Wanwan langsung di depannya...     

"Semoga saja tidak terlalu kelihatan!"     

*     

*     

*     

*     

Pukul setengah satu siang, Huo Jingshen mengendarai mobil sampai ke gerbang sekolah.     

Su Wanwan segera membuka sabuk pengamannya ketika mobil mereka berhenti, "Aku pergi."     

"Um."     

"Apa begitu saja? Kenapa dia tidak mengatakan apapun seperti biasanya?" Su Wanwan sedikit terkejut.     

Tanpa sadar, dia menatap Huo Jingshen.     

Pria itu sedang melipat bibirnya menjadi garis tipis di bawah hidungnya yang mancung, wajahnya masih terlihat anggun dan menawan meski bibirnya sedang terkatup.     

Su Wanwan tiba-tiba memikirkan sesuatu.     

"Biasanya pria berbibir tipis tidak setia dalam hubungan."     

"Benar-benar omong kosong! Di mana letak tidak setianya? Dia selalu bersikap romantis tanpa habis setiap kali berduaan…"     

"Sayang." Tiba-tiba Huo Jingshen bertanya dengan suara yang terdengar berat, lalu menatap Su Wanwan dengan mata yang hitam pekat, "Ada apa?"     

 "...Tidak ada apa-apa."     

1

Su Wanwan buru-buru menarik kembali pandangannya dan hendak mengulurkan tangan untuk mendorong pintu mobil, tapi tiba-tiba Huo Jingshen menariknya.     

"Bohong."     

"Hah?"     

"Matamu seperti ingin mengatakan sesuatu, katakan, apa yang ingin kamu lakukan?" Huo Jingshen menyipitkan matanya.     

Su Wanwan mengerjap, "Aku... aku..."     

"Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, suamimu akan membantumu." Setelah berbicara, Huo Jingshen tersenyum nakal.     

Su Wanwan terdiam.     

Tapi setelah berpikir.     

 "Oke."     

Dia mendekatkan wajahnya.     

"Sialan!"     

Huo Jingshen malah menyeretnya kembali ketika dia ingin meninggalkan mobil.     

….     

"Cepat sana masuk."     

Su Wanwan membuka pintu dengan salah tingkah dan keluar dari mobil.     

Huo Jingshen menatapnya sampai sosok gadis kecil itu menghilang di balik gerbang kampus, lalu dia mengangkat telepon dan berbicara dengan suara yang kembali terdengar berat dan dingin seperti biasa.     

"Dalam satu jam, bawa semua orang ke kantor."     

*     

*     

*     

Beberapa gadis berjalan ke arahnya ketika Su Wanwan melewati gerbang kampus.     

Su Wanwan kenal tidak mengenal mereka semua, tapi gadis-gadis itu mulai menunjuk padanya dan berbisik, Su Wanwan tidak perlu menebak apa yang mereka bicarakan, karena itu pasti bukan kata-kata yang baik.     

Su Wanwan berhenti dan terdiam memandangi mereka, dia tidak mengatakan apapun, tapi wajah kecilnya terlihat dingin dan sepasang mata almondnya juga terlihat tegas.     

Akhirnya gadis-gadis itu merasa malu dan mereka dengan cepat menarik satu sama lain untuk pergi.     

Baru saat itulah Su Wanwan berjalan menuju gedung kelasnya.     

Begitu dia memasuki kelas, Lin Qiao menghampirinya, "Su Wanwan."     

Su Wanwan mengangkat kepala dan menatapnya, dia terkejut bahwa jalang kecil ini masih berani mengambil inisiatif untuk menemuinya?     

"Dekan memintamu untuk menemuinya di kantor." Kata Lin Qiao dengan mata yang memperhatikan wajah Su Wanwan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.