Menikahi Pria Misterius

Kepemilikan Putri: Aku Istrinya



Kepemilikan Putri: Aku Istrinya

0"Yebai…"     
0

"Apa paman ingin menebus apa yang paman jual? Tidak mungkin."     

"Tapi Yebai, saat itu, aku juga mengalami kesulitan..."     

"Apa alasannya?"     

Xiao Depeng tidak bisa mengatakannya, atau dia tidak berani mengatakannya?     

Yang pasti dia hanya bisa terdiam.     

Setelah beberapa saat, Xiao Depeng berkata lagi, "Kamu tahu, saat itu aku memiliki hutang yang banyak, aku bahkan tidak memiliki beras di rumah. Keluarga Mo kaya dan berkuasa, mereka dapat memberimu kehidupan yang lebih baik, dapat membuat karirmu naik, semua yang kulakukan hanya untuk kebaikanmu sendiri, kalau tidak, apa kamu bisa memiliki kehidupan yang baik seperti hari ini? Yebai, apa selama ini kamu tidak bahagia?"     

"Haha." Bibir tipis Xiao Yebai membangkitkan lengkungan mengejek.     

"Kebahagiaan?"     

Xiao Depeng berbicara lagi, "Singkatnya, kamu tidak boleh seperti ini! Kamu memiliki darah keluarga Xiao di tubuhmu, kamu tidak boleh sekejam ini pada keluargamu! Percaya atau tidak, kalau kamu memperlakukan kami seperti ini, kamu akan mendapatkan balasannya!"     

"Pembalasan?" Kata Xiao Yebai, "Baiklah, aku akan menunggu."     

 "Kamu…" Xiao Yebai langsung mematikan telepon itu. Tapi ia tidak kembali ke dalam bangsal, dia hanya berdiri di balkon dan menunggu.     

Angin malam menyapu kisi-kisi jendela dan membuat suara yang suram. Di luar terlihat gelap gulita. Tapi dia masih bisa melihat bintang di langit dan cahaya di kejauhan.     

Entah sudah berapa lama, tiba-tiba telepon milik Xiao Yebai berdering lagi.     

Xiao Yebai melihat nama penelepon di layar lalu mengangkat bibir tipisnya dengan dingin dan membiarkan telepon berdering beberapa saat sebelum menjawab, "Ayah."     

"Yebai." Mo Yaoxiong bertanya, "Pamanmu baru saja menelponku. Apa semuanya kemarin ada hubungannya dengan Zhiwei?"     

"Di kontak ponsel Song Quan nada tertulis kontak Zhiwei."      

"Oh mungkin dia hanya kenal saja." Mo Yaoxiong menghela nafas, "Pamanmu memohon padaku untuk cukup lama. Dia sama sepertiku. Dia hanya memiliki putri tunggal. Dia sangat takut putrinya akan menderita di dalam penjara dan diganggu. Apa kamu bukti? Lagipula, Song Quan sudah dipukuli seperti itu."     

"Jika Ayah melihat kejadian pada saat itu, aku yakin Song Quan sudah mati sekarang." Mo Yaoxiong terdiam.     

Setelah beberapa saat…     

"Bagaimanapun, Zhiwei adalah adik perempuanmu, dan kita semua bersaudara."     

Xiao Yebai tidak menjawab, dia sedikit menoleh dan mata hitamnya di balik lensa menatap ke luar jendela tanpa suara.     

Mo Yaoxiong menghela nafas, "Baiklah, aku mengerti, aku akan menjelaskannya kepada pamanmu."     

Telepon ditutup, Xiao Yebai berbalik dan kembali ke kamar.     

**     

Mo Weiyi sedang melihat ponsel dengan bosan, dan ketika dia mendengar suara suaminya, dia segera menaruh ponselnya kembali, "Siapa yang meneleponmu, sudah satu jam."     

Xiao Yebai melengkungkan bibirnya yang tipis, "Lima puluh menit."     

Mulut kecil Mo Weiyi menjawab, "Apa ada bedanya lima puluh menit dan satu jam? Keterlaluan, sudah waktunya istirahat dan kamu masih sangat sibuk? Aku akan memberitahu kakek besok dan memintanya untuk mengatur jadwal perusahaan. Kalau kamu sesibuk ini setiap hari, aku akan merasa tertekan."     

Xiao Yebai melirik botol infus, lalu dia menekan tombol di samping tempat tidur. Tidak lama kemudian perawat yang bertugas mengetuk pintu dan masuk, "Apa Anda sudah selesai?"     

Xiao Yebai mengangguk.     

Penampilan pria yang dingin dan tampan itu membuat wajah perawat kecil itu langsung memerah.     

Setelah sekian lama dia berada di rumah sakit, ini adalah pertama kalinya dia melihat pria tampan seperti itu.     

Menurut perawat itu Xiao Yebai terlihat sebagai pangeran tampan yang sebenarnya, dia memiliki tubuh yang tinggi dan kulit yang putih, penampilannya juga sangat anggun dengan kacamata yang dia gunakan.     

"Sayang sekali dia sudah punya pacar."     

Perawat itu berjalan ke samping tempat tidur dengan jantung yang sedikit berdebar, ketika dia menarik jarum infus dari tangan Mo Weiyi, dia tidak bisa menahan diri untuk mulai mengamati lagi.     

Benar saja, pacar pria tampan itu juga sangat cantik, bahkan saat dia demam dan berbaring di ranjang rumah sakit pun, dia terlihat selembut boneka.     

"Xiaobai, apa aku bisa pulang setelah diinfus?" Tanya wanita yang terlihat seperti boneka bagi perawat itu, bahkan suaranya lembut dan halus, juga terdengar centil.     

"Nona, suhu tubuh Anda belum turun. Lebih baik Anda dirawat di sini selama satu malam, kemudian Anda bisa meninggalkan rumah sakit kalau besok sudah membaik." Kata perawat itu dengan segera.     

"Apa aku masih harus dirawat di rumah sakit?" Wajah Mo Weiyi berkerut dalam sekejap.     

Perawat kecil itu menyimpan botol infus dan menatap Xiao Yebai dengan malu-malu, "Tuan."     

Xiao Yebai menatapnya.     

Mata mereka saling berhadapan, jantung perawat itu pun semakin berdebar, suaranya bahkan bergetar karena gugup, "Jangan lupa pakaikan pacar Anda selimut, biarkan dia berkeringat, kalau besok suhu badannya sudah turun, pacar Anda bisa keluar dari rumah sakit."     

"Terima kasih banyak."     

Perawat kecil itu tersenyum manis, "Sama-sama."     

"Siapa bilang aku pacarnya?" Tiba-tiba Mo Weiyi bertanya dengan suara kesal.     

Perawat kecil itu tercengang. Dia menatap Mo Weiyi dengan ekspresi terkejut.     

"Apa mereka tidak pacaran?"     

"Maaf, kalau begitu apakah Anda adiknya?" Perawat kecil itu memutar otaknya.     

"Aku istrinya!" Mo Weiyi mengucapkan setiap kata dengan kesal, setelah itu dia memelototinya dengan mata kucing yang indah itu.     

Perawat kecil itu terdiam, Karena Mo Weiyi tampaknya belum berusia dua puluhan, dan Xiao Yebai juga masih terlihat sangat muda, jadi perawat itu benar-benar tidak sadar kalau keduanya adalah pasangan suami istri.     

Selain itu, sikap Xiao Yebai jelas-jelas terlihat dingin, rasanya tidak ada kehangatan antara hubungan suami dan istri sama sekali.     

Perawat kecil itu merasa malu, lalu dia buru-buru meminta maaf, "Maaf, saya pikir... saya minta maaf."     

Dia meminta maaf lagi dan lagi sampai dia pergi, Mo Weiyi mendengus, "Perawat kecil itu benar-benar gelisah sekarang, dia selalu mengedipkan mata padamu dari awal dia memasuki ruangan, dia kira aku tidak melihatnya. Menjijikkan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.