Menikahi Pria Misterius

Putri Kecil Bersembunyi Di Balkon



Putri Kecil Bersembunyi Di Balkon

0Qu Yunyao mendengarkan pembicaraan Mo Yaoxiong dengan seksama.     
0

"Yunyao adalah sepupumu. Dia baru saja ditampar oleh Ibu Fefei demi kamu."     

Mo Weiyi terkejut, "Demi aku?"     

Kenapa rasanya Mo Weiyi tidak percaya?     

"Ya." Mo Yaoxiong menghela nafas, "Ayah tahu kamu tidak menyukainya, tapi dia tidak melakukan hal buruk. Kejadian terakhir kali sudah pasti kesalahpahaman, bagaimanapun kamu adalah sepupunya, dan mereka juga tinggal di sini, kalau kamu tidak menyukainya, setidaknya kamu tidak boleh merusak kedamaian keluarga, paham?"     

Setelah selesai berbicara, Mo Yaoxiong menyuruh Mo Weiyi lagi, "Suruh supir membawamu ke sini sekarang, Yebai juga akan datang ke sini."     

Awalnya Mo Weiyi tidak ingin datang, tapi ketika dia mendengar bahwa Xiao Yebai juga akan datang, Mo Weiyi segera menyetujuinya, "Baiklah, aku akan pergi ke mana pun Xiaobai pergi."     

Mo Yaoxiong terdiam.     

*     

*     

Jam Tujuh Malam.     

Angin musim gugur terasa tenang dan dingin. Mo Weiyi lupa, apakah saat pulang dari kampus tadi dia membuka jendela mobil, karena saat ini di dalam mobilnya terasa sangat dingin.     

Dia sebenarnya benar-benar tidak ingin kembali ke rumah lama.     

Tadi saat Mo Weiyi menjawab telepon, dia masih berbaring di tempat tidur, dia pikir untuk apa dia harus pergi jauh-jauh ke rumah kakeknya untuk melihat orang-orang yang dia benci, dan berterima kasih atas hadiahnya?     

Tapi semua pertimbangan tidak sesuai dengan apa yang dikatakan Mo Yaoxiong... Xiao Yebai juga akan datang.     

*     

*     

Saat memasuki ruang tamu di rumah utama, Mo Weiyi melirik bibi dan sepupunya yang sedang duduk di sofa, lalu dia berganti sandal dan berjalan mendekat.     

Mo Weiyi melepas mantelnya, dia mengenakan sweater turtleneck oranye dan celana jeans putih.     

Cukup hangat.     

Mo Weiyi jarang memakai pakaian seperti ini, biasanya dia memakai gaun yang elegan dan feminim, kebanyakan baju miliknya longgar dan nyaman.     

Pakaian seperti itu membuat tubuh Mo Weiyi yang ramping dan anggun terekspos, rambutnya yang keriting berwarna coklat madu menggantung lembut di sisi bahu, wajahnya terlihat halus, secara keseluruhan Mo Weiyi merupakan orang dengan penampilan yang cantik, tapi entah bagaimana dia juga terlihat tegas.     

"Kak Yiyi."     

Qu Yunyao segera berdiri dan mengambil kotak hadiah yang sudah dia siapkan sebelumnya, "Kakak sudah datang, ini hadiahku untukmu."     

Mo Weiyi segera mengambil hadiah itu sambil menatapnya dengan mata kucingnya yang cerah, "Ini bukan barang rusak seperti waktu itu kan?"     

Qu Yunyao tampak sedikit malu, lalu dia berkata dengan tergesa-gesa, "Tidak, tidak, hadiah yang aku berikan kali ini aman. aku tahu kakak sudah memiliki segalanya, jadi Kak Yiyi, aku memilih yang ini, ini lukisan seorang gadis, aku harap Kak Yiyi menyukainya."     

Mo Weiyi tersenyum, "Aku masih punya hati."     

Tapi mau tak mau dia berbisik dalam hatinya, "lukisan cat minyak apa yang kau berikan?"     

Qu Yunyao dengan hati-hati memberikan kotak hadiah itu ke tangan Mo Weiyi.     

Mo Weiyi meliriknya dan meletakkan barang itu di sofa belakang.     

"Weiyi." Kakek Mo dan Mo Yaoxiong sudah datang.     

"Kakek, Ayah." Mo Weiyi melihat ke arah belakang mereka, "Xiaobai belum datang?"     

"Yebai bilang dia harus lembur."     

"Ayo kita makan duluan saja." Kata Kakek Mo.     

"Aku tidak lapar, aku mau makan kalau Xiaobai sudah datang." Setelah itu Mo Weiyi mengeluarkan ponselnya dan mulai asik sendiri.     

Qu Yunyao juga duduk dan bertanya, "Bu, bagaimana hasil pemeriksaan hari ini?"     

"Masih belum normal."     

"Tapi hal ini tidak akan mempengaruhimu dalam bermain biola di masa depan kan?"     

"Uh..." Xu Jing ragu-ragu.     

Mo Weiyi menundukkan kepalanya dan melihat ponsel, tapi dia tidak bereaksi ketika mendengar hal ini.     

Sebaliknya, Mo Yaoxiong yang malah bertanya, "Apa yang dikatakan dokter?"     

Xu Jing tidak punya pilihan selain menjawab, "Dokter bilang mungkin dampaknya kecil."     

Setelah berbicara, Xu Jing buru-buru menambahkan, "Dokter sudah memberi peringatan. Mereka khawatir aku tidak akan bekerja sama dengan baik dalam pemeriksaan, jadi mereka memakai hal ini untuk menakut-nakutiku."     

Mo Yaoxiong menghela nafas, "Kamu harus mendengarkan dokter sekarang, istirahatlah dengan baik di rumah, dan pergi ke rumah sakit secara teratur untuk pemeriksaan ulang, lalu beri tahu Shi Bo jika kamu memerlukan sesuatu."     

"Tentu saja, terima kasih Kakak ipar." Xu Jing tersenyum lembut.     

"Langit sepertinya akan hujan, aku sangat ingin berada di sebelahmu, angkatlah kepalaku dan hitung awan gelap ..."     

Suara musik yang keras tiba-tiba terdengar dari ponsel Mo Weiyi.     

Volume teleponnya masih dinyalakan pada volume maksimum, dan membuat semua orang di ruang tamu sedikit terkejut.     

Mo Weiyi bangkit sambil tersenyum, "Aku mau menerima telepon dulu."     

...…     

Di balkon, Mo Weiyi mematikan suara musik.     

Setelah menghirup udara segar dan dingin beberapa kali, dia merasa sedikit lebih nyaman.     

Sweater turtlenecknya terasa sedikit tidak nyaman...     

Mungkin pakaiannya terlalu hangat, dan dia selalu merasa pengap saat berada di rumah.     

Dia berdiri di belakang pagar mendengarkan obrolan samar dan tawa dari ruang tamu, dan dia melihat jalan utama di sampingnya dengan mata kucingnya yang indah.     

Semuanya gelap, tidak ada apa-apa selain lampu jalan yang sesekali berkedip.     

Waktu berlalu perlahan.     

Entah sudah berapa lama, akhirnya terlihat cahaya mobil yang datang secara perlahan dari kejauhan.     

Mo Weiyi segera mengangkat telepon sambil tersenyum dan memencet nomor Xiao Yebai.     

Panggilan itu terhubung dengan cepat, dan langsung terdengar suara rendah yang dingin dari seorang pria, "Weiyi."     

"Xiaobai, aku melihatmu dari balkon, bisakah kamu datang ke sini?"     

 "Apa maksudmu?"     

Mo Weiyi berkata, "Aku di Balkon sisi ruang tamu, temui aku di sini."     

"Baiklah."     

Kemudian panggilan itu diakhiri.     

Mo Weiwei terus berdiri di balkon itu sambil memperhatikan mobil yang dikendarai suaminya berhenti, kemudian pintu mobil itu terbuka dan terlihat sosok tinggi serta tegas berjalan keluar.     

Mo Weiyi buru-buru melambaikan tangannya, dia berusaha menarik perhatian Xiao Yebai dari balkon yang sangat luas itu, tapi mereka terpisah oleh taman antara balkon dan tempat Xiao Yebai berdiri, sedangkan balkon itu memiliki pagar setinggi pinggang yang cukup membuatnya tidak terlihat.     

Pada saat ini, tirai jendela yang besar di belakang Mo Weiyi ditarik tertutup, dan orang-orang di dalam tidak dapat melihat pemandangan di luar sama sekali.     

Ketika pria itu datang, Mo Weiyi segera mengulurkan tangannya padanya.     

Xiao Yebai melirik pakaian tipis di tubuh Mo Weiyi dengan wajah tanpa ekspresi, kemudian dia memegang tangannya istrinya. Tangan itu lembut namun dingin.     

Mo Weiyi tertawa kecil, "Xiaobai, gendong aku keluar."     

Xiao Yebai menatapnya dan terdiam.     

"Cepatlah," desak Mo Weiyi.     

Melihat kalau Xiao Yebai masih tidak bersedia, Mo Weiyi langsung menarik tangannya dan memeluk leher suaminya, lalu dia berdiri sambil berjinjit, kemudian menyandarkan seluruh tubuhnya, "Xiaobai, cepat bawa aku keluar."     

Xiao Yebai melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya, suaranya rendah dan bingung, "Untuk apa ini?"     

"Jangan banyak bicara." Kata Mo Weiyi, "Cepat bawa aku keluar."     

Kemudian, kaki Mo Weiyi akhirnya terangkat.     

Xiao Yebai berusaha menggendong istrinya     

"Angkat kakimu."     

Mo Weiyi dengan patuh mengangkat kakinya ke belakang, kini seluruh tubuhnya terangkat sepenuhnya, akhirnya dia mendarat di pelukannya yang hangat.     

Lubang hidungnya penuh dengan aroma maskulin yang bersih dan menyenangkan.     

"Xiaobai."     

Wajah Xiaobai sedingin es, Mo Weiyi merasa sangat nyaman menggosok pipinya itu.     

"Kenapa kamu berdiri di balkon? Kan kamu lagi sakit." Tanya Xiao Yebai secara tiba-tiba. Tangan Mo Weiyi sangat dingin, tapi wajahnya sangat panas. Mo Weiyi demam.     

Mo Weiyi mengerjap, "Apa aku demam?"     

Xiao Yebai terdiam.     

Dia berkata, "Aku akan membawamu ke rumah sakit."     

"Jangan." Wajah Mo Weiyi terasa panas.     

"Aku tidak ingin pergi ke rumah sakit."     

"Aku akan menemanimu." Xiao Yebai menggendongnya kembali ke gerbang dan berjalan ke ruang tamu.     

Awalnya, semua orang yang sedang berbicara di dalam rumah terkejut melihat mereka. Kakek Mo bahkan lebih terkejut, "Weiyi? Ada apa?"     

"Bukannya tadi kamu sedang menerima telepon di balkon?"     

"Kenapa kamu digendong dari luar?"     

"Weiyi demam." Kata Xiao Yebai.     

"Demam?" Mo Yaoxiong mengerutkan kening, "Bukankah tadi dia tidak apa-apa? Kenapa kamu tiba-tiba menjadi demam setelah menerima telepon?"     

Xiao Yebai datang, mengambil tasnya, dan mengenakan mantel, "Maaf, aku akan membawanya ke rumah sakit."     

"Ya, cepatlah." Kakek Mo memandang cucunya dengan ekspresi khawatir, "Pelan-pelan saja ya di jalan, dan telepon aku saat kalian sudah sampai."     

"Baik."     

Kakek Mo mengantarkan mereka sampai ke depan pintu, dan dia tidak bisa menghela nafas sampai mobil itu pergi, "Gadis ini."     

Saat kembali dan melihat Mo Yaoxiong, wajah Kakek Mo langsung terlihat muram, "Apa kamu tidak tahu kalau cucu perempuanku demam? Dan kamu menyuruhnya datang jauh-jauh untuk makan malam?"     

Mo Yaoxiong terdiam.     

"Memalukan!"     

Qu Yunyao duduk di sana dengan mata sinis.     

"Apa Mo Weiyi benar-benar sedang demam?"     

"Bukannya tadi dia baik-baik saja? Sudah pasti Mo Weiyi ingin buru-buru pergi karena tidak ingin melihat Qu Yunyao." Pikir Mo Yaixiong.     

"Ayah, ayo makan malam dulu." Mo Yaoxiong memberi saran, "Jangan khawatirkan Weiyi, dia tidak apa-apa kalau Yebai yang mengurusnya, aku akan menelepon dan bertanya nanti."     

Kakek Mo memelototinya lagi, "Kamu bahkan tidak tahu kalau cucuku demam, kamu keterlaluan."     

Mo Yaoxiong sangat malu dimarahi di depan Xu Jing dan putrinya.     

*     

*     

Setelah selesai makan malam, mereka semua kembali ke ruang tamu.     

Setelah Mo Yaoxiong menelepon Xiao Yebai, dia langsung berbicara pada Kakek Mo, "Ayah, jangan khawatir, Weiyi sudah mendapat infus, Yebai akan tinggal bersamanya di rumah sakit malam ini."     

Kakek Mo mengangguk dan pergi dengan tongkatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.