Menikahi Pria Misterius

Tuan Huo Disebut Sebagai Orang Tua Yang Jahat



Tuan Huo Disebut Sebagai Orang Tua Yang Jahat

0"Kamu tidak percaya padaku?" Qin Feng menjadi lebih agresif, "Lihat saja mobil itu, model Bentley terbaru, harganya setidaknya 10 jutaan yuan. Siapa yang bisa mengendarainya? Selain itu, gadis itu seorang mahasiswa, umurnya hanya sekitar belasan atau dua puluh tahunan, dia muda dan cantik, tubuhnya juga sangat bagus, menurutmu sugar daddy semacam itu adalah cinta sejati? Sembilan dari sepuluh, mereka adalah orang tua yang jahat!"     
0

"Benarkah?" Chu Jingyi tidak tertarik.     

"Jika bukan sugar daddy, dia pasti orang kaya-raya, ck ck ck. Status mereka sangatlah tinggi, apa kamu tidak tahu alasan kenapa orang yang suka pamer kemesraan di depan umum cepat putus? Semakin mereka merasa kurang, mereka semakin suka menunjukkannya. Dasar menyebalkan!" Qin Feng terus mengeluh.     

"Status yang tinggi?"     

Chu Jingyi berpikir bahwa siapa pun boleh tidak memiliki martabat, tapi berbeda dengan Huo Jingshen.     

Sejak kecil Huo Jingshen memiliki kepribadian yang terkendali dan tenang, di usia muda, dia selalu disebut sebagai Tuan Muda oleh para orang tua.     

Saat dia bersekolah, tumbuh dewasa dan pergi ke luar negeri... Karakter Huo Jingshen menjadi semakin tertutup dan sulit bagi siapapun untuk menebaknya.     

Dia selalu memilih untuk menjadi pribadi yang tertutup.     

"Jingyi." Qin Feng menyodorkan sebuah surat undangan, "Surat undangan dari Universitas Nan, bagaimana kalau… kamu pikirkan lagi?"     

Bibir merah Chu Jingyi berdecak, "Tidak ada yang perlu dipikirkan lagi, aku setuju."     

Qin Feng sangat gembira mendengarnya, "Kamu setuju?"     

Beberapa menit yang lalu Chu Jingyi masih terlihat tidak tertarik sama sekali.     

Sebenarnya setelah dia kembali ke Cina, banyak universitas dan perguruan tinggi mengundangnya untuk memberikan pidato, tidak tahu berapa banyak yang sudah dia tolak. Qin Feng mengira kali ini Chu Jingyi juga tidak akan tertarik ...     

"Bagaimanapun, rektornya adalah sepupuku." Chu Jingyi memberi alasan.     

Qin Feng buru-buru mengangguk setuju, "Ya, ya, kita semua adalah keluarga. Selain itu, jika kamu lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini, akan sangat baik untuk citra luarmu, dan itu juga akan mempermudah rencana tur pameran kita berikutnya. Lalu... mengenai jadwal, apa kita ikuti saja seperti yang mereka putuskan?"     

"Boleh."     

Nona tertua Keluarga Chu yang selalu sombong dan mudah emosi berperilaku sangat baik dan terlihat bisa bekerja sama kali ini. Qin Feng yang merupakan manajernya jadi sangat terkejut. Dia mulai berpikir dan segera mengambil ponselnya lalu mulai menyusun pidato.     

Adapun Chu Jingyi, ia hanya duduk sambil menggosok gelang giok di pergelangan tangan, dia menurunkan alisnya, bibir merahnya tersenyum meskipun dia tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.     

**     

Setelah kelasnya selesai, Su Wanwan dan Mo Weiyi bertemu di dekat pintu masuk kantin seperti biasa pada siang hari.     

Sesampainya di sana, dari kejauhan dia melihat dari seorang gadis berdiri di samping Mo Weiyi, dan keduanya tampak sedang berbincang-bincang.     

"Weiyi."     

Kedua wanita itu menoleh.     

Ketika dia melihat Su Wanwan, wajah gadis itu terlihat tercengang.     

"Wanwan!" Mo Weiyi langsung memeluk lengan Su Wanwan dengan manja, "Apa kita harus pergi ke atas untuk makan hari ini?"     

"Tentu saja."     

"Kami pergi makan dulu." Mo Weiyi berkata kepada gadis itu, "Aku akan memberi tahu Zhong Kai tentang urusanmu nanti."     

"Terima kasih Kakak Mo, terima kasih Kakak Mo." Gadis itu terus mengangguk sebagai tanda terima kasih.     

Setelah mereka pergi, gadis itu masih berdiri di sana dan belum pergi juga.     

...…..     

Di kantin lantai atas.     

"Siapa gadis itu, mengapa dia mencarimu?" Tanya Su Wanwan dengan penasaran.     

"Perusahaan Mo Shi membiayai beberapa murid miskin setiap tahun, kan? Dia bernama Bai Ruwei. Dia ingin melamar beasiswa tahun ini, tapi karena waktunya sudah lewat, dia datang untuk menanyakan itu padaku."     

"Oh". "Su Wanwan tidak begitu terkesan dengan nama itu. Dia hanya mengangguk dan tidak terlalu memikirkannya.     

Setelah makan siang, Mo Weiyi kembali masuk ke kelas, sementara Su Wanwan mencari kelas yang sepi untuk belajar sendiri.     

Tidak lama setelah dia duduk ada seseorang mendatanginya. Orang itu hanya berdiri di dekatnya tanpa berbicara, agak menyeramkan.     

Su Wanwan dengan cepat menoleh, tapi yang dilihatnya hanyalah gadis bernama Bai Ruwei tadi.     

"Ada apa mencariku?" Su Wanwan merasa dia agak aneh.     

Bai Ruwei meremas tangannya, dia berkedip beberapa kali, wajahnya terlihat ragu, sampai akhirnya dia mulai berbicara.     

"Nona."     

Kata-kata "Nona" ini membuat Su Wanwan sangat terkejut.     

"Apa-apaan?"     

Untungnya, tidak banyak orang di kelas, dan dia duduk di baris paling belakang, jadi tidak ada yang memperhatikan mereka.     

"Nona, apa Anda tidak ingat saya?" Bai Ruwei melihatnya dengan wajah memelas, "Saya Xiaowei. Selama liburan musim panas, saya bekerja sebagai pelayan di keluarga Su."     

Su Wanwan akhirnya ingat, "Jadi kamu Xiaowei?"     

"Iya." Bai Ruwei mengangguk, dan buru-buru menjelaskan, "Nona, saya benar-benar telah difitnah, saya benar-benar tidak menyembunyikan jarum di gaun itu, saya sungguh tidak ingin menyakiti Anda. Saat itu, Nona kedua mengatakan pada saya jika Anda lupa membawa gaun, dan saya diminta untuk mengantarkannya langsung ke rumah keluarga Huo, dan hari berikutnya dia juga meminta saya untuk pergi ke aula pesta itu. Nona, ini semua dirancang oleh Nona kedua, saya benar-benar tidak melakukan apa-apa, saya difitnah..."     

"Aku percaya padamu." Su Wanwan buru-buru memotongnya.     

Bai Ruwei terkejut, "Anda percaya pada saya? Sungguh Anda percaya pada saya?"     

Mata Su Wanwan membesar.     

"Bai Ruwei ini, kenapa dia... begitu serius?"     

"Nona, Saya sungguh berkata dengan jujur...."     

Bai Rui mulai ingin melanjutkan perkataannya lagi.     

Su Wanwan tidak punya pilihan, "Aku benar-benar percaya padamu, jangan panggil aku Nona."     

"Nona, Anda sangat baik."     

Su Wanwan terbatuk dua kali, dia sedikit malu, "Sudah kubilang jangan panggil aku Nona, kamu bisa memanggilku Wanwan."     

"Benarkah? Anda sungguh orang yang sangat baik."     

Su Wanwan terdiam.     

Oh Tuhan, siapa yang akan menyelamatkannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.