Menikahi Pria Misterius

Cinta Monyet Memang Menggemaskan Sekali



Cinta Monyet Memang Menggemaskan Sekali

0"Paman Huo sudah tua dan kuno, jadi dia tidak bisa menerima masalah cinta monyet anak kecil. Bibi sedang mencoba untuk melindungi cinta pertamamu, mengerti?" Kata Su Wanwan menjelaskan.     
0

Fu Ziyang terdiam lagi.     

"Fu Ziyang!" Tiba-tiba gadis yang sedang dibicarakan memanggilnya dari belakang.     

Ekspresi Fu Ziyang berubah menjadi serius.     

Su Wanwan berbalik dan melihat Shi Luoluo berlari menghampiri mereka.     

Gadis kecil itu mengenakan seragam sekolah, rambutnya diikat menjadi dua ekor kuda, dia melompat-lompat sambil berlari dan terlihat imut.     

Di belakangnya berdiri Shi Huan yang jaraknya cukup jauh, seolah-olah dia sedang berusaha menyembunyikan sesuatu, karena ketika dia berhenti mengikuti Shi Luoluo ketika dia melihat Su Wanwan.     

"Fu Ziyang, kamu baik-baik saja?" Gadis itu langsung menghampiri Fu Ziyang dan memandangnya dengan khawatir.     

Fu Ziyang menjawab dengan dingin, "Tidak apa-apa, bagaimana denganmu?"     

Shi Luoluo menggelengkan kepalanya, "Aku juga baik-baik saja."     

Setelah mengatakan itu, Su Wanwan melihat bahwa mata dan hidung gadis kecil itu terlihat merah, dan sekilas gadis itu seperti habis menangis.     

.......     

Shi Huan berjalan perlahan ketika melihat Chu Xiuhuang pergi.     

"Nyonya Huo."     

Su Wanwan buru-buru bertanya, "Apa Luoluo baik-baik saja? Aku baru saja menonton videonya, dan sepertinya dia terjatuh."     

"Tidak apa-apa, dia pemalu dan dia takut terlihat menangis."     

Shi Huan meraih tangan kecil Shi Luoluo setelah mengatakan itu, "Luoluo, ucapkan selamat tinggal kepada teman sekelasmu."     

Shi Luoluo melambaikan tangan kecilnya dan mengucapkan selamat tinggal, "Selamat tinggal kakak, selamat tinggal Ziyang."     

Fu Ziyang mengerutkan bibirnya, "Selamat tinggal."     

"Tidak perlu dilihat lagi, mereka sudah pergi." Kata Su Wanwan dengan tiba-tiba setelah Shi Luoluo dan Sgi Huan masuk ke dalam taksi.     

Fu Ziyang tidak menjawab, dia hanya menarik kembali pandangannya dengan tenang.     

"Apa Luoluo akan menjadi pacar kecilmu di masa depan?" Tanya Su Wanwan lagi.     

Tapi Fu Ziyang kembali mengabaikannya.     

"Dingin sekali." Su Wanwan ingin tertawa, "Ziyang, telingamu merah."     

Fu Ziyang berbalik, tubuhnya sangat tegak, "Bibi, sudah waktunya pulang."     

"Kamu mau ke mana? Paman Huo-mu sebentar lagi akan menjemput kita."     

Fu Ziyang berhenti melangkahkan kakinya. Su Wanwan akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tertawa kecil. Astaga, cinta monyet memang menggemaskan sekali!     

Jika bukan karena luka di wajahnya, saat ini Su Wanwan benar-benar ingin mencubit Fu Ziyang...     

**     

Setelah menunggu sekitar 10 menit, Mustang hitam yang dikenalnya berhenti di pinggir jalan.     

Su Wanwan membawa pria kecil itu ke dalam mobil.     

Benar saja, Huo Jingshen melihat memar di wajah Fu Ziyang dan langsung mengerutkan kening, "Apa yang terjadi?"     

Fu Ziyang tidak menjawab.     

Su Wanwan tidak punya pilihan selain mengatakan, "Tidak apa-apa, dia hanya bermain dengan anak-anak dan dia terjatuh."     

Huo Jingshen langsung menyipitkan matanya, Su Wanwan pun terdiam.     

"Astaga mereka berdua… sipit matanya sangat-sangat mirip!"     

**     

Setelah mereka sampai di rumah, Bibi Han langsung merawat luka di wajah Fu Ziyang dan memasang plester di dagunya.     

Fu Ziyang mengerjakan pekerjaan rumahnya setelah selesai makan, lalu Su Wanwan yang penasaran mulai bertanya, "Sebenarnya siapa Ibunya Ziyang?"     

"Kenapa?"     

"Karena kamu dan ayahnya adalah teman baik dan bisa merawat anak, hubungan kalian kan juga sangat baik, pasti kamu juga tahu kan siapa ibunya?"     

Huo Jingshen memandangnya dengan tatapan yang samar dan tidak bisa dipahami, matanya yang hitam pekat tidak berkedip sedikitpun.     

Saat Su Wanwan pikir Huo Jingshen akan memberitahu yang sebenarnya….     

"Sejak kapan kamu bisa peduli dengan suamimu seperti ini?"     

"Bisakah kamu berhenti membuat masalah? Aku sedang membicarakan hal yang serius!" Kata Su Wanwan dengan kesal, dia merasa seperti ada burung gagak yang berisik sedang terbang di atas kepalanya.     

"Bukankah peduli pada suami adalah hal yang serius?"     

Huo Jingshen sangat kesal sehingga dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi gadis kecil itu.     

Awalnya dia ingin mencubit pipi istrinya sebagai hukuman, tapi Huo Jingshen baru sadar pipi istrinya terasa begitu lembut dan kenyal, jadi dia tidak bisa menahan diri untuk terus melakukannya.     

Cubitan Huo Jingshen semakin keras, lalu dia mulai berkata dengan sinis, "Dengan suami yang begitu sempurna sepertiku, kamu masih tidak peduli, kamu tidak tahu bagaimana menghargainya, ya? Berapa banyak wanita di luar sana yang iri, cemburu, dan benci padamu, apa kamu tahu? Hah?"     

Su Wanwan terdiam lalu menampar tangan Huo Jingshen, "Berhenti mencubitku, sakit!"     

"Gini aja sakit?" Huo Jingshen merendahkan suaranya.     

Su Wanwan buru-buru mengambil sumpitnya, "Ayo makan, berhenti bicara, oke?"     

Su Wanwan sudah tahu kalau dia seharusnya tidak bertanya siapa Ibu Ziyang pada suaminya ini.     

Setiap kali makan dengan suaminya dia harus tetap tenang, kalau tidak akan terjadi sesuatu padanya.     

Tidak disangka…..     

"Uhuk, uhuk, uhuk!"     

"Kenapa?" Wajah Huo Jingshen seketika berubah.     

Wajah Su Wanwan memerah, dia terbatuk-batuk sampai hampir muntah, air matanya hampir jatuh, dia menunjuk ke tenggorokannya dan berkata dengan tidak jelas, "Ada… duri… uhuk… uhuk… uhuk…"     

......     

Untungnya, tulang ikan itu tidak panjang, Huo Jingshen memberinya beberapa teguk air, dan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan Su Wanwan hilang terbawa air.     

"Apa kamu bodoh, kalau tidak berhati-hati makan ikan tenggorokanmu bisa tertusuk." Kata Huo Jingshen setelah melihat istrinya baik-baik saja.     

Su Wanwan memelototinya dengan mata yang merah, "Bukankah ini salahmu?"     

"Bagaimana bisa ini salahku?" Huo Jingshen merasa tidak bersalah, "Aku tidak memasukkan duri itu."     

Su Wanwan terus menatapnya, "Aku menyalahkanmu, aku menyalahkanmu, aku menyalahkanmu!"     

Huo Jingshen terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.