Menikahi Pria Misterius

Menemani Gadis Kecil Bermain Kembang Api Di Parit



Menemani Gadis Kecil Bermain Kembang Api Di Parit

0Tangan Su Wanwan yang semula mengepal karena geram perlahan mengendur. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pelukis lukisan ini adalah Chu Jingyi.     
0

Su Wanwan berusaha terlihat tenang, meskipun dia tahu sebenarnya dia sudah kalah telak dalam percakapan ini.     

"Nyonya Huo?"     

Su Wanwan kembali tersadar. Lalu dia mulai berbicara, "Ternyata lukisan ini dilukis oleh Nona Chu, sungguh luar biasa."     

Chu Jingyi seakan tidak menyadari nada suaranya yang berubah, "Ini hanyalah caraku untuk mencari nafkah, tapi aku juga tidak terlalu menyukainya."     

"Haha…" Su Wanwan tertawa canggung.     

"Dia mengatakan menjual lukisan jutaan yuan hanyalah untuk mencari nafkah dengan mudah."     

"Sebelumnya aku dengar dari Ah Ci kalau Nyonya Huo masih seorang mahasiswa. Apa kalian saling kenal? Apa kalian teman sekelas?" Setelah Chu Jingyi selesai berbicara, dia tersenyum, "Aku tidak menyangka Jingshen akan menikahi seorang gadis kecil sepertimu."     

Su Wanwan merasa kata-kata wanita ini sangat tidak menyenangkan?     

"Aku juga tidak menyangka suamiku akan dijodohkan dengan wanita sepertimu."     

Chu Jingyi menatapnya dengan agak iba.     

"Begitulah para orang tua. Hubungan antara kedua keluarga kami selalu sangat baik. Jingshen dan aku seusia. Kami tumbuh bersama seperti kekasih sejak kecil. Sayang sekali dia pergi ke Inggris dengan orang tuanya, dan aku pergi ke Australia." Kata Chu Jingyi.     

Hati Su Wanwan merasa sakit, tapi dia masih menunjukan senyum manis di wajahnya, "Begitukah? Itu berarti kalian tidak berjodoh."     

Chu Jingyi juga tersenyum kecil, "Nyonya Huo, bagaimana perasaanmu, tampaknya kamu terus membantahku?"     

"Ya… Bukankah sudah jelas kalau aku memiliki pendapat sendiri tentang dirimu?" Kemudian Su Wanwan tertawa, "Terakhir kali aku berada di mansion, aku sudah memperingatkanmu dengan jelas, jangan terlalu dekat dengan pria yang sudah menikah, dan berhati-hatilah dengan fitnah."     

"Haha." Chu Jingyi mencibir, "Seorang pria itu bukan benda, dia punya kaki, dia bisa berjalan sendiri, dia masih punya hati. Kamu hanya ingin mengendalikannya, tapi terkadang kamu tidak bisa mengendalikannya. Jika kamu berpikir bahwa kamu dapat mengontrol suamimu hanya dengan menggunakan wajahmu, atau bahkan dengan peringatan dan intimidasi, tandanya kamu benar-benar naif. "      

"Apakah Nona Chu sudah merasakannya?" Kata Su Wanwan, "Aku dengar Nona Chu telah bercerai. Bisa dikatakan ini adalah sebuah 'pengalaman' bagimu."     

Bibir Chu Jingyi yang tadi tersenyum kini mulai bergetar tak terkendali setelah mendengar kata-kata itu. "Gadis kecil ini benar-benar susah dihadapi. Setiap kali bertemu, selalu memberikan kejutan."     

Pertama kali saat mereka bertemu di mansion, dia mengira Su Wanwan adalah gadis yang ceroboh, seperti kucing liar kecil dengan bulu yang terbakar.     

Kedua kalinya lincah, dia memiliki lidah yang tajam, dan dia tidak memberi kesempatan pada musuh untuk melawan.     

Dan sekarang, karena tidak ada orang lain di sekitar mereka, taring tajam Su Wanwan terlihat semakin jelas!     

"Jangan lakukan pada orang lain apa yang tidak ingin kamu lakukan pada dirimu sendiri." Su Wanwan berkata lagi, "Nona Chu adalah orang yang berpendidikan, kamu pasti memahami kalimat ini."     

Setelah berbicara, Su Wanwan melihat ke arah Chu Jingyi, "Paham?"     

"Baiklah, baiklah, semua sudah dibeli!" terdengar Suara Mo Weiyi mendekat.     

Chu Jingyi harus membalikkan tubuhnya sedikit, dia mengangkat tangannya dan mengelus dada.     

Mo Weiyi membawa plastik di tangannya dan berkata dengan gembira, "Kakek Chu membantuku memilih satu set kaligrafi berkualitas tinggi. Baiklah, sekarang aku akan mengantarmu kembali ke kampus untuk lanjut belajar."     

Karena menyebut kata "belajar" Su Wanwan langsung memutar bola matanya.     

Tidakkah gadis ini peka kalau saat ini Su Wanwan sedang bertarung dengan saingannya?     

Bagaimana bisa kata-kata seperti "belajar" muncul?     

Mo Weiyi sangatlah polos.     

Kenapa?     

Mengapa Wanwan melihatnya?     

Apa maksud Su Wanwan dia sangat 'pengertian'...     

"Ini pertemuan yang luar biasa, tidakkah kalian ingin berbelanja lebih lama dengan kakek?" Pak Tua Chu mengajak sambil tersenyum.     

Sebelum Su Wanwan berbicara, Mo Weiyi segera menjawab, "Tidak kakek, Su Wanwan harus kembali ke kampus untuk belajar. Dia akan segera ujian, dan dia belum lulus ujian CET level 4."     

"Benarkah?" Kakek Chu tiba-tiba tersenyum lebih tulus, "Tentu saja ujian lebih penting, jadi aku tidak akan mengganggu kalian, hehe."     

Di sampingnya Chu Jingyi tidak mampu berkata apa-apa.      

Su Wanwan menggertakkan giginya, "Mo Weiyi, sepertinya kamu telah lulus ujian CET-4, hah?"     

Mo Weiyi mengedipkan mata sipitnya, "Aku belum kok, kenapa?"     

"Haha." Su Wanwan tertawa canggung.     

Setelah kedua gadis yang sudah berada di tahun ketiga itu meninggalkan mereka, Kakek Chu membelai janggutnya yang abu-abu dan tipis. Dia menghela nafas pelan, "Ah, lihat anak-anak orang lain, alangkah baiknya mereka. Menikah pada usia 20 tahun, tapi coba lihat adikmu itu, sudah berumur 30 tahun tapi belum laku juga, sayang sekali!"     

Chu Jingyi terdiam.     

**     

Huang You.     

Chu Xiuhuang sedang duduk di kantor, dan tiba-tiba dia bersin terus-menerus.     

Ketika Shi Huan melaporkan perkembangan pekerjaan di balik meja kerja, dia tidak dapat menahan tangan kanannya untuk terangkat, belum sampai tangannya menutup hidung…     

"Apa maksudmu?" Chu Xiuhuang menggebrak meja, "Apa kamu begitu takut tertular flu dariku?"     

Tadi malam dia membawa jalan seorang mahasiswi yang baru dikenalnya ke parit untuk bermain kembang api, tapi gadis itu terlihat sangat bersemangat sehingga dia berteriak dan bersorak di parit begitu lama, dan setelah itu Chu Xiuhuang terkena flu.     

Shi Huan segera menurunkan tangannya, "Tuan Muda Chu, saya telah mengirim rencana terbaru ke kotak surat Anda pagi ini. Apakah Anda memiliki kritik atau saran?"     

"Tidak ada, lakukan saja apa yang kamu inginkan."     

"Baik, Tuan Chu." Shi Huan diam-diam menghela nafas lega, "Jika tidak ada yang lain, saya..."     

"Ambilkan aku obat flu." Chu Xiuhuang bangkit dan membuka kancing kemejanya dengan tidak sabar, "Apa seprai sudah diganti?"     

"Semuanya sudah diganti dengan yang baru."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.