Menikahi Pria Misterius

Su Wanwan: Jangan Menghakimi Orang Lain Dari Penampilannya



Su Wanwan: Jangan Menghakimi Orang Lain Dari Penampilannya

0"Benarkah?" Mo Weiyi benar-benar tidak percaya, dan senyumnya berangsur-angsur menghilang, "Apa kamu memang mengerjakan soal? Atau kamu melakukan hal lain?"     
0

"Aku mengerjakan soal!" Su Wanwan menggertakkan giginya.     

Dia mengatakannya dengan suara yang sangat kecil.     

Apalagi, mereka sedang berada di tempat umum seperti kantin, terdapat banyak mahasiswa di sekitar dan dia tidak seterbuka Mo Weiyi.     

Mo Weiyi juga mengecilkan suaranya dan mengatakan sesuatu dengan maksud yang berbeda, "Kalau begitu kamu bisa melakukannya lebih awal nanti malam, jadi kamu bisa tidur lebih awal setelah selesai."     

Su Wanwan terdiam. "Gadis ini benar-benar sengaja!"     

Mo Weiyi tersenyum, "Oh ya, setelah selesai makan, ayo temani aku belanja, aku ingin membeli hadiah untuk Xiaobai."     

"Beli hadiah untuk dia lagi?" Su Wanwan berusaha memastikan, "Untuk perayaan apa kali ini?"     

"Kali ini bukan untuk perayaan, tapi untuk ulang tahunnya Xiaobai, tanggal 20 bulan ini," kata Mo Weiyi dengan percaya diri.     

"Tapi aku sangat mengantuk." Jawab Su Wanwan.     

"Nanti tidur di mobil saja." Kata Mo Weiyi yang terlihat cemberut dan berpura-pura terlihat sedih, "Kalau kamu tidak menemaniku, berarti aku pergi berbelanja sendiri, membosankan sekali, menyedihkan dan kesepian. Su Wanwan sayang, ayo temani aku ya?"     

Su Wanwan terdiam.     

Mo Weiyi tahu kalau Su Wanwan mudah terbujuk setiap dia bertindak genit dan imut.     

"Wanwan sayang, Wanwan sayang, boleh ya, Wanwan sayang..."     

"Baiklah, baiklah." Su Wanwan akhirnya menyerah, "Pertama pikirkan dulu apa yang kamu mau beli, jadi saat di sana kamu bisa langsung memilih dengan cepat, dan tidak membuang waktuku."     

"Oke!"     

**     

Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, begitu sampai di pusat perbelanjaan Mo Weiyi langsung sibuk mencari barang, "Wanwan, aku ingin membeli kacamata untuk Xiaobai, tapi Aku rasa Xiaobai terlihat lebih baik tanpa kacamata, jadi menurutmu apa yang harus aku beli untuknya?"     

"Beli skin game saja."     

"Hah?"     

"Tidak ada." Sudahlah, Mo Weiyi juga tidak bermain game, dan dia tidak tahu bahwa King Glory baru saja memiliki edisi "Perjalanan ke Barat" untuk hero baru.     

"Aku tahu, beli saja pena, Xiaobai kan setiap hari harus menandatangani dokumen di tempat kerjanya, jadi dia bisa memikirkanku setiap dia menggunakannya."     

Setelah puas dengan keputusannya, mereka berdua pergi dan dengan mobil ke 99 Art District di Kota Nan.     

Selepas membeli pena, Su Wanwan mengira mereka sudah selesai berbelanja, tapi Mo Weiyi membawanya ke sebuah toko perlengkapan alat kaligrafi.     

"Tulisan kaligrafi Xiaobai indah, jadi lebih baik aku juga membelikan dia satu set alat kaligrafi."     

Su Wanwan terdiam.     

Mereka berdua tidak mengerti hal semacam ini. Ketika Mo Weiyi ditawari oleh si penjual, Su Wanwan merasa suntuk dan mulai melihat-lihat.     

Kemudian, dia melihat sebuah gambar yang digantung di dinding.     

Lukisan itu bergambar Peony yang terlihat sangat nyata, warnanya begitu indah dan menawan sehingga lukisan itu tampak seperti menjulur ke luar.     

Tampak harganya 1,2 juta-an yuan.     

Dalam hati Su Wanwan merasa kagum, dia melihat segel yang ditandatangani pada lukisan itu, namanya Xiao Zhuan. Setelah berpikir keras memikirkan nama itu dia masih tidak bisa mengenalinya, sampai akhirnya suara Mo Weiyi terdengar dari samping.     

"Menangkap kodok, dan mengalahkannya? Apa-apan ini?"     

Su Wanwan mendengus.     

Mo Weiyi memiringkan wajah kecilnya yang cantik, "Kamu menertawakanku, kalau begitu beritahu aku, kata-kata apa yang tertulis di sini?"     

Di samping lukisan itu terdapat tulisan yang ditempel, tulisan itu juga dari Xiao Zhuan. Sekilas, itu benar-benar terlihat seperti apa yang dikatakan Mo Weiyi ...     

"Masa depan yang cerah, mengikuti masa lalu dan mendapati masa depan yang menjanjikan."     

Tiba-tiba terdengar suara wanita yang tidak asing.     

Saat melihat wanita itu, wajah Mo Weiyi langsung memerah, "Kakek Chu, Kakak Jingyi."     

Kakek Chu memandang kedua gadis cantik itu sambil tersenyum, "Dia adalah Xiao Zhuan, sangat normal kalau kalian tidak mengenalnya. Apa kalian ke sini untuk membeli sesuatu?"     

Pria tua itu berpakaian hitam dan memakai topi kecil berbahan kain. Dia jelas berpakaian seperti seorang sastrawan. Kakek Chu kurus dan anggun, dia mengulurkan tangan kirinya yang memakai jam tangan bermerek dengan harga lebih dari satu juta yuan. Jam tangannya bersinar sangat terang.     

Mo Weiyi langsung terkejut melihat jam tangan itu...     

Di samping Kakek Chu, ada Chu Jingyi yang berdiri dan mengikutinya sejak tadi, dia juga terlihat sangat mempesona. Cuaca saat itu sedang dingin, Chu Jingyi mengenakan jas wol ungu tua dengan rok model duyung berwarna hitam. Dia memakai riasan tipis dan tersenyum.     

"Aku ingin membeli alat kaligrafi untuk suamiku." Kata Mo Weiyi, "Aku sudah cukup lama melihat-lihat di sini, tapi aku tidak tahu harus membeli apa."     

"Benarkah? Aku akan membantumu memilih."     

"Bagus sekali." Dengan bantuan Tuan Chu, Mo Weiyi pasti akan bisa memilih barang yang bagus.     

Keduanya dengan cepat berjalan dan mulai memilih, Chu Jingyi berkata sambil tersenyum, "Aku tidak menyangka gadis kecil berusia dua puluhan awal seperti kalian ingin memberikan seseorang pena, tinta, kertas, dan alat-alat seperti ini?"     

Su Wanwan menutup mulutnya dan kembali melihat lukisan di dinding tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Tiba-tiba dia mendengar Chu Jingyi berbicara lagi, "Apakah kamu suka gambar peony ini?"     

Su Wanwan bertanya-tanya mengapa wanita ini sangat menjengkelkan?     

Kenapa mereka harus berjumpa lagi di sini, dan wanita itu bahkan mulai mengajaknya mengobrol, rasanya seperti mereka sudah saling mengenal sejak lama.     

Su Wanwan sengaja bersikap dingin seakan dia ingin memberi tahu Jingyi bahwa dia terlalu malas untuk berbicara dengannya.     

Tidak disangka.     

"Kalau kamu menyukainya, aku akan memberikannya padamu."     

Su Wanwan tiba-tiba merasa kesal saat mendengarnya, lalu dia menoleh dengan tajam, "Tidak perlu! Kalau aku menginginkannya, aku akan membelinya sendiri!"     

Chu Jingyi tersenyum malas, "Aku melukis lukisan ini ketika aku berusia 20 tahun. Aku tidak berharap kalau harganya akan naik nantinya. Tetapi tidak peduli seberapa tinggi harganya naik, di mataku, itu hanyalah sebuah lukisan. Karena itu adalah sebuah karya seni, sudah semestinya diberikan kepada seseorang yang tahu bagaimana menghargai lukisan. Kelihatannya kamu sangat suka, dan kamu kan juga istrinya Jingshen, keluarga kita adalah teman lama, tidak ada salahnya kan kalau aku memberikan lukisan ini padamu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.