Menikahi Pria Misterius

Menyelesaikan Masalah



Menyelesaikan Masalah

0Xiao Zhiwei sangat ketakutan hingga wajahnya terlihat pucat. Ketika dia melihat dua petugas polisi berseragam berjalan memasuki bangsal, dia langsung berteriak, "Kenapa kamu menangkapku, aku tidak melakukan apa-apa, kalau kamu tidak memiliki bukti, ini adalah tuduhan yang direncanakan. Kamu tidak memiliki hak untuk menangkapku, ah ah ah ah ah ah ah ah ah ah, lepaskan aku, lepaskan aku..."     
0

Dua polisi itu melangkah maju mengikuti isyarat dari pria yang bersama Xiao Yebai dan, Klik. borgol sudah mengunci pergelangan tangan Xiao Zhiwei.     

Xiao Zhiwei tidak mengharapkan masalahnya menjadi seperti ini, air matanya pun jatuh membasahi pipinya, dan ia memohon kepada pria jangkung dingin di sampingnya, "Kak, Tolong selamatkan aku, aku benar-benar tidak melakukan apa-apa, aku pasti dituduh, aku bersumpah, Kak, Kak, Tolong aku..."     

Tetapi Xiao Yebai tidak peduli meskipun Xiao Zhiwei telah memohon, dia tidak menjawab apapun sampai Xiao Zhiwei dibawa pergi oleh polisi, dia masih berdiri di sana tanpa ekspresi dengan raut muka yang dingin dan terlihat tidak peduli.     

Tangisan putus asa wanita itu bergema di koridor untuk waktu yang lama.     

Agak menyeramkan.     

Setelah tidak terdengar suara apapun, pria itu mendecakkan lidah dan berkata, "Sebenarnya, dari sudut pandang hukum, kalau saudara perempuanmu menolak untuk mengakui bahwa masalah ini ada hubungannya dengannya, dan juga tidak ada bukti yang pasti, masalah ini bisa ditutup dalam beberapa hari."     

"Temukan seseorang untuk membuatnya menderita."     

Kata-kata Xiao Yebai terlalu ringan dan membuat alis pria itu langsung berkerut, "Sial, kejam sekali? Bukankah dia saudara perempuanmu? Ada apa denganmu?"     

Xiao Yebai meliriknya dengan santai.     

"Benar Juga." Pria itu langsung tertawa, "Siapa yang berani mengusik putri kecilmu itu, istrimu lebih penting daripada saudara perempuanmu, bagaimanapun juga... cinta lebih penting."     

Xiao Yebai mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam tangannya, "Aku pergi dulu."     

"Buru-buru sekali? Kamu tidak mengajakku untuk makan malam? Dan mendapat pijatan? Saudaraku, demi kamu, aku berkendara dari Kota Nan ke Tong, dan kemudian berkendara lagi dari Kota Tong ke Kota Nan. Setelah memakan waktu dua hari, tubuhku sangat keras seperti kuda….."     

"Makan saja sendiri."     

Pria itu masih ingin melanjutkan ucapannya, tapi dia malah berkata, "Baiklah, tidak apa-apa, Tuan Xiao sangat sibuk, jadi aku tidak akan ganggu waktumu yang berharga, ganti saja tenagaku dengan uang."     

Bagaimanapun juga dia adalah CEO perusahaan Mo Shi, dia memiliki kekayaan puluhan miliar. Akan sangat menyenangkan untuk mengadakan pesta dan makan sup sirip hiu dan abalon.     

Tidak disangka, tiba-tiba ponsel pria itu berdering. Lalu dia mengambil ponsel dan melihat layer ponselnya, dan wajahnya langsung berubah muram.     

Keterlaluan…     

"Amplop merah 30 yuan?"     

"Gila? Begini caramu mengasihani pengemis, seperti ini juga yang kamu lakukan kepada saudaramu? 30 yuan hanya bisa membeli sekotak nasi, apa maksudmu dengan memintaku menyelesaikan masalah itu dan pergi begitu saja? Kirim lagi, kirim lagi, cepat!"     

Pria itu memakinya cukup lama lalu mendongak.     

"Sialan, bangsal ini sudah kosong, di mana Xiao Yebai?"     

**     

Pada hari Senin, Mo Weiyi kembali ke kampus.     

Memar di tangannya sudah hampir sembuh. Meskipun tangan kirinya masih belum bisa ditopang di atas meja, tapi baginya tangan kanan saja sudah cukup.     

Di pagi hari saat dia mengambil tas sekolah, Mo Weiyi ingin mengecek sebuah USB yang berada di dalam tasnya, lalu ia mencari dan mengeluarkannya.     

Lebih aman menyimpan dokumen rahasia seperti itu di rumah, kalau hilang, pasti hal ini akan menjadi tanggung jawab yang berat.     

Untuk menghindari gangguan orang mesum seperti Song Quan di gerbang kampus lagi, pengawal baru mengantarnya langsung ke tempat parkir kampus.     

Tidak diduga, ternyata masih ada beberapa tamu tak diundang yang datang.     

Di siang hari, Mo Weiyi dan Su Wanwan berjanji untuk bertemu di pintu masuk kantin. Saat sedang menunggu, seorang wanita paruh baya tiba-tiba bergegas berlutut di tanah.     

Wanita itu berteriak dengan suara yang begitu keras sehingga wajah Mo Weiyi menjadi pucat karena ketakutan.     

Sebelum dia bisa bereaksi, kakinya sudah dipeluk.     

Mo Weiyi mencoba mati-matian untuk melepaskan diri dari pelukan wanita itu, tapi dia tidak bisa. Wanita itu menarik gaun bawahnya dengan erat. Mo Weiyi merasa kalau dia memakai rok hari ini, roknya mungkin akan tertarik ke bawah.     

"Nona Mo, tolong, tolong lepaskan putriku, Nona Mo, tolong..." Wanita itu menangis dan menangis, wajahnya dengan cepat digenangi air mata.     

Teman sekelas Mo Weiyi terlihat mulai berada di sekitarnya dan kebetulan sudah waktunya makan siang. Segera saja mereka dikelilingi dan teman-temannya terus menunjuk dan berbisik, membuat Mo Weiyi merasa seperti gorila di kebun binatang.     

Diapun bertanya "Siapa anakmu?"     

"Feifei, putriku Feifei, dia adalah teman sekelasmu, bagaimana kamu bisa begitu kejam..." Kata wanita itu, dan mulai menangis lagi.     

Mo Weiyi masih belum mengerti, "Ada apa dengan Feifei?"     

Wanita itu menyeka air matanya dan berkata, "Nona Mo, Anda ada di sana pada hari ulang tahun Feifei, bagaimana mungkin dia bisa mencuri cincin itu, dia adalah anak yang baik, dia sangat baik sejak dia masih kecil, dan tetangga di sekitarnya juga kerap memujinya. Tidak masuk akal, bagaimana mungkin ini terjadi, bagaimana mungkin!?"     

"Mencuri cincin?" Mo Weiyi mengerutkan keningnya.     

"Ya, sekarang polisi telah menangkapnya dan mengatakan bahwa dia akan dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Putriku baru berusia dua puluh tahun, Lima tahun penjara, bagaimana kamu bisa membiarkannya menanggung hal itu? Hidupnya akan hancur. Nona Mo, kata polisi, cincin itu adalah milikmu, ini pasti salah paham, kan?     

Mo Weiyi tercengang.     

Tanpa menunggu jawaban dari Mo Weiyi, wanita itu memeluk kakinya lagi, dia terus berlutut di tanah dan memohon.     

Su Wanwan tiba di pintu masuk kantin dan melihat pemandangan segerombolan orang yang sedang berkerumun.     

Awalnya Su Wanwan tidak terlalu peduli, tapi ketika dia mendengar apa yang dikatakan teman sekelasnya tentang Mo Weiyi, dia segera bergegas.     

Saat itu juga, pengawal datang dan bergegas menarik orang itu pergi, tetapi wanita itu masih berteriak keras.     

"Weiyi, apa yang terjadi?" "Su Wanwan akhirnya masuk melewati ke kerumunan itu.     

Mo Weiwei menyisir rambut panjangnya dan menarik gaunnya.     

Ketika dia mengangkat kepalanya, ekspresi wajah Mo Weiyi berubah menjadi dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.