Menikahi Pria Misterius

Rong An Dihukum



Rong An Dihukum

0Kemudian, dia melihat pesan dari Su Wanwan, [Kamu tidak pergi ke kelas, tapi kamu berjongkok di rumah setiap hari untuk mempelajari masalah pemotongan telur semacam ini?]     
0

Mo Weiyi terdiam.     

"Sudahlah, sudahlah."     

Ketika Mo Weiyi memposting hal ini di WeChat Momen, dia lupa menyembunyikannya dari Su Wanwan, gadis ini memiliki fobia pada anjing, dan hal yang paling dia benci adalah anjing.     

"Putri, itu tidak baik." Suara Bibi Zhou tiba-tiba terdengar, "Hua Xiaobai tampaknya tidak nyaman, apakah dia sakit?"     

Mo Weiyi bangkit dan berjalan, lalu berteriak, "Cepat, panggil 120!"     

Bibi Zhou terdiam, "Putri, telepon 120 untuk menyelamatkan orang."     

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Mo Weiyi cemas, dan buru-buru berteriak, "Rong An, Rong An, cepat kemari!"     

"Putri." Seorang pengawal masuk, tapi itu bukan Rong An.     

Mo Weiyi menatapnya, alisnya yang halus berkerut, "Kenapa yang datang kamu, di mana Rong An?"     

Pengawal itu berkata, "Rong An sudah kembali ke rumah lama."     

"Kenapa dia kembali ke rumah lama?"     

Sejak kejadian terakhir, Rong An tetap tinggal di Vila Lishui selama beberapa hari terakhir.     

Bahkan walaupun Mo Wei hanya tinggal di rumah, atau sesekali berjalan-jalan, Rong An akan selalu melindunginya di setiap langkah.     

Pengawal itu ragu-ragu untuk menjawab.     

Mo Weiyi tiba-tiba memiliki firasat buruk di hatinya, dan buru-buru mendesaknya, "Cepat katakan, ada apa dengan Rong An?"     

Pengawal itu tidak punya pilihan selain mengatakannya, "Kakek tahu kalau putri terluka beberapa hari yang lalu, jadi, dia memanggil Rong An kembali."     

Mo Weiyi tiba-tiba berdiri, "Siapkan mobil, bawa aku ke rumah kakek."     

...….     

Sesampainya di mobil, Mo Weiyi segera menelepon Xiao Yebai.     

Panggilan itu terhubung dengan cepat, lalu Mo Weiyi bertanya, "Xiaobai, kamu di mana?"     

"Ada apa?" ​​Xiao Yebai tidak menjawab pertanyaan itu, suaranya acuh tak acuh seperti biasanya.     

"Cepat katakan, kamu di mana sekarang? Kapan kamu akan pulang?"     

Setiap kali dia mendapat masalah atau mengalami kecelakaan, Tuan Mo dan Mo Yaoxiong pasti akan mencari Xiaobai. Mo Weiyi baru saja mendengar kalau Rong An dipanggil kembali. Masalah ini juga ada hubungannya dengan Xiaobai, dan Mo Weiyi sangat gelisah.     

Lalu, Xiao Yebai menjawab, "Aku agak telat pulang."     

"Apa kamu mau pergi ke rumah kakek?" Mo Weiyi buru-buru mendesak, "Tunggu aku di pintu gerbang kalau kamu sudah sampai di sana, jangan masuk dulu, paham?"     

Xiao Yebai tersenyum kecil, "Ada apa?"     

"Aku akan melindungimu, jangan masuk, tunggu aku, ingat kamu harus menungguku, apa kamu mendengarku?!"     

Xiao Yebai tidak menjawab.     

Mo Weiyi sangat cemas, "Xiaobai, apa kamu mendengarku? Kalau kamu tidak mendengarkanku, aku akan marah padamu!"     

Akhirnya, suara berat Xiao Yebai terdengar, "Baiklah."     

Setelah telepon ditutup, Mo Weiyi menelepon ke rumah tua itu.     

Tapi yang menjawab telepon adalah pelayannya.     

Mo Weiyi bertanya kepadanya, "Di mana kakek, suruh kakek yang menjawab teleponku."     

"Putri, kakek sedang sibuk sekarang, dia berkata kalau dia tidak bisa menjawab telepon siapa pun."     

Mo Weiyi terdiam.     

Mo Weiyi sudah tahu!     

Setelah menutup teleponnya, Mo Weiyi mulai mendesak, "Lebih cepat!" Kata Mo Weiyi kepada si pengemudi.     

Bertahun-tahun yang lalu, pengawal mengantar ibu Mo Weiyi ke sebuah pertunjukan, dan secara tidak sengaja mereka mengalami kecelakaan mobil di jalan. Mo Weiyi ingat waktu itu Kakeknya hanya mengatakan tiga kata, "Kamu mendapatkan hukuman."     

Sudah setengah tahun sejak Mo Weiyi melihat pengawal itu lagi.     

"Cepat, cepat!" Mo Weiyi sangat tidak sabaran.     

"Putri, ini sudah di kecepatan tertinggi." Pengawal itu tidak berani mengemudi terlalu cepat. Bagaimanapun juga, keselamatan adalah hal yang paling penting. Jika sesuatu terjadi lagi, dia akan menjadi orang yang paling sial.     

...     

Setengah jam kemudian, mobil itu akhirnya sampai di rumah tua Mo.     

Mo Weiyi sangat terkejut ketika melihat Bentley hitam yang dikenalnya, dan setelah keluar dari mobil, dia bergegas ke ruang utama.     

"Kakek!"     

Kakek Mo sedang duduk di kursi Taishi di aula tengah. Ruangan itu penuh dengan kayu cendana. Dia terlihat sangat tenang, dan sedang memegang cangkir teh di tangannya. Ketika Kakek Mo melihat cucunya, dia langsung tersenyum lebar.     

"Yiyi, kenapa tiba-tiba kamu datang kemari?"     

Mo Weiyi langsung menuju ke sisi Xiao Yebai.     

Ketika Mo Weiyi melihat kalau suaminya aman dan sehat, dia menghela nafas lega, lalu berbalik untuk melihat kakekknya, "Kakek, di mana Rong An?"     

Senyum Kakek Mo tidak berubah, nada bicaranya bahkan lebih datar seperti biasanya, "Karena Rong An tidak berhati-hati dalam melindungi tuannya, jadi dia sedang dihukum, jadi dia bisa lebih fokus saat melindungimu."     

Kakek Mo memandang pemuda jangkung dan pendiam di depannya, lalu berkata dengan mendengus dingin, "Dia tidak bisa melindungi istrinya, bahkan mencoba menyembunyikan masalah ini..."     

"Aku yang menyebabkan masalah ini, untuk apa kakek menghukum mereka?" Mo Weiyi langsung menyela, "Selain itu, mereka sudah menghajar habis-habisan pria mesum itu, kakek lihat aku baik-baik saja sekarang, tidak terjadi apa-apa."     

"Baguslah kalau kamu tidak apa-apa. Kalau terjadi sesuatu..." Kakek Mo meletakkan cangkir teh kembali ke atas meja, dan matanya yang tersenyum dingin, "Tak satupun dari mereka yang akan hidup."     

"Kakek." Mo Weiyi berjalan ke arah lelaki tua itu, matanya sudah merah, "Aku baik-baik saja, dan Xiaobai datang untuk menyelamatkanku dengan sangat cepat pada waktu itu, aku benar-benar tidak memberitahumu karena aku takut kakek khawatir. Sedangkan Rong An, dia telah bersamaku selama bertahun-tahun, dia sudah seperti saudara, dia selalu melindungiku dan dia hampir masuk penjara karena kejadian ini, kalau kakek masih menyakitinya, aku akan merasa sangat bersalah."     

Kakek Mo tidak tergerak.     

"Kakek." Mo Weiyi mengambil tangan lelaki tua itu, lalu menggoyangnya terus-menerus, dan memohon dengan suara lembut, "Tolong, lepaskan Rong An, Kakek, tolong, tolong, tolong..."     

Mo Weiyi sangat khawatir, tapi Tuan Mo menatap kain kasa di tangannya, lalu wajahnya menjadi lebih muram.     

"Kakek..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.