Menikahi Pria Misterius

Dirawat Di Rumah Sakit Karena Syok



Dirawat Di Rumah Sakit Karena Syok

0Huo Jingshen menatap Nangong Ci dengan dingin, "Periksa hasilnya."     
0

"Oh." Nangong Ci segera berkata, "Aku baru saja memberikan pemeriksaan menyeluruh kepada kakak ipar. Tidak ada luka di tubuhnya. Dia pingsan parah karena syok yang berlebihan."     

"Pingsan parah?" Huo Jingshen mengerutkan keningnya.     

"Itu karena ketakutan yang luar biasa jadi otaknya mengalami syok dan hipoksia, lalu menyebabkan pingsan parah. Tapi kakak ipar seharusnya baik-baik saja. Kalau kamu benar-benar cemas, aku bisa memberinya suntikan untuk segera membangunkannya... "     

"Tidak perlu." Huo Jingshen langsung memotongnya.     

Nangong Ci terdiam.     

Untungnya, Nangong Ci tadi tidak memberikan suntikan kepada kakak ipar.     

Huo Jingshen mendekati ranjang rumah sakit untuk melihat Su Wanwan yang sedang berbaring di ranjang dengan wajah pucat, mata gadis itu tertutup layu dan rambutnya sedikit berantakan, membuat dirinya terlihat menyedihkan.     

Huo Jingshen berpikir telah terjadi sesuatu yang besar, tapi ternyata anjing peliharaannya membuat istrinya ketakutan hingga pingsan.     

Huo Jingshen benar-benar marah tapi dia juga ingin tertawa.     

Apa istrinya tidak bisa untuk tidak membuat masalah sementara waktu? Kejadian ini bahkan tidak lebih mengkhawatirkan daripada Fu Ziyang yang berusia lima tahun.     

Tiba-tiba ponsel milik Su Wanwan berdering, Bibi Han buru-buru menyerahkan tas milik Su Wanwan kepada Huo Jingshen, "Sepertinya ponsel milik istri anda berderin, Tuan."     

Huo Jingshen mengambil tas itu dan mengeluarkan ponsel untuk melihat.     

"Ketua kelas?"     

Lalu dia langsung menjawab telepon itu.     

"Halo?"     

Ada jeda yang jelas di ujung telepon, kemudian terdengar suara laki-laki muda dan lembut, "Halo, saya adalah ketua kelas Su Wanwan..."     

"Aku suami Su Wanwan."     

Kemudian suara laki-laki dari seberang panggilan itu langsung terdiam.     

Setelah beberapa saat, penelepon itu berbicara lagi, "Halo, jadi Su Wanwan tidak datang ke kelas pagi ini dan dosen meminta saya untuk menelepon dan menanyakan situasinya."     

"Dia di rumah sakit," Kata Huo Jing singkat.     

"Ah? Di rumah sakit? Dia kenapa? Apakah dia baik-baik saja..."     

"Tidak apa-apa, bye." Setelah berbicara, Huo Jingshen dengan cepat menutup sambungan telepon.     

**     

Di ujung panggilan, Jiang Shuhao terdiam.     

Dia melihat ke layar ponsel yang gelap, dan masih sedikit bingung. "Suami Su Wanwan?"     

Jiang Shuhao paham kalau akhir-akhir ini orang yang berpacaran suka memanggil satu sama lain dengan sebutan suami dan istri, jadi pasti mereka hanyalah sekedar pacaran.     

Tapi suara dari pacar Su Wanwan itu terdengar terlalu dewasa, dia terdengar seperti sudah berusia tiga puluhan atau empat puluhan, dan dia sama sekali tidak terlihat seperti pemuda.     

"Bagaimana?"     

Jiang Shuhao buru-buru kembali tersadar dari lamunannya, "Pak Di, Su Wanwan sedang sakit dan sekarang dia berada di rumah sakit, pacarnya yang menjawab telepon."     

"Seperti itu." Di Chenghe mengangguk.     

"Tadi malam, aku melihat gadis kecil itu berkeliaran di supermarket sendirian, sekarang dia tidak datang ke kelas pagi ini, jadi aku kira sesuatu terjadi padanya, baguslah kalau dia baik-baik saja."     

"Pak Di."     

Di Chenghe mendongak dan melihat pintu kantor tempat Lin Qiao berdiri.     

Jiang Shuhao meliriknya dan segera berkata, "Pak Di, saya pergi dulu."     

"Baiklah."     

Jiang Shuhao pergi dan Lin Qiao terus menatapnya sampai Jiang Shuhao masuk ke dalam lift dan Lin Qiao tidak bisa melihatnya lagi.     

Tangan Lin Qiao masih terkepal erat, matanya penuh dengan keengganan dan kecemburuan.     

"Kenapa mereka semua begitu memperhatikan Su Wanwan?"     

"Trik centil apa yang digunakan jalang itu?"     

"Mahasiswi Lin?"     

Lin Qiao buru-buru berbalik dan berjalan masuk.     

*     

*     

Su Wanwan terbangun pada sore hari.     

Saat dia membuka mata, dia melihat Huo Jingshen duduk di samping tempat tidur, wajahnya yang tampan terlihat luar biasa lembut di bawah sinar matahari di sore hari, seolah-olah matahari sedang menyinari seorang dewa.     

"Siapa yang tahu kalau pria ini adalah pria mesum tidak tahu malu!" Pikir Su Wanwan. Kemudian dia mendengus dan memalingkan wajahnya.     

"Ada apa?" ​​Huo Jingshen mengangkat tangannya dan menyentuh dahinya.     

Tidak terasa panas.     

Su Wanwan tiba-tiba membalikkan wajahnya lagi, "Tidak tahu malu!"     

Huo Jingshen terdiam. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh dahinya lagi.     

Tidak demam.     

Su Wanwan langsung menampar tangannya, "Bajingan, kamu tidak diizinkan menyentuhku!"     

"Apa yang terjadi denganmu?"     

Huo Jingshen menatap gadis kecil yang sedang marah itu dan mengira dia ketakutan oleh anjing miliknya, "Tidak ada angin tidak ada hujan, kenapa kamu memprovokasi Ko?"     

"Siapa yang memprovokasi, itu semua karena kamu... Ini semua salahmu... kamu..." Teriak Su Wanwan dengan marah.     

"Ada apa denganku?" Hati Huo Jingshen melunak saat melihat penampilan Su Wanwan yang segar kembali.     

"Anak baik." Suara Huo Jingshen terdengar berat.     

Su Wanwan tidak menjawab.     

"Tok, tok, tok." Tiba-tiba pintu diketuk beberapa kali, lalu dibuka.     

Su Wanwan terkejut.     

"Ups, maaf."     

Ternyata Qiao Zixin, tapi dia tidak menoleh dan matanya tetap tertuju pada kedua orang itu, "Aku dengar kamu pingsan dan dirawat di rumah sakit, jadi aku datang untuk menjengukmu. Nah, apa kamu baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkanmu."     

Di belakangnya, ada Su Yunrong dan Jiang Yi.     

Wajah kedua orang itu terlihat malu.     

Mereka sedang merawat Su Xueqin di bangsal lantai bawah. Lalu mereka melihat Qiao Zixin tiba-tiba datang, dan berkata kalau dia akan mengunjungi Su Wanwan di lantai atas, jadi mereka terpikir untuk datang dan menjenguk bersama.     

Tidak disangka, gadis ini membuka pintu tanpa menunggu jawaban setelah mengetuk pintu.     

Terlalu ceroboh.     

Benar saja, begitu dia masuk, dia melihat Huo Jingshen sedang bermesraan dengan Su Wanwan.     

"Memalukan!" Wajah Su Wanwan bahkan lebih memanas.     

Huo Jingshen tidak memerah, tapi di sisi lain dia juga malu karena dilihat oleh banyak orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.