Menikahi Pria Misterius

Tongkat Gigi



Tongkat Gigi

0Wajah Bibi Han langsung memerah.     
0

Keterlaluan!     

"Bagaimana bisa tuannya memberi Ko benda semacam ini."     

"Pasangan muda ini…. Benar-benar energik!"     

"Benar-benar tidak bisa dimengerti."     

Bibi Han melemparkan barang di tangannya, lalu wajahnya memerah dan dia langsung lari.     

Bibi Han kembali ke ruang tamu dengan tergesa-gesa, Su Wanwan baru saja selesai sarapan dan keluar dari ruang makan.     

Begitu Bibi Han melihat wajah kecil istri Tuan Huo yang cantik dan polos, dia memikirkan hal yang dia lihat di kandang anjing tadi, Bibi Han langsung merasa kalau dia tidak bisa lagi melihat Su Wanwan secara langsung!     

Wajah Bibi Han bahkan lebih memerah dari sebelumnya.     

"Bibi Han, ada apa?" Su Wanwan bertanya dengan penasaran.     

Bibi Han menggelengkan kepalanya dan dengan ragu-ragu dia berbicara, "Saya... saya mau bekerja dulu."     

Setelah selesai berbicara, Bibi Han meletakkan tongkat gigi di tangannya ke atas meja teh dan bergegas ke ruang makan untuk mulai bekerja.     

Su Wanwan memiringkan kepalanya dengan ekspresi kebingungan.     

Saat melihat benda yang baru ditaruh di meja teh.     

"Uh, bukankah ini tongkat gigi untuk Ko?"     

"Kenapa dia bawa kembali?"     

"Tongkat gigi?"     

"Tongkat gigi!"     

Benak Su Wanwan seperti baru saja tersambar petir.     

"Ya Tuhan, waktu itu Huo Jingshen mengatakan bahwa dia akan menggunakan tongkat itu untuk Ko sebagai tongkat gigi, apa dia benar-benar memberikannya?"     

"Tidak bisa dibiarkan!"     

Su Wanwan dengan cepat berbalik dan naik ke lantai atas, ketika dia bergegas ke kamar tidur untuk mencari benda yang diberikan Mo Weiyi, benda itu sudah tidak ada.     

"Huo Jingshen benar-benar memberikannya pada Ko?"     

Kalau pelayan melihat ini, apa yang harus Su Wanwan katakan nanti?     

Apa Bibi Han berpikir Su Wanwan suka menggunakan hal semacam itu...     

"Ahhhhhhhhhhhh...…."     

Su Wanwan merasa dia sudah hampir gila, lalu dia segera turun ke lantai bawah.     

Ruang tamu sangatlah sepi dan Bibi Han sudah membereskan piring-piring di ruang makan.     

Su Wanwan merentangkan kakinya dan berlari keluar menuju ke halaman belakang. Kemudian ia berhenti karena gugup.     

"Bagaimana ini?"     

Dia sangat takut dengan anjing!     

Su Wanwan memang memiliki fobia anjing!     

Tapi…     

Su Wanwan menahan napas, tapi dia tidak mendengarkan suara apa pun. Apa anjing itu sedang tidur? Ini membuat Su Wanwan memiliki sedikit keberanian.     

Su Wanwan mengambil langkah ringan dan berjalan perlahan sampai kandang anjing yang mewah itu terlihat.     

Benar saja, itu adalah seekor anjing yang dibesarkan oleh seorang tiran lokal. Bahkan rumah anjing itu sangat mewah, lebih besar dari kamar tidur miliknya saat dia tinggal di rumah keluarga Su.     

Selangkah demi selangkah, Su Wanwan diam-diam masuk ke kandang anjing sambil mengumpulkan keberanian untuk melihat ke dalam.     

Benar saja, anjing serigala berambut hitam itu sedang berbaring di sana sambil tidur. Adapun benda yang tertinggal di sebelahnya ...     

"Pria sialan ini harus mati!"     

Suaminya benar-benar menggunakan tongkat ini sebagai tongkat gigi untuk Ko, "Apa dia tidak takut dengan apa yang akan dikatakan para pelayan kalau mereka melihat benda ini?"     

"Benar-benar bermuka tebal!"     

"Tidak tahu malu!"     

Su Wanwan mengepalkan tangannya dan menarik napas dalam-dalam.     

Dia harus melakukan yang terbaik untuk membangun mental dan menyemangati dirinya sendiri.     

"Bukankah Huo Jingshen dan Fu Ziyang sama-sama mengatakan kalau Ko tidak menggigit."     

Mereka sudah saling kenal begitu lama.     

Lagi pula, Ko masih tertidur sekarang, pasti aman.     

"Jangan takut, jangan takut….."     

Su Wanwan berjalan dengan berjingkat tanpa bersuara, lalu berjongkok dan mengulurkan tangannya.     

Tepat saat jari-jarinya mau menyentuh benda itu...     

"Guk."     

Gonggongan anjing itu tiba-tiba terdengar. Segera setelah itu, rengekan hewan yang bersemangat terdengar.     

Su Wanwan mengangkat kepalanya dan bertemu dengan sepasang mata anjing yang hitam.     

Su Wanwan membuka matanya lebar-lebar karena ketakutan, tapi pupil matanya menyusut dengan kecepatan yang luar biasa, kepanikan serta ketakutan dalam dirinya seketika itu meledak.     

Ko sangatlah senang.     

Setelah sekian lama, nyonya rumah akhirnya datang untuk melihat dirinya!     

Mata Ko berbinar dan dia menggaruk cakarnya, dia merasa sangat senang dan dia berlari ke depan!      

"Nyonya, aku datang!"     

"Ahhhhhh!"     

Serangkaian panjang jeritan histeris dari seorang wanita di kandang anjing mewah dan kemudian...     

"Auuu, auuu, auuu!"     

*     

*     

*     

Perusahaan Huo Yuan.     

Hari ini adalah rapat umum pemegang saham bulanan dari seluruh kantor pusat Grup Huo Yuan.     

Karena ingin membahas rencana kerja dan prospek untuk tahun depan, Kakek Huo yang sudah turun takhta, juga hadir.     

Huo Jingshen tiba di perusahaan pagi-pagi sekali dan pada jam sepuluh pagi rapatnya dimulai tepat waktu.     

Karena kedatangan Kakek Huo, semua orang menunggu dengan tegang, tidak ada yang berani bersantai sama sekali. Suasana serius dan tegang di ruang konferensi yang sedikit mencekam untuk sementara waktu.     

Dan tiba-tiba telepon di depan Huo Jingshen berdering.     

Meskipun suara ponselnya sudah diatur hening, namu Kakek Huo yang ada di samping, langsung mengerutkan kening saat dia melihatnya.     

Huo Jingshen mengambilnya dan meliriknya, lalu segera menghubungkannya.     

Tidak tahu apa yang dikatakan penelepon, tiba-tiba Huo Jingshen langsung berdiri.     

Sebelum semua orang bisa bereaksi, dia sudah melangkah pergi.     

Tuan Huo tercengang.     

Pemegang saham lainnya saling memandang dengan cemas.     

Anak ini….     

"Bajingan!" Tuan Huo menggebrak meja, alis dan janggutnya bergetar karena marah, "Apa yang dia lakukan? Ah!"     

Semua orang saling memandang.      

"Anda bertanya kepada kami?"     

"Kami bertanya pada siapa?"     

*     

*     

Huo Jingshen langsung pergi ke Rumah Sakit Nangong.     

Segera setelah dia membuka pintu bangsal, dia melihat banyak orang berkerumun di dalam.     

Selain Nangong Ci, ada dokter dan perawat lain.     

Bibi Han buru-buru berlari ketika melihat Huo Jingshen datang, "Tuan Huo, Anda sudah datang."     

"Apa yang terjadi?" Huo Jingshen mengerutkan keningnya.     

Bibi Han memberi laporan, "Istri Anda pasti pingsan karena takut dengan anjing. Saya sedang bekerja di dapur pada saat itu, ketika saya mendengar Nyonya berteriak, dia sudah pingsan dan dia tidak bisa dibangunkan. Jadi, saya langsung menelepon 120, setelah itu saya langsung menelepon Anda."     

Nangong Ci bertanya padanya, "Kakak, kamu keterlaluan! Kakak ipar sangat takut pada anjing, kenapa kamu tidak memberikan Koo kepada orang lain saja? Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya, nenek moyang anjing milikmu itu sangat menakutkan, orang-orang berbadan besar saja bisa ketakutan, apalagi gadis kecil seperti kakak ipar..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.