Menikahi Pria Misterius

Apakah Kamu Sudah Gila?



Apakah Kamu Sudah Gila?

0"Semua salahmu, semua salahmu, semua salahmu! Aku mau tidur! Ahhhhhhhhh..."     
0

Su Wanwan mendorong Huo Jingshen sambil merengek, dia menutup matanya dan berusaha berjalan kembali ke tempat tidur.     

Baru saja Su Wanwan berjalan beberapa langkah, tiba-tiba Huo Jingshen sudah menangkapnya.     

"Bukankah kamu bilang kalau kamu harus belajar dengan giat? Bagaimana kalau nanti kamu telat?" Kata Huo Jingshen mencoba membujuk.     

Perkataan Huo Jingshen membuat Su Wanwan sangat marah, "Bisakah kamu tidak menggangguku! Aku masih mengantuk! Apa kamu sudah gila!"     

Untuk sesaat, Huo Jingshen merasa ketakutan, "Huh!"     

Huo Jingshen akhirnya menepuk kepala Su Wanwan dengan lembut dan tersenyum tanpa rasa bersalah, "Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, cepat gosok gigimu dulu."     

"Aku tidak mau!"     

"Anak manis, ayo patuh." kata Huo Jingshen sambil memegang sikat gigi dan memasukkannya ke dalam mulut Su Wanwan.     

Sikat gigi listrik mulai bekerja di dalam mulut Su Wanwan, lalu Su Wanwan memegang sikat gigi itu, dan menatap suaminya dengan marah, "Kamu tidak diizinkan menyentuhku lagi sebelum ujian!"     

"Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu."     

Lebih baik dia menenangkan istrinya dulu.     

Setelah selesai dengan istrinya, Huo Jingshen langsung merasa kalau hal ini lebih melelahkan daripada bekerja sepanjang hari.     

Saat Su Wanwan kembali ke kamar tidur dan melihat tempat tidur empuk yang besar, dia langsung bergegas menuju tempat tidur dan berkata, "Aku masih mengantuk, aku mau tidur sebentar."     

Huo Jingshen terdiam, dia melihat ke arah jam dan bergegas ke kamar mandi.     

Untuk sementara Huo Jingshen membiarkan istrinya yang manja itu tidur 20 menit lagi.     

20 menit kemudian, Huo Jingshen keluar kamar mandi dan melihat istrinya masih tertidur.     

"Dia ini…"     

"Babi?"     

"Setelah seharian bermalas-malasan dan dia masih bisa tidur seperti ini?"     

Huo Jingshen sekali lagi melihat ke arah jam, lalu dia berjalan dengan kaki panjangnya dan duduk di samping tempat tidur besar itu.     

Dia melihat wajah merah istrinya yang sedang tertidur, lalu menarik selimut dan berbisik, "Sayang, ini sudah jam delapan. Kalau kamu tidak bangun, kamu akan terlambat masuk kelas."     

Su Wanwan memejamkan matanya dan tertidur tanpa bereaksi.     

"Benar-benar seperti babi!" Pikir Huo Jingshen.     

"Ini sudah jam delapan. Kalau kamu tidak pergi ke kampus sekarang, kamu akan terlambat."     

Su Wanwan memejamkan matanya, "Aku tidak pergi!"     

"Benarkah?"     

"Iya."     

"Apa tidak apa-apa kalau kamu tidak masuk ke kelas?"     

"Tidak apa-apa!"     

Bagaimanapun, Di Chenghe hanyalah dosen pengganti, jadi tidak masalah.     

Lagi pula, murid lain sering bolos kelas dan sekarang Su Wanwan benar-benar mengantuk, sekujur tubuhnya terasa sakit, dia tidak punya energi sama sekali...     

"Baiklah, kalau begitu kamu boleh tidur lagi. Suamimu pergi ke perusahaan dulu, nanti saat pelayan datang dia akan memasakkan sarapan untukmu. Kalau nanti siang kamu mau pergi ke kampus, kamu naik taksi sendiri ya, apa uangmu masih cukup?"     

Su Wanwan masih memejamkan mata, sebenarnya dia sedang bermimpi berkencan dengan Zhou Gong.     

Huo Jingshen merasa tidak berdaya, dia menyentuh kepala kecil istrinya dan pergi bekerja.     

*     

*     

Su Wanwan merasa tidurnya kali ini sangatlah nyaman.     

Dan kali ini dia terbangun oleh suara dering telepon.     

Saat melihat ke arah jam, Su Wanwan langsung melompat turun dari tempat tidur.     

Astaga, sudah jam 10!     

Panggilan telepon itu dari Qiao Zixin yang sudah lama tidak bertemu dengan Su Wanwan.     

Su Wanwan langsung mengangkat teleponnya, "Halo?"     

"Wanwan, ini aku." Qiao Zixin berkata sambil tersenyum, "Kenapa… kamu belum bangun? Kedengarannya kamu masih sangat mengantuk?"     

Su Wanwan bertanya, "Ada keperluan apa? Kalau tidak ada, akan kumenutup teleponnya..."     

"Ada, ada, ada." Qiao Zixin buru-buru memotongnya, karena takut Su Wanwan akan menutup telepon, "Wanwan, besok kan akhir pekan, apa kamu punya waktu untuk bermain di luar?"     

"Tidak ada waktu."     

"Uh ..." Dia tidak menyangka Su Wanwan akan menolak begitu saja, Qiao Zixin sedikit terkejut.     

Su Wanwan berbicara lagi, "Sebentar lagi aku akan mengikuti ujian Bahasa Inggris, jadi akhir-akhir ini aku sangat sibuk."     

"Oh seperti itu, baiklah, belajarlah dengan giat, aku berharap kamu lulus ujian dengan lancar."     

"Terima kasih."     

Setelah telepon ditutup, Su Wanwan langsung bangun dari tempat tidur.     

Kelas dimulai pukul sembilan dan sekarang sudah pukul sepuluh. Su Wanwan membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai ke kampus. Sepertinya, sesampainya di kampus pasti pelajarannya sudah selesai.     

Sudahlah.     

Lagipula sekarang dia tidak bisa mengejar kelas, jadi dia tidak perlu buru-buru pergi ke kampus.     

Su Wanwan segera berganti pakaian, berkemas, lalu turun dengan membawa buku-bukunya.     

Bibi Han, pelayan rumahnya sudah datang untuk bekerja. Saat melihat Su Wanwan, dia langsung tersenyum dan berkata, "Nyonya, sarapan sudah siap."     

"Terima kasih Bibi Han." Jawab Su Wanwan sambil malu-malu.     

Pelayan itu pasti mengira Su Wanwan adalah babi!     

Su Wanwan baru bangun jam 10!     

"Semua adalah salah pria sialan itu!"     

Su Wanwan memaki-maki suaminya di dalam hati.     

Baru saja Su Wanwan duduk di meja makan, Bibi Han tiba-tiba masuk ke ruang makan sambil membawa sesuatu di tangannya.     

Melihat Su Wanwan menatap tangannya, Bibi Han menjelaskan sambil tersenyum, "Ini sikat gigi baru yang dibeli Tuan untuk Ko beberapa waktu lalu."     

"Oh." Su Wanwan tidak terlalu memikirkan hal itu dan melanjutkan sarapannya.     

*     

*     

Bibi Han pergi ke kandang mewah di halaman belakang.     

Begitu Ko mendengar suara itu, dia langsung melolong kegirangan.     

Bagaimana lagi, sejak tuannya menikahi nyonya itu, Ko benar-benar tidak disukai lagi. Huo Jingshen jarang mengajaknya jalan-jalan. Bahkan dia sendiri harus pergi keluar dan berjalan-jalan di halaman ketika Su Wanwan tidak ada di rumah. Dia kerap terkunci di kandang, menyedihkan.     

Bibi Han berjalan mendekat dan hendak melempar tongkat pada Ko, tapi tiba-tiba dia menemukan sesuatu di mulut Ko.     

Benda itu berwarna pink, tidak seperti warna sikat gigi yang dibeli Tuan Huo dan ada kabel di belakangnya, dan juga ada tombolnya.     

Ini terlihat sangat aneh.     

Mungkinkah dia membawa sesuatu dari dalam rumah?     

Bibi Han sangat ketakutan sehingga dia langsung mengambil benda dari mulut Ko itu.     

"Guk."     

Ko menggonggong, dia merasa sangat tidak puas.     

Dan Bibi Han membaca kata-kata yang tertulis di bawah tongkat...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.