Menikahi Pria Misterius

Sayang, Sudah Waktunya Bangun



Sayang, Sudah Waktunya Bangun

0Sesampainya di rumah, seluruh ruang tamu terasa sunyi.     
0

"Di mana Ziyang?"     

"Di rumah kakek dan nenek." Jawab Huo Jingshen tanpa ekspresi.     

Su Wanwan mengerutkan keningnya. "Apa kakek dan nenek memang sesuka itu pada anak kecil?"     

Bagus sekali bagi Fu Ziyang.     

Sejak terakhir kali mereka bertemu, Fu Ziyang sering diminta datang ke rumah kakek dan nenek. Bahkan Fu Ziyang sering dibelikan barang-barang dari toko online seperti makanan dan minuman, pakaian yang bagus dan peralatan sekolah.     

Masih banyak paket yang belum dibuka di atas lemari, kota kemasannya tertulis, "Mainan Pendidikan Anak Usia Dini."      

Huo Jingshen berjalan ke dapur dengan membawa plastik yang berisikan bahan-bahan makanan. Setelah itu, dia langsung mengeluarkan sepiring stroberi yang sudah dicuci dan diletakkan di atas meja. "Makan dulu stroberi favoritmu, makan malam akan segera siap."      

Su Wanwan terdiam. "Kenapa tangkai stroberinya tidak dilepas sekalian?"     

Ketika Huo Jingshen kembali ke dapur dan mulai sibuk memasak, Su Wanwan mengambil stroberi itu dan menggigitnya.     

"Kubunuh kau!"     

"Huh!"     

*     

*     

Setelah makan malam, Su Wanwan naik ke atas dan masuk ke ruang belajar Fu Ziyang, dia mengeluarkan tumpukan buku pelajaran dan mulai belajar dengan sungguh-sungguh.     

"Semester ini, aku lulus di ujian level empat dulu, di semester berikutnya aku berusaha lulus di ujian level 6, sempurna!"     

Hanya saja saat-saat indah itu tidak berlangsung lama, Su Wanwan baru mengerjakan beberapa soal, tiba-tiba pintu ruang belajar dibuka dan seseorang masuk ke dalam.     

Su Wanwan mendongak, kulit kepalanya langsung mati rasa.     

"Sialan."     

"Orang ini sudah selesai mandi."     

"Haha."     

Huo Jingshen tertawa datar.     

Su Wanwan langsung membuang muka, wajahnya yang kecil memerah, lalu dia langsung melanjutkan mengerjakan soal sambil duduk tegak.     

"Apa yang kamu lakukan?"     

"Bagaimana masakan suamimu hari ini, enak?" Tanya Huo Jingshen.     

"Enak." Su Wanwan menjawab dengan lemas.     

"Sudah kenyang?"     

"Sudah kenyang." Kembali dengan nada yang sama.     

Huo Jingshen tertawa kecil, "Beneran sudah kenyang?"     

Su Wanwan terdiam, dia berkedip dan tiba-tiba seperti ada kilatan petir di benaknya.     

Su Wanwan mengulurkan tangannya dan meraih buku di atas meja, "Masih ada banyak hal yang harus aku kerjakan, tolong jangan ganggu aku dulu!"     

Huo Jingshen melihat buku di tangan Su Wanwan, "36 Soal Isian Bahasa Inggris Level 4?"     

Jari-jari Huo Jingshen yang ramping tiba-tiba mengambil buku itu dari tangan Su Wanwan.     

Su Wanwan segera mengulurkan tangannya dan meraih kembali buku itu, "Aku benar-benar harus mengerjakan soa-soal ini, ujiannya akan berlangsung kurang dari sebulan lagi. Tolong jangan ganggu aku, aku sedang belajar giat."     

"Hubungan antara suami dan istri harus harmonis, jadi bisa bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental serta kebahagiaan spiritualmu, hal ini juga bisa membuat belajarmu lebih baik." Kata Huo Jingshen dan langsung memeluk istrinya, "Lebih baik kamu temani suamimu dulu, setelah itu kamu bisa kembali belajar."     

*     

*     

Keesokan paginya, alarm berbunyi.     

Su Wanwan mengerang, tangannya terus menggaruk, kemudian dia mengangkat kakinya dan menendang Huo Jingshen.     

Huo Jing mengerutkan keningnnya, lalu mengulurkan tangannya yang lain dan mematikan bunyi alarm.     

Akhirnya tidak ada suara bising lagi.     

Su Wanwan mendorongnya Huo Jingshen lalu berguling dan menarik selimut, kemudian kembali tidur.     

Huo Jingshen melihat jam alarm dan berteriak, "Sayang, waktunya bangun."     

Tidak ada tanggapan dari Su Wanwan.     

"Sayang, bukannya kamu ada kelas jam 9 pagi?"     

Masih belum ada tanggapan.     

"Sayang….."     

"Jangan meneriaki aku!" Su Wanwan tiba-tiba menendang selimutnya.     

Huo Jingshen terdiam.     

Su Wanwan merasa sangat kesal.     

"Sudahlah, lagipula ini masih jam tujuh," Huo Jingshen membiarkan istrinya tidur selama setengah jam lagi.     

Setelah menunggu selama setengah jam dan waktu sudah menunjukkan pukul 7:30, Huo Jingshen melepas selimut tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan berjalan menuju kamar mandi sambil menggendong Su Wanwan.     

.......     

Huo Jingshen menyuruh istrinya untuk berdiri di depan cermin lalu mengambil pasta dan sikat gigi. Huo Jingshen mengangkat tangan kecil Su Wanwan dan memasukkan sikat gigi itu ke dalam mulut istrinya, "Pegang dan gosok gigimu sendiri."     

Mata Su Wanwan masih terpejam, rambutnya yang acak-acakan menutupi wajah kecilnya, seolah-olah dia masih belum bangun.     

"Bukankah pagi ini kamu ada kelas koreografi? Sikat gigi dan cuci mukamu dulu, suamimu akan mengantarmu ke kampus. Bersikaplah yang baik dan patuh."     

Huo Jingshen merasa seperti sedang melayani anak kecil, melihat istrinya masih belum bergerak, Huo Jingshen mengambil sikat giginya kembali, "Buka mulutmu, suamimu akan membantumu menyikat gigimu."     

Masih tidak ada tanggapan dari Su Wanwan.     

Huo Jingshen tidak berdaya, jadi dia hanya mengulurkan tangannya dan membuka bibir istrinya. Begitu dia memasukkan sikat gigi, Su Wanwan memukul tangannya, kemudian mulai membuat keributan.     

"Aku tidak mau sikat gigi, aku tidak mau sikat gigi, aku tidak mau sikat gigi! Tidak mau! Aku ngantuk, aku ngantuk, aku ngantuk!"     

Huo Jingshen terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.