Menikahi Pria Misterius

Tidak Romantis



Tidak Romantis

"Benarkah?" Tanya Xiao Yebai dengan nada ringan.     
1

Mo Weiyi mengangguk, "Ayahku memintaku untuk belajar keras agar bisa mendapatkan ijazah. Jadi nanti aku bisa membantu di perusahaan. Ayah menunjukkan padaku berkas perusahaan Mo Shi dalam beberapa tahun terakhir, tapi aku tidak bisa mengerti satu pun."     

"Berkas apa?" ​​Nada bicara Xiao Yebai masih acuh tak acuh.     

"Berkas hu…." Baru saja Mo Weiyi berbicara sedikit, tiba-tiba wajahnya langsung berubah, "Astaga, USB itu aku simpan di tasku, dan tasku sekarang ada di ruangan KTV. Ayah bilang kalau berkas itu sangatlah penting, tidak boleh ada seorang pun yang melihatnya, bagaimana ini…."     

Sebelum Mo Weiyi selesai berbicara, Xiao Yebai sudah mengambil ponselnya dan segera menekan nomor telepon, "Rong An."     

Mendengar Xiao Yebai menyuruh Rong An untuk pergi ke ruangan KTV dan mengambil tas sekolahnya, Mo Weiyi segera menambahkan, "Suruh dia membayar ruangan itu juga."     

Xiao Yebai terdiam.     

*     

*     

Pukul sembilan malam, tiba-tiba terdengar suara gemuruh di luar jendela.     

Guntur dan kilat menyambar di langit malam, gerimis yang hampir tidak terlihat tiba-tiba berubah menjadi hujan.     

Langit dan bumi dalam sekejap seolah-olah dipenuhi oleh hujan yang deras dan gelap, keadaan luar tidak terlihat jelas.     

Rong An membawa mantel dan tas Mo Weiyi ke dalam mobil.     

Dia berbalik dan melihat ke arah hujan yang deras, kemudian langsung memegang tas dan mantel itu erat-erat.     

Sambil menunggu hujan dan kabut mereda, Rong An kembali ke kamar mandi wanita di gedung itu.     

........     

Ketika Song Quan terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa, dia melihat pria itu berdiri di depannya.     

Rong An mengenakan setelan hitam sederhana dan celana panjang, dia memegang tongkat yang tadi dilemparkan Xiao Yebai sebelumnya.     

Ada kilat dan guntur di luar, cahaya putih tiba-tiba menyapu kamar mandi yang remang-remang. Ekspresi garang yang seakan haus darah di wajah Rong An sangatlah menakutkan.     

Seluruh tubuh Song Quan terasa sangat sakit, bahunya baru saja dipukul dengan tongkat polisi.     

Badan Song Quan menyusut, wajahnya penuh ketakutan yang luar biasa.     

Song Quan tidak lupa bahwa pria inilah yang menampar wajahnya sampai bengkok sebelumnya, bahkan pria ini mau memukulnya sampai mati!     

"Apa kau tahu siapa wanita yang ingin kau ganggu barusan?" Suara Rong An terdengar berat dan tegas.     

Bagi Song Quan, suara pria ini terdengar seperti suara raja neraka.     

Song Quan tidak berani berbicara.     

Tadi dia hanya memarahi pelacur itu, tapi malah berakhir di hajar habis-habisan oleh pria berwajah putih itu.     

Wanita cantik itu memang memiliki banyak lalat di sekitarnya, keduanya bertarung hanya demi seorang wanita.     

Rong An berdiri di depan Song Quan sambil memegang tongkat, kemudian dia melanjutkan perkataannya dengan nada yang merendahkan, "Namanya Mo Weiyi, dia adalah putri kecil keluarga Mo dari Kota Nan, kau belum pernah mendengarnya, ya?"     

Mata Song Quan tiba-tiba melebar.     

"Keluarga Mo dari Kota Nan?"     

"Berarti dia…."     

Sebelum Song Quan bisa berpikir lebih banyak, Rong An sudah mengangkat tangannya dan memukulnya dengan tongkat.     

"Ah!" Song Quan berteriak.     

Satu pukulan, lalu diikuti dengan pukulan lain. Rong An tidak berkedip, dia seolah-olah hanya mengulangi gerakan mekanis dan terus memukuli Song Quan.     

Song Quan terus berguling-guling di tanah, dia berteriak dan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya secara bertahap membuat lantai kamar mandi berwarna merah.     

Kilatan petir dan guntur sesekali menyambar dari luar jendela dan menerangi wajah pria yang memegang tongkat itu.     

Mata Rong An merah, rahangnya terkatup, dan keganasan dalam ekspresinya tampaknya mampu menyalakan dua api dan membakar pria yang sedang berguling-guling di tanah itu.     

Tidak tahu berapa lama kejadian itu berlangsung, akhirnya Rong An berhenti memukuli Song Quan, ketika dia terlihat sekarat dan tubuhnya berlumuran darah.     

Rong An menarik napas dan menjatuhkan tongkat besi itu dengan keras.     

Seluruh kamar mandi dipenuhi dengan darah dan udara dingin.     

Hujan di luar jendela masih turun dengan deras.     

*     

*     

Vila Keluarga Mo.     

Berbeda dengan hujan deras di luar jendela, kamar tidur di lantai dua itu sekarang terang seperti siang hari, udara di kamar itu juga hangat dan tenang.     

Mo Weiyi sedang berbaring di bak mandi yang hangat dan harum, hanya wajahnya yang muncul di permukaan, kedua tangannya terbungkus kain kasa.     

Dia berteriak dengan genit ketika mendengar suara guntur dari luar, "Xiaobai, Xiaobai."     

Setelah terdengar suara langkah kaki, akhirnya seorang pria berpakaian santai masuk ke dalam kamar mandi itu.     

Mo Weiyi mengangkat tangannya, "Aku sudah selesai berendam."     

Xiao Yebai membuka kran air, mengambil shower di samping, memeriksa suhu air, kemudian mulai membilas Mo Weiyi.     

Setelah selesai, Xiao Yebai mengambil handuk di samping dan mulai mengeringkan tubuh Mo Weiyi.     

Dia tidak memakai kacamata, alisnya bersih dan lembut, tapi ekspresi wajahnya tetap tidak berubah.     

Xiao Yebai mengeringkan tubuh Mo Weiyi menggunakan handuk dengan lembut dari ujung kaki hingga rambut.     

Hal ini membuat wajah Mo Weiyi memerah.     

Kemudian Xiao Yebai menarik handuk mandi berwarna putih di sampingnya, lalu membungkus Mo Weiyi dengan handuk itu dan mengangkatnya.     

Mo Weiyi tidak bisa menahan diri untuk bertanya ketika melihat penampilan suaminya yang tampan dan lembut itu, "Xiaobai, kalau nanti aku tua, tidak bisa mengangkat tangan dan kakiku, dan tidak bisa berjalan, apa kau mau merawatku seperti ini?"     

Xiao Yebai memandang Mo Weiyi sekilas, "Aku lebih tua darimu."     

"Eh…"     

Mo Weiyi tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh, Xiaobai benar-benar tidak paham maksudnya.     

Dalam hal ini, bukankah seharusnya Xiao Yebai hanya mengatakan "iya" pada Mo Weiyi?     

Tapi bagaimanapun juga, Mo Weiyi menyukai gaya Xiao Yebai yang tidak bisa dipahami ini dan tidak dengan sengaja mengatakan hal-hal baik untuk dirinya.     

Mo Weiyi mengangkat kepalanya dan berkata dengan manis, "Kalau begitu aku yang akan menjagamu."     

Xiao Yebai menatap Mo Weiyi, alisnya bergerak sedikit, dan kemudian…     

"Baiklah."     

Mo Weiyi terdiam.     

"Benar-benar dingin!"     

Mo Weiyi tidak tahan untuk tidak mengeluh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.