Menikahi Pria Misterius

Suamiku Benar-Benar Ganas



Suamiku Benar-Benar Ganas

0Mo Weiyi menatap ke arah Xiao Yebai.     
0

Demi dirinya, Xiao Yebai baru saja memukul orang itu.     

"Suamiku benar-benar ganas!" Pikir Mo Weiyi.     

Ini adalah pertama kalinya Mo Weiyi melihat penampilan kejam Xiaobai, tapi bukannya takut, sekarang Mo Weiyi lebih merasa tenang dan gembira.     

Tidak ada wanita yang tidak menyukai pahlawan, apalagi jika pahlawan itu adalah suaminya sendiri!     

Kejadian ini pun semakin meyakinkan Mo Weiyi bahwa dirinya sangatlah penting bagi suaminya, dan dia tidak akan membiarkan dirinya ternodai oleh orang lain. Tadi, saat Xiao Yebai menghajar Song Quan...     

Hati Mo Weiyi jadi berdebar-debar.     

"Tidak cantik."     

Mo Weiyi tercengang.     

Ketika Mo Weiyi menyadari bahwa kalimat ini diucapkan oleh Xiao Yebai, dia langsung mengerutkan mulutnya dan berkata dengan sedih, "Xiaobai, kamu membenciku."     

Xiao Yebai melihat wajah Mo Weiyi.     

Setengah dari wajahnya yang halus dan mungil itu sekarang bengkak, dan kulit Mo Weiyi yang seputih salju menjadi merah, sekilas hal ini cukup mengejutkan.     

Seorang putri kecil yang dimanja dari kecil hingga dewasa, kekuatannya tidak sebanding dengan pria.     

Mo Weiyi baru teringat kalau sampah itu memiliki bekas gigitan Mo Weiyi di tangannya. Jika tadi Mo Weiyi tidak melawannya, mungkin dia tidak akan ditampar seperti ini, tapi kalau dia tidak melawan, mungkin pada saat Xiao Yebai datang, semuanya sudah terlambat....     

"Huh." Mo Weiyi menyela pikirannya.     

Dia mengangkat wajah kecilnya dan berkata dengan sombong, "Tidak apa-apa kalau Xiaobai tidak menyukaiku. Bagaimanapun, kamu adalah suamiku sekarang, dan kamu tidak bisa mundur dari statusmu! Kamu akan selalu menjadi milikku!"     

Mo Weiyi langsung tersenyum setelah mengatakan itu.     

Senyum di wajah gadis itu awalnya terlihat licik dan sombong, tapi sekarang separuh wajah Mo Weiyi bengkak, jadi dalam sekejap... menjadi lebih... jelek...     

Xiao Yebai terlihat terkejut, tapi kemudian dia tidak berbicara lagi.     

Xiao Yebai menyalakan mobil dan siap untuk pulang.     

Mo Weiyi juga tidak mengatakan apapun, tapi tiba-tiba dia mulai berbicara lagi, "Ah, tas dan mantelku masih ada di dalam ruangan."     

"Oke."     

"Dan… Li Feifei!" Mo Weiyi tiba-tiba teringat dan mulai mengutuk dengan marah, "Wanita itu pergi ke kamar mandi denganku, tapi tiba-tiba dia mengangkat telepon dan melarikan diri begitu saja. Bahkan dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Kurang ajar!     

"Oke."     

"Dan juga!" Mo Weiyi mulai mengoceh lagi, "Aku belum membayar ruangan KTV itu, nanti teman-teman sekelasku pasti akan bilang kalau aku sengaja tidak membayar! Cepat telepon Rong An dan minta dia untuk membantuku membayar dulu, aku akan mengirimkan uang padanya nanti, cepat..."     

Kali ini, Xiao Yebai tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya menoleh dan melirik istri kecilnya.     

"Dia sudah dipukul sampai wajahnya menjadi jelek seperti ini, dan dia masih berpikir kalau dia akan disangka sengaja kabur oleh teman-teman sekelasnya karena pergi duluan?"     

"Pemikiran logis putri kecil ini benar-benar... Di luar jangkauan orang biasa."     

Mo Weiyi menatap Xiao Yebai, "Ada apa?"     

"Tidak apa-apa." Xiao Yebai tidak ingin berbicara lebih banyak.     

Dia hanya membelokkan mobil ke sudut, dan bibirnya yang tipis tiba-tiba sedikit berkedut.     

Melihat kedutan di sudut mulut Xiao Yebai, Mo Weiyi menjadi curiga, tapi dia tidak tahu apa yang suaminya tertawakan, jadi dia terus mengoceh, "Li Feifei itu benar-benar keterlaluan, dengan tulus aku meminta teman-teman asrama untuk makan bersama, tapi dia malah tidak menyukai kehadiran Rong An, karena baginya penampilan Rong An menakutkan. Xiaobai, apa menurutmu Rong An terlihat menakutkan? Aku pikir Rong An baik-baik saja,dia memiliki mata dan hidung, jadi bagian mana yang menakutkan?"     

Xiao Yebai terdiam, dia tidak menjawab, lalu tiba-tiba ponselnya berdering.     

Xiao Yebai langsung menjawab, "Halo."     

Mo Weiyi tidak tahu apa yang dikatakan si penelepon, Xiao Yebai tidak berbicara, tapi ekspresinya kembali serius, dan bibirnya yang tipis langsung terlihat cemberut.     

Lalu Xiao Yebai berkata, "Aku mengerti."     

Seseorang di seberang sambungan telepon mengatakan sesuatu, lalu Xiao Yebai melihat ke depan, matanya yang dalam di balik lensa menjadi sedikit menyipit, lalu dia berkata dengan suara yang berat dan dingin, "Pria dan wanita itu, bawa mereka masuk."     

Mo Weiyi terdiam.     

Mengapa ini terdengar seperti apa yang dikatakan polisi di TV saat mereka memerangi pornografi dan ilegalitas?     

Dalam adegan TV itu, si pria berdiri di kiri dan wanita berdiri di kanan, baik pria maupun wanita tidak ada yang berdiri di tengah?     

Setelah selesai menelepon, Xiao Yebai dengan cepat mengendarai mobil ke Vila Lishui.     

Bibi Zhou sudah menyiapkan kotak obat di ruang tamu.     

Xiao Yebai berkata, "Tolong bantu obati luka Putri."     

"Baiklah Tuan Xiao."     

Mo Weiyi duduk dan melepas jas milik suaminya, setelah itu segera terlihat bekas merah di balik kerah pakaiannya yang robek.     

Rambutnya yang halus menjadi berantakan, wajahnya merah dan bengkak, dan matanya jelas terlihat baru saja menangis, benar-benar membuat tangan Bibi Zhou gemetar.     

Bibi Zhou sudah bekerja di keluarga Mo begitu lama. Bisa dikatakan kalau Bibi Zhou sudah menyaksikan sang putri tumbuh dewasa. Dia sama sekali belum pernah melihat sang putri seperti ini.     

Xiao Yebai melirik Mo Weiyi sekilas.     

Bibi Zhou buru-buru melangkah maju, kemudian dia mendengar suara berat dari pria itu, "Jangan beritahu Kakek Mo dulu."     

"…Baik, Tuan Xiao."     

Lalu, Mo Weiyi yang sedang duduk menyeringai dan merintih karena lukanya terasa perih.     

Luka itu tidak terlalu serius.     

Setelah wajahnya diolesi obat, pembengkakan di wajahnya akan hilang dalam dua atau tiga hari.     

Kaki Mo Weiyi juga sedikit memar, jadi kakinya hanya perlu dikompres dingin untuk sementara waktu.     

Yang paling parah adalah tangan Mo Weiyi. Kedua telapak tangannya tergores ketika dia dilempar dan jatuh ke lantai. Sekarang tangannya dibungkus dengan kain kasa dan hampir mirip dengan "pecundang" itu     

Mo Weiyi memperhatikan luka-luka di tubuhnya, "Oh, aku tidak bisa pergi ke kampus lagi."     

"Pergi ke kampus?" Xiao Yebai menatapnya dan mencibir dengan bibir tipisnya, "Bukannya itu yang kamu inginkan?"     

Dia tahu betul betapa istrinya tidak suka belajar.     

Mo Weiyi merasa malu dan terdiam.     

Kemudian, akhirnya Mo Weiyi berbicara dan wajahnya memerah, "Aku mendengarkan perkataan ayahku, jadi aku pergi ke kampus setiap hari, mana aku tahu kalau aku akan mengalami kejadian seperti malam ini?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.