Menikahi Pria Misterius

Orang Pendiam



Orang Pendiam

0Xiao Yebai berjalan mendekat dan menatapnya dengan tenang.     
0

Song Quan mengerang kesakitan dan mencoba untuk berkata kasar, "Apa kamu bercanda, tunggu saja, jalang busuk, aku akan menghabisimu…"     

Xiao Yebai membungkuk dan menarik kerah baju Song Quan dengan satu tangan, lalu meninjunya dengan kepalan tangannya.     

Xiao Yebai memukul tepat di pangkal hidung Song Quan yang terbungkus kain kasa, seketika itu juga kain kasa itu menjadi merah dan darah segar mengalir dengan deras. Song Quan mengernyit dan mengutuk dengan suara serak, "Brengsek, siapa kau, dasar brengsek..."     

"Pria ini mengenakan kacamata, jas dan dasi." Song Quan mencoba mencermati, lalu menatap ke arah wajah putih kecil dan lembut itu. Dia tidak menyangka kalau pria ini menghajarnya lebih kejam dari pada pria sebelumnya.     

Kepala Song Quan masih merasa pusing karena pukulan dari tongkat di kepalanya tadi, dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria di depannya, dan dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan.     

"Siapa aku?" Suara Xiao Yebai terdengar datar tanpa ekspresi, seolah-olah dia sedang berbicara tentang cuaca hari ini.     

Lalu dia melanjutkan ucapannya, "Kamu tidak tahu siapa aku, siapa yang memberimu keberanian untuk menyentuh Mo Weiyi?"     

Song Quan meneteskan keringat dingin, wajahnya pucat dan membiru. Song Quan memikirkan kata-kata Li Feifei, dia berpikir kalau pria yang ada di depannya adalah salah satu orang yang mengejar Mo Weiyi juga, lalu Song Quan segera berteriak keras, "Bukankah dia hanyalah seorang wanita? Kalau kamu mau, aku akan memberikannya kepadamu, aku tidak akan menyentuhnya... Ahhh!"     

Song Quan menjerit kesakitan dengan sangat keras dan tidak terkendali untuk waktu yang cukup lama.     

Mo Weiyi tidak berani melihat adegan berdarah itu, tapi setelah dia mendengar suara teriakan itu, tanpa sadar dia melihatnya, dan...     

Salah satu kaki Xiao Yebai menginjak posisi paling istimewa dan rentan dari pria itu.     

Xiao Yebai mengerahkan kekuatan pada kakinya, tapi suaranya tetap terdengar santai, "Suatu hari, kamu tidak akan bisa menyentuh seorang wanita lagi."     

Xiao Yebai terus menekan kakinya semakin kuat, menyebabkan wajah Song Quan menjadi semakin membiru pucat sampai berubah menjadi ungu.     

Xiao Yebai tiba-tiba menarik kakinya dari Song Quan.     

Mo Weiyi mengira Xiao Yebai akan membiarkan Song Quan pergi, tapi tidak disangka…     

"Ah!"      

Xiao Yebai kembali menginjak dengan hentakan yang keras diikuti dengan jeritan Song Quan yang terdengar seperti saklar yang sedang diputar, suaranya melengking, terdengar tragis dan lebih keras dari sebelumnya. Suaranya bergema terus menerus di dalam ruang kamar mandi itu.     

Song Quan terus saja mengeluarkan keringat dingin di sekujur tubuhnya, bahkan dia terlihat seperti seseorang yang baru keluar dari kolam...     

Song Quan akhirnya tidak bisa menahan rasa sakit yang begitu parah itu, bola matanya terlihat berputar dan dia sepenuhnya tidak sadarkan diri.     

Wajah Mo Weiyi menjadi pucat karena ketakutan.     

Ketika dia melihat Song Quan pingsan, Mo Weiyi tertatih-tatih menghampiri suaminya dan menggapai lengannya, "Xiaobai, dia... dia..."     

Xiao Yebai menarik kakinya, lalu berkata singkat dengan nada yang dingin, "Dia tidak akan mati."     

"Tapi… dia… bukankah..." Mo Weiyi sedikit ketakutan.     

"Bukankah orang ini baru dihajar sampai mati?" Pikir Mo Weiyi.     

Jeritan tadi terdengar melengking, rasanya seperti melihat seorang pria yang sedang dikebiri menjadi kasim dalam drama istana di Dinasti Qing...     

"Tok tok tok."     

Pintu kamar mandi tiba-tiba diketuk beberapa kali, dan kemudian Rong An masuk.     

"Tuan Xiao."      

Bibir tipis Xiao Yebai terbuka, "Siapa orang ini?"     

Rong An melirik pria yang pingsan di bilik dan melaporkan, "Beberapa minggu yang lalu, dia mencoba menganiaya putri di gerbang kampus, saya mematahkan salah satu lengannya. Saya tidak menyangka pria ini masih belum menyerah."      

"Tidak menyangka?"      

Rong An menundukan kepalanya, "Maafkan kesalahan saya."      

Mo Weiyi segera menundukkan kepalanya, "Xiaobai, aku yang salah, aku tidak membiarkan Rong An memberitahumu, aku pikir itu hanya bajingan biasa, aku tidak menyangka bisa berubah menjadi..."     

Mata Xiao Yebai yang berwarna hitam pekat dibalik lensa kacamatanya langsung terlihat menyipit.     

Setelah beberapa saat, Xiao Yebai berkata, "Rong An, kamu di sini dulu, jaga orang ini."      

Rong An langsung mengerti apa yang Xiao Yebai maksud, "Baik."     

"Xiaobai…."     

Xiao Yebai menunduk sambil melihat wanita kecil yang tingginya hanya mencapai bahunya, lalu dia menarik jasnya dengan jari-jarinya yang ramping, "Ayo pulang."      

**     

Saat mereka pergi menuju mobil, Mo Weiyi menatap Xiao Yebai dan menjelaskan, "Xiaobai, aku baik-baik saja, dia hanya menamparku, tapi dia tidak menyentuhku."     

"Baguslah kalau dia tidak menyentuhmu." Xiao Yebai sedikit mengaitkan bibir tipisnya, tapi tidak ada jejak senyum di matanya, "Kalau dia berani menyentuhmu, aku akan membunuhnya."     

"Aku baik-baik saja." Mo Weiyi kembali teringat pengalaman mengerikan tadi, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk lengan suaminya, lalu dia mengangkat wajahnya dan menatap Xiao Yebai dengan sedih, "Tadi aku sangat ketakutan, Xiaobai, untung kamu datang tepat waktu..."     

Xiao Yebai melihat wajah Mo Weiyi yang mulai membengkak dan kerah pakaiannya yang robek, "Kenapa kamu tidak membiarkan Rong An untuk mengikutimu?"     

Mulut Mo Weiyi mengerut, wajahnya terlihat sedih dan tidak bersalah, "Itu semua karena teman-teman sekelasku, aku juga tidak tahu kalau orang cabul ini akan mengikutiku."     

Xiao Yebai menatap Mo Weiyi cukup lama.     

Matanya yang gelap terlihat rumit dan sulit dipahami.     

Kemudian, Xiao Yebai mengangkat jarinya.     

Saat ini, Mo Weiyi merasa tubuh Xiao Yebai sudah kembali ke kelembutan dan ketenangannya yang normal.     

Kalau tadi Mo Weiyi tidak melihat dengan matanya sendiri, Mo Weiyi tidak akan percaya kalau pria ganas dan kejam yang menghajar Song Quan barusan demi dirinya adalah Xiaobai.     

"Sakit?" Suara pria itu terdengar berat dan lembut, seolah-olah sedang berbicara tentang cinta.     

Hati Mo Weiyi jadi terasa tenang. Dia menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan patuh, "Ini sedikit sakit, tapi karena kamu datang untuk menyelamatkanku, jadi sekarang tidak sakit lagi."     

Xiao Yebai tidak berbicara, tapi tangannya terus membelai wajah Mo Weiyi untuk waktu yang lama.     

Mo Weiyi menatap ke arah Xiao Yebai.     

Demi dirinya, Xiao Yebai baru saja memukul orang itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.