Menikahi Pria Misterius

Putri Kecil Dalam Masalah : Xiaobai Menyelamatkanku



Putri Kecil Dalam Masalah : Xiaobai Menyelamatkanku

0Telepon berdering dua kali dan akhirnya terhubung.     
0

Pada saat yang sama, terdengar suara keras di luar.     

"Weiyi."     

Terdengar suara berat dan bersih Xiao Yebai dari sambungan telepon.     

Tapi Mo Weiyi tetap tidak berani berbicara.     

"Weiyi?" Xiao Yebai bertanya lagi.     

Tubuh Mo Weiyi gemetar hebat dengan frekuensi yang hampir tak terkendali.     

Mo Weiyi menatap panel pintu putih di depannya, dan kemudian pintu itu ditarik keras dari luar.     

"Brakkkk."      

Song Quan segera mengeluarkan serangkaian tawa.     

"Jadi kamu ada di sini Nona Mo, apa kamu pikir aku tidak bisa menemukanmu kalau kamu bersembunyi di sini dan tidak berbicara?"     

Mo Weiyi tidak berani berbicara sama sekali, sampai tangan seorang pria tiba-tiba masuk dari bawah pintu bilik!     

"Ahhhhhhhh Xiaobai tolong aku….."     

**     

Perusahaan Mo Shi.     

Ruang konferensi yang khusyuk dan tenang.     

Zhong Kai sedang duduk di samping sambil membuat risalah rapat di komputer. Semua eksekutif Grup Mo Shi dan personel organisasi penting departemen juga hadir.     

Pada akhir pekan, tepat sebelum pulang kerja, tiba-tiba mereka menerima pemberitahuan untuk rapat.     

Sudah jam tujuh malam dan semua orang sudah merasa lapar, tapi tidak ada yang berani mengeluh.     

Kepala departemen perencanaan berdiri di depan layar dengan fasih. Di kursi utama, Xiao Yebai duduk sambil mendengarkan dengan ekspresi kosong.     

Sampai tiba-tiba sebuah telepon berdering.     

Ternyata itu dari ponsel milik Xiao Yebai.     

Dulu, saat Tuan Xiao sedang rapat, dia tidak akan pernah membawa ponselnya, karena itu akan mempengaruhi pekerjaannya.     

Namun akhir-akhir ini sepertinya Tuan Xiao selalu membawa ponsel pribadinya.     

Xiao Yebai mengangkat ponselnya, meliriknya, dan menjawab.     

"Weiyi."      

Semua orang tiba-tiba menyadari kalau dia sedang menjawab telepon dari putri kecil.     

Tapi tidak ada suara dari penelepon.     

Xiao Yebai mengangkat alisnya sedikit dan berbicara lagi, "Weiyi?"     

Kemudian, Xiao Yebai mendengar suara seorang pria berbicara, tapi dia tidak bisa mendengarnya dengan jelas.     

Sambil mengerutkan kening, tiba-tiba ada suara gebrakan, diikuti oleh teriakan histeris, disertai dengan suara gemetar Mo Weiyi sambil menangis, "Ahhhhhhhh Xiaobai selamatkan aku..."     

Sebelum Xiao Yebai bisa berbicara lagi, panggilan itu terputus.     

Semua orang di ruang konferensi melihat bahwa wajah Xiao Yebai yang selalu tanpa ekspresi, tiba-tiba menjadi suram dan dingin.     

Xiao Yebai mengangkat ponselnya dan dengan cepat menelepon Mo Weiyi lagi, tapi yang dia dengar hanyalah, "Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif."     

Lalu, Xiao Yebai langsung menelepon Rong An.     

Tapi juga tidak diangkat.     

Tangan panjang dan ramping yang memegang ponsel itu memutih karena meremas ponsel dengan kuat, hanya dalam beberapa detik Xiao Yebai menyaring semua kemungkinan dalam pikirannya.     

"Mo Weiyi baru saja menelpon, tapi dia tidak mengatakan apa-apa."     

Samar-samar tadi Xiao Yebai juga mendengar suara seorang pria sedang berbicara.     

Kemudian, Mo Weiyi berteriak dan tiba-tiba teleponnya terputus.     

Mo Weiyi bukanlah orang yang suka membuat lelucon, dalam hal ini, jelas ada sesuatu yang terjadi.     

"Tuan Xiao…."     

Begitu Zhong Kai memanggilnya, Xiao Yebai sudah berdiri.     

kemudian dia langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Semua orang di ruang rapat saling memandang.     

**     

Bentley hitam melaju keluar dari tempat parkir seperti pedang tajam.     

Di dalam mobil, Xiao Yebai menghubungi nomor lain.     

Telepon tersambung dan dengan cepat terdengar suara celoteh seorang pria, "Kakak, aku baru saja pulang, pekerjaan kotor apa yang..."     

"Lima menit yang lalu, Weiyi meneleponku, tolong periksa lokasi panggilannya sekarang dan kirimkan padaku dalam satu menit."     

"Sial, kamu benar-benar mengatakan begitu banyak hal. Tapi, apa yang kamu katakan tadi? Cari lokasi kakak ipar? Aku seorang polisi kriminal, bukan agen khusus, bagaimana bisa kamu memintaku untuk memeriksa, lagian saat ini aku sedang berada di rumah…."     

"Kalau kamu tidak dapat menemukannya, jangan datang menemuiku lagi." Suara Xiao Yebai terdengar tenang dan berat, tapi juga terdengar seperti ancaman.     

Setelah telepon ditutup, Bentley hitam yang dia kendarai berjalan menuju Universitas Nan.     

Ekspresi pria itu tegang, bibirnya yang tipis membentuk garis lurus, dan lensa kaca matanya menjadi semakin tajam di bawah lampu mobil dari arah berlawanan.     

Dalam satu menit, ponselnya berdering lagi.     

"Aku menemukannya. Lokasinya berada di Gedung Ziguang di persimpangan Jalan Fuyang dan Jalan Jinjiang, tapi aku tidak tahu ada berapa lantai."     

"Fasilitas apa yang ada di gedung itu?"     

"Bangunan ini adalah gedung perkantoran, tapi lantai atas adalah KTV, apa istrimu sedang bernyanyi..."     

Xiao Yebai tidak mengatakan sepatah kata pun dan langsung menutup telepon.     

"Brengsek! Pria ini tidak manusiawi!" Pria itu mengeluh dari seberang panggilan yang sudah diputus.     

**     

Rong An kembali ke mobil dan melihat ada beberapa panggilan terjawab dari Mo Weiyi.     

Seketika itu juga Rong An langsung menjadi gugup, terutama ketika dia teringat dengan seseorang yang muncul secara misterius dan memintanya untuk memindahkan mobil barusan...     

Ketika Rong An menelepon kembali, dia mendengar suara dari telepon, "Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif."      

Rong An segera keluar dari mobil, dia menggunakan lift untuk naik ke lantai KTV dan menendang pintu hingga terbuka dan mendobrak masuk.     

Semua mahasiswa teman sekelas Mo Weiyi tercengang.     

Ekspresi Rong An yang seperti ingin membunuh orang membuat beberapa gadis berteriak ketakutan.     

Rong An segera menelusuri ruangan, dia berjalan beberapa langkah dan meraih salah satu gadis, "Di mana sang putri?"     

Li Feifei merasa seperti lengannya dijepit oleh tang besi. Wajahnya langsung memucat karena kesakitan, dan dia berkata dengan gemetar, "Dia... dia pergi ke kamar mandi."     

Rong An menyeretnya untuk berjalan keluar.     

Li Feifei merasa kesakitan dan ketakutan, dia mencoba untuk melepaskan diri dengan putus asa, tapi Rong An tidak peduli sama sekali, Rong An hanya menyeretnya keluar seperti karung kuda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.