Menikahi Pria Misterius

Kelakuan yang Memiliki Konsekuensi Pahit



Kelakuan yang Memiliki Konsekuensi Pahit

0"Omong kosong!" Song Quan mendesis, lalu ia duduk di ranjang rumah sakit.     
0

"Namaku Li Feifei. Aku mahasiswi dari Universitas Nan. Tadi aku melihatmu terluka dan jatuh ke tanah dan tidak ada satupun yang peduli, jadi aku membawamu ke rumah sakit."     

Song Quan mendengus.     

Song Quan ingin menggerakkan lengannya, tapi dia merasa sangat kesakitan sampai ia berketingat.     

"Dokter bilang kalau lenganmu baru saja disatukan kembali, jadi untuk saat ini kamu jangan banyak bergerak." Li Feifei segera mengingatkan dengan penuh perhatian.     

Song Quan menatap Li Feifei dengan kesal, "Kamu bisa pergi."     

Li Feifei tampak tidak marah, "Baiklah, kalau begitu tolong berikan biaya pengobatan terlebih dahulu padaku, totalnya 865 yuan."     

Song Quan dengan singkat berkata, "Di mana ponselku?"     

Li Feifei menyerahkan ponsel Song Quan.     

Saat Song Quan dipukuli, ponselnya jatuh ke tanah dan layarnya retak, tapi untungnya ponsel itu masih bisa digunakan.     

Song Quan mengambil ponselnya dan saat dia baru membuka WeChatnya untuk membayar tagihan itu, Li Feifei berbicara lagi, "Apa kamu menyukai Mo Weiyi?"     

Song Quan mengangkat kepalanya, "Siapa?"     

"Itu gadis yang kamu kejar di gerbang kampus tadi. Namanya Mo Weiyi, dan dia adalah teman sekelasku."     

Mata Song Quan berbinar, "Teman sekelasmu?"     

"Ya, dia juga se kamar asrama denganku." Li Feifei berkata dengan sengaja, "Dia adalah primadona kampus kami, dia sangat cantik, dan pria yang mengejarnya juga banyak. Tidak heran kamu tidak takut mati, sampai dipukuli seperti itu."     

Song Quan segera berkata, "Iya, bajingan itu menyerangku, sampai aku babak belur seperti ini."     

Li Feifei tersenyum padanya.     

Lalu, Song Quan bertanya, "Apakah kamu tahu siapa pria yang memukulku tadi?"     

Li Feifei pura-pura berpikir sebentar lalu ia berkata, "Entahlah. Mungkin itu pacar barunya. Dia adalah primadona kampus. Dia cantik dan seleranya tinggi. Sangat sulit untuk mengejarnya. Jika kamu memang sangat menyukainya, kamu tidak bisa langsung mengejarnya seperti itu. Dia memiliki terlalu banyak sekali pengawal."      

"Apa kamu perlu mengatakan ini?" Song Quan memakinya dengan beberapa kata umpatan, lalu ia kembali merasa kesal, "Baiklah, tunggu saja nanti, aku akan memanggil beberapa teman-temanku dan pergi memukuli bocah busuk itu..."     

"Jangan!" Li Feifei memotongnya dengan tajam, "Kalau kamu benar-benar menyukai Mo Weiyi, dalam beberapa hari, kami akan pergi makan bersama, jadi kenapa kamu tidak datang dan menyatakan cinta padanya? Kenapa harus berkelahi?"     

"Makan di mana?" Song Quan berdiri dengan bersemangat.     

"Kamu sudah terluka seperti ini, apa kamu benar-benar belum menyerah?"     

Song Quan mencibir, "Song Quan belum mendapatkan wanita yang dia inginkan!"     

Song Quan adalah tipikal pria yang hanya memikirkan tubuh bagian bawahnya. Dia tidak tahu, kalau perbuatannya nanti benar-benar akan mendapat konsekuensi yang pahit.     

Sejak remaja, Song Quan selalu mengejar wanita yang ia sukai, tidak peduli jika dia harus menghadapi gunung pedang atau lautan api, dia harus mendapatkannya, dan dia tidak akan berhenti mengejar sampai sudah tidak ada jalan lagi. Kalau dia tidak bisa mendapatkannya, dia akan merasa sangat sedih.     

Sampai batas tertentu, erotisme kuat semacam ini sudah merupakan tingkat yang menyimpang.     

Di dalam hati Li Feifei sebenarnya dia sudah tahu, dan tiba-tiba muncul sebuah ide.     

"Ini nomor ponselku, WeChatku juga memakai nomor ini."     

Li Fefie memberikan nomor ponselnya, "Kamu harus berhenti nongkrong di gerbang kampus. Mo Weiyi membenci pria yang kotor, dia sangat menilai pakaian orang lain, jadi kamu harus merawat lukamu terlebih dahulu, kemudian kamu harus membeli beberapa pakaian yang layak. Nanti aku akan memperkenalkanmu kepadanya saat kami pergi makan bersama."     

Song Quan dengan cepat mengingat nomor itu dan bertanya, "Kenapa kamu mau membantuku?"     

Li Feifei menjawab, "Aku tidak membantumu, aku hanya berpikir sangat menyedihkan melihatmu dipukuli seperti ini. Bagaimanapun, cinta itu tidak salah."     

Song Quan mengangguk, ekspresi wajahnya yang terbungkus kain kasa terlihat sombong dan penuh penghinaan.     

Meskipun Li Feifei adalah seorang mahasiswa dan banyak membaca buku, tapi dia sangat bodoh. Song Quan bahkan bisa menipu Li Feifei dalam beberapa kata.     

**     

Mo Weiyi tentu tidak tahu kalau dirinya sedang dikhianati.     

Selama beberapa hari berikutnya, Mo Weiyi dengan patuh pergi ke kampus setiap hari, setiap siang hari dia pergi makan bersama Su Wanwan di kantin, terkadang dia juga berpartisipasi dalam kegiatan kelas yang diselenggarakan kampus.     

Tapi kejadian seperti yang terjadi pada sore itu, tidak pernah terulang lagi.     

Waktu telah berlalu, bulan Oktober sudah berakhir, dan musim dingin tahun ini di Kota Nan tampaknya datang lebih awal.     

Pada awal November, suhu mencapai sekitar sepuluh derajat, dang angin berhembus sangat dingin.     

Hari ini adalah hari Jumat.     

Di sore hari, setelah Mo Weiyi menyelesaikan kelas hukum dan sedang mengemasi barangnya, tiba-tiba dua teman sekamarnya datang dan berkata dengan canggung, "Weiyi."     

Mo Weiyi mengangkat kepalanya dan langsung tersenyum manis ketika melihat mereka, "Ada apa?"     

Kedua teman sekamarnya itu saling menyenggol lengan, kemudian salah satu mereka berkata, "Apa kamu mau ikut makan malam bersama kami malam ini? Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun Feifei, kamu juga sudah lama pindah dari asrama. Lagi pula, kita semua masih teman sekelas. Kejadian Feifei waktu itu agak kurang mengenakkan, jadi aku tidak enak mau berbicara denganmu."     

"Baiklah." Mo Weiyi langsung setuju, "Hanya saja aku belum membeli hadiah ulang tahun."     

Mo Weiyi memiringkan wajahnya dan berpikir sejenak, "Kalau begitu biar aku saja yang mentraktir kalian, anggap saja sebagai hadiah ulang tahunku untuk Feifei, oke?"     

Kedua teman sekamar itu seketika langsung merasa gembira, "Ya, baiklah."     

"Aku sudah memberi tahu Feifei sejak lama kalau kamu bukanlah tipe orang yang pelit."     

"Benar, benar."     

Mo Weiyi tertawa datar di dalam hati, tapi dia tetap tersenyum manis pada mereka. "Dari awal, aku memang ingin mentraktir kalian makan. Bagaimana kalau kita pergi ke Dihong malam ini? Itu adalah restoran milik keluargaku, restoran itu memiliki beberapa koki yang berasal dari restoran Michelin, masakan mereka rasanya sangat enak."     

"Tapi Feifei sudah menyiapkan tempat." Teman sekamar itu merasa tidak enak.     

"Di mana?"     

"Dia telah memesan sebuah ruangan VIP di KTV dan dia juga mengundang beberapa teman sekelas. Bagaimana? Apa kamu tidak keberatan kan?"     

"Tentu saja tidak, kalau begitu ayo pergi ke KTV." Kata Mo Weiyi sangat setuju.     

Meskipun Mo Weiyi sudah lama tidak pergi ke KTV dan dia juga tidak terlalu kenal dengan teman-teman sekelasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.