Menikahi Pria Misterius

Buta Nada



Buta Nada

0Setelah teman-teman sekamarnya pergi, Mo Weiyi langsung menelepon Rong An dan memintanya untuk datang menjemput Mo Weiyi di malam hari.     
0

"Saya akan pergi ke sana sekarang, KTV tidak terlalu aman." Kata Rong An khawatir.     

"Apanya yang tidak aman, mereka semua adalah teman-teman sekelasku."     

"Saya akan pergi sekarang." Rong An mengulangi.     

"Tidak perlu, KTVnya dekat kampus. Lagi pula, siapa di seluruh Kota Nan yang tidak mengenalku?"     

Yang dikatakan Mo Weiyi juga bukannya tidak masuk akal.     

Keluarga Mo sangat berpengaruh di Kota Nan saat ini. Setelah keluarga Huo sebagai keluarga terkaya di Kota Nan, Keluarga Mo memiliki kekuatan besar untuk bersaing dengan beberapa keluarga besar lainnya.     

Selain itu, tentu tidak berlebihan kalau Mo Weiyi mengatakan 'Siapa yang tidak tahu diriku?'      

Mo Weiyi adalah permata keluarga Mo dan dia juga menikah dengan Xiao Yebai, putra angkat keluarga Mo.     

Apalagi di tempat hiburan seperti KTV, siapa yang tidak akan sujud saat melihatnya?     

Tidak disangka Rong An ternyata masih khawatir, lalu ia mengulangi lagi, "Saya akan pergi ke sana sekarang."     

Mo Weiyi memutar matanya dan hanya bisa menyetujuinya, "Ya sudah, kamu datang saja."      

"Baiklah."     

Setelah menutup telepon, Mo Weiyi menelepon Su Wanwan dan mengeluh tentang pengawalnya selagi menunggu dia datang.     

Mo Weiyi sempat berkata, "Rong An sepertinya tahun ini berusia 30 tahun, tapi kenapa dia belum menikah? Dia bahkan belum punya pacar. Tidak bisa dibiarkan, aku sudah menikah selama dua tahun dan pengawalku masih lajang, jadi tidak baik membicarakannya. Nanti saat kembali aku akan bilang ke kakek untuk segera memberikan Rong An seorang pacar yang cantik."     

Di rumah keluarga Kakek Mo, Rong An bersin beberapa kali begitu dia masuk ke mobil Audi.     

Rong An melihat ke langit.     

Langit terlihat mendung, sepertinya akan segera turun hujan.     

Cuaca semakin dingin akhir-akhir ini, jangan sampai putri masuk angin.     

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Rong An turun dari mobil untuk mengambil payung.     

**     

Pukul enam malam, Rong An mengantar Mo Weiyi ke KTV.     

Letak KTV itu hanya berjarak dua blok dari Universitas Nan.     

Setelah mobilnya berhenti, Mo Weiyi keluar dari mobil dengan penuh semangat, Rong An dengan cepat mengikutinya.     

Sesampainya di ruangan yang sudah disepakati, pintu dibuka, di sana sudah ada beberapa teman sekelasnya, termasuk orang yang sedang berulang tahun itu.     

Wajah Li Feifei langsung berubah ketika melihat Rong An, teman-teman yang lain juga tampak sedikit khawatir.     

Meskipun Rong An tidak mengikutinya, Li Feifei segera berbicara setelah pintu ruangan itu ditutup, "Weiyi, bisakah kamu memberitahu pengawalmu untuk tidak berdiri di depan pintu?"     

"Kenapa?" Mo Weiyi mengangkat alisnya.     

Teman sekamar lainnya berkata, "Aku agak takut melihatnya."     

"Iya." Li Feifei bergema, "Aku melihat video dia memukuli seseorang di forum, benar-benar menakutkan.     

"Apa?"      

"Memukul orang?"      

"Kapan?"      

"Siapa orang yang dia pukul?"      

Beberapa mahasiswi langsung bergiliran mengajukan pertanyaan.     

Li Feifei berkata dengan ragu-ragu, "Sepertinya kejadiannya beberapa minggu yang lalu. Dia melukai seorang pria di gerbang kampus. Aku juga baru tahu dari postingan forum. Video itu sangat menakutkan, pria itu dipukuli. Wajahnya berlumuran darah dan lengannya patah."     

Saat itu, karena Mo Weiyi sudah masuk ke dalam mobil, jadi tidak banyak orang yang tahu kalau Song Quan dipukuli karena dia melecehkan Mo Weiyi. Yang mereka tahu hanyalah Rong An memukuli Song Quan selama hampir setengah jam, dan orang yang dipukuli itu berlumuran darah sampai terbaring sekarat di tanah, ketika Rong An akan pergi, dia mematahkan lengannya.     

Foto dan video itu juga dikirim ke forum kampus oleh beberapa orang, jadi ketika mereka mendengar bahwa pengawal Mo Weiyi ini adalah pelaku di pemukulan hari itu, wajah gadis-gadis yang hadir menjadi sedikit pucat.     

Li Feifei berkata dengan lemah, "Weiyi, bisakah kamu meminta pengawalmu untuk pergi atau menunggu di dalam mobil?"     

"Memangnya kenapa sih?" Mo Weiyi mendengus, dia mulai membela pengawalnya, "Apa yang salah kalau dia berdiri di luar, dia tidak datang untuk menakutimu, dan dia bukan tipe orang yang suka memukuli orang sembarangan. Waktu itu ada seorang bajingan yang ingin melecehkanku, jadi aku meminta Rong An untuk memberi pelajaran kepada pria itu."      

"Tapi bagaimana dengan teman-teman sekelas lainnya yang akan keluar masuk ruangan, mereka pasti akan melihat Rong An. Banyak gadis yang sangat ketakutan." kata Li Feifei, menundukkan kepalanya, seolah-olah dia marah tapi tidak berani berbicara.     

Mo Weiyi bangkit berdiri dengan kesal, "Ya sudah, aku akan berbicara dengannya."     

Mo Weiyi berjalan keluar dari ruangan, lalu dia segera kembali dan duduk di sofa, "Aku sudah menyuruhnya menunggu di mobil, kamu tidak perlu takut."     

"Terima kasih Weiyi." Li Feifei tersenyum, ada kilatan cahaya di matanya.     

"Mo Weiyi, bukannya kamu seorang putri yang sombong?"     

"Lihat saja nanti saat kamu dikotori oleh bajingan itu, pasti kamu tidak berani mengangkat kepalamu dengan sombong lagi di kampus."     

"Aku takut, seluruh kelas akan melihat sisi burukmu!"     

"Keluarga Mo pasti juga malu!"     

Li Feifei membayangkan kejadian buruk itu di kepalanya.     

**     

Dalam beberapa saat, teman sekelas lain mulai datang satu per satu, suasana di dalam ruangan pun berangsur-angsur menghangat.     

Mo Weiyi berperan penuh dalam acara itu, dia memesan makanan sampai meja itu penuh dengan makanan dan minuman.     

Mereka semua bersenang-senang dan beberapa pria bahkan berani mengajak Mo Weiyi untuk menyanyikan lagu romantis.     

Mo Weiyi langsung menolak, "Aku tidak bisa bernyanyi."      

Para pria itu menyerahkan mikrofon dengan antusias, "Sangat mudah, apa kamu bisa menyanyikan "You Are a Song in My Heart"?"     

Mo Weiyi menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa."      

Salah satu pria menyentuh kepalanya, "Kalau begitu, bisakah kamu menyanyikan "Only Feel For You"?"     

Mo Weiyi menggeleng lagi, "Aku tidak bisa."      

Dengan malu-malu pria itu bertanya, "Lalu lagu apa yang kamu bisa? Kamu pilih saja."      

Mo Weiyi mendengus, "Aku tidak bisa bernyanyi, kalian saja yang nyanyi."      

Mo Weiyi tidak memiliki keterampilan musik sejak lahir, dan dia bahkan buta nada. .Satu-satunya bakat yang dia punya adalah menari.     

Jadi tentu saja bukan karena dia malu tampil di depan umum.     

Melihat para pria itu tidak menyerah, akhirnya Mo Weiyi bangkit berdiri, "Aku mau pergi ke kamar mandi dulu."     

Melihat hal ini, Li Feifei buru-buru mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan, lalu dengan cepat bangkit dan mengikuti Mo Weiyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.