Menikahi Pria Misterius

Pria Maskulin



Pria Maskulin

0"Hadiah yang diberikan Mo Weiyi ini benar-benar keterlaluan!" Pikir Su Wanwan.     
0

Lalu.     

"Sudah, sudah." Huo Jingshen merasa dia sedang membujuk anak kecil, "Jangan khawatir."     

Saat ini jauh di dalam lubuk hatinya, Su Wanwan merasa Huo Jingshen adalah pria yang maskulin.     

Bagaimana mungkin Huo Jingshen menggunakan barang seperti itu?     

Itu akan membuatnya tampak tidak berguna sebagai seorang suami.     

Su Wanwan berkata, "Kalau begitu kenapa kamu masih belum membuangnya?"     

"Tidak aku buang."     

"Tidak bisa, buang sekarang!"     

"Ini akan menjadi bencana kalau disimpan!" Su Wanwan merasa hadiah itu harus segera dibuang, dia juga merasa tidak nyaman melihatnya.     

Huo Jingshen menjawab, "Tidak boleh disia-siakan."     

"Kamu menggertakku lagi!" Su Wanwan mengangkat kepalanya, matanya terlihat menuduh dan terlihat mulai menangis.     

"Baiklah, baiklah, jangan menangis, jangan menangis." Huo Jingshen terus membujuk, "Anak manis, aku akan melemparkan benda ini pada Ko."     

Su Wanwan terdiam.     

*     

*     

Keesokan harinya, ketika Su Wanwan bangun, hal pertama yang dia lakukan adalah menelepon Mo Weiyi.     

"Mo Xiaose! Jika kamu berani memberiku hadiah seperti itu lagi, aku akan meminta putus denganmu! Putus! Putus!"     

Su Wanwan bahkan memberi penekanan dalam kata putus sampai tiga kali.     

"Wanwan, ada apa denganmu?" Mo Weiyi mulai merasa disalahkan.     

"Siapa yang menyuruhmu memberiku hadiah seperti itu, hah?!" Su Wanwan berteriak dengan ganas.     

Mo Weiyi langsung tertawa terbahak-bahak, "Bagaimana, apakah kamu sudahkah menggunakannya?"     

"Diam!" Su Wanwan menyela, dan wajahnya langsung memerah, "Aku tidak membutuhkan hal semacam itu! Kalau kamu memberikanku benda semacam itu lagi, aku akan minta putus denganmu! Putus! Putus!"     

"Cih, sebelumnya setiap kali aku bertanya padamu, kamu menolak untuk mengatakan apa-apa. Aku pikir Tuan Huo tidak bisa membuatmu puas. Aku bersusah payah untuk membelikan barang itu untukmu…."     

"Suamiku sangat jago, jadi jangan membelikan barang ini lagi! Paham?"?"     

"Benarkah?"     

Mo Weiyi masih curiga.     

Su Wanwan menggertakkan giginya dan berteriak, "Benar!"     

"Kalau begitu aku bisa tenang." Jawab Mo Weiyi sambil tersenyum, "Mulai minggu depan, aku akan pergi ke kampus, jadi kita bisa makan bersama setiap hari."     

"Aku tidak akan makan denganmu! Huh!" Kata Su Wanwan yang masih marah dan langsung menutup teleponnya.     

Mo Weiyi terdiam.     

*     

*     

Minggu yang baru segera tiba.     

Saat Su Wanwan terbangun di pagi hari, dia segera turun dengan gembira.     

Fu Ziyang menatap bibi kecilnya yang akhir-akhir ini jarang terlihat di rumah, lalu dia menyapanya dengan manis, "Pagi bibi kecil."     

"Pagi, Ziyang." Su Wanwan menepuk-nepuk kepala kecil Fu Ziyang sambil tersenyum, "Bibi sudah mempunyai SIM, nanti bibi yang akan mengantarmu ke sekolah ya?"     

Fu Ziyang mengedipkan matanya, "Aku akan naik mobil Paman Yang."     

"Bibi kecilmu ini sangat pintar mengemudi, apa kamu yakin tidak mau mencobanya?" Kata Su Wanwan mencoba meyakinkan.     

Ketika Su Wanwan berada di Los Angeles, dia adalah satu-satunya pembalap dari Cina yang masuk tiga besar dalam kompetisi balap amatir.     

Dan juga satu-satunya pembalap perempuan.     

Su Wanwan semakin merasa bangga….     

"Jangan mengemudi."     

Su Wanwan terkejut, "Kenapa?"     

Huo Jingshen keluar dari dapur dengan wajah yang terlihat segar, dia membawa dua piring berisi telur dadar panas yang terlihat lezat.     

"Kamu baru saja mendapatkan SIM, jadi aku masih tidak yakin tentang kemampuan mengemudimu."     

"Aku sudah lama bisa menyetir. Aku belajar mengemudi lagi hanya untuk mendapatkan SIM di sini." Kata Su Wanwan dengan keras kepala.     

"Ngomong-ngomong, kamu hanya boleh mengemudi setelah aku yang memastikannya." Kata Huo Jingshen sambil meletakkan piring, "Ayo, makan dulu."     

Su Wanwan berjalan mendekat dan memelototinya.     

Dia segera duduk di kursi meja makan lalu mengambil telur dadar dan menggigitnya, "Kapan kamu mau meyakinkannya?"     

Huo Jingshen mendorong segelas susu ke depan Su Wanwan, "Hari ini aku tidak ada waktu."     

"Lalu kapan kamu ada waktu?" Tanya Su Wanwan.     

Huo Jingshen menjawab, "Malam saja."     

Kemudian Su Wanwan berpikir agar nanti malam dia akan pulang dan di rumah.     

Mata Su Wanwan berbinar, "Baiklah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.