Menikahi Pria Misterius

Lebih Dari Sekali



Lebih Dari Sekali

0Wajah Jiang Shuhao yang sedang tersenyum dan awalnya hangat berubah menjadi tanpa ekspresi untuk sesaat, "Bukankah kamu sudah mendengarnya sendiri?"     
0

Lin Qiao memang mendengarnya, tapi dia masih tidak percaya dan berharap Jiang Shuhao menyangkalnya, tidak disangka...     

"Beraninya kamu mengakuinya dengan blak-blakan!"     

Kecemburuan membuat Lin Qiao sedikit gila, dan beberapa kata keluar begitu saja, "Seberapa jauh hubunganmu dengan wanita jalang itu?"     

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan?" Wajah Jiang Shuhao tiba-tiba menjadi dingin, "Dasar gadis aneh!"     

"Aku aneh?" Li Qiao tersenyum sinis, "Kenapa kamu bisa begitu cepat jatuh cinta kepadanya? Aku ingat ketika kita SMA, kamu mengatakan kepadaku bahwa kamu tidak akan menyukai gadis tomboy, malas, suka minum minuman keras dan suka berkelahi seperti dia? Kenapa sekarang…"     

"Semua orang bisa berubah." Jiang Suhao menyela dengan tidak sabar, "Sama seperti kamu, lihat kamu jadi apa sekarang? Aku ingat ketika di SMA, kamu belajar sangat tekun setiap hari agar bisa satu universitas denganku. Tapi sekarang?"     

"Ini semua gara-gara kamu! Sejak Su Wanwan masuk ke kelas ini, kamu selalu terobsesi dengannya setiap hari. Apa kamu pikir aku tidak melihatmu sering diam-diam memandanginya? Tiap kali masuk kelas, kamu selalu mencari posisi yang dekat dengan dia.Kamu juga berinisiatif memasukan dia ke Klub Video Game. Jelas-jelas kamu yang ingin dia masuk Klub."     

"Meski itu benar, apa itu ada hubungannya denganmu?" Ekspresi dan nada Jiang Shuhao Terdengar tidak senang, "Lin Qiao, kita sudah putus, aku suka siapa, aku sedang mengejar siapa, dengan siapa aku menunjukan perhatian, semuanya tidak ada hubungannya denganmu. Kamu juga tidak memiliki hak mencampuri urusanku."     

"Baiklah, akhirnya kamu mengakuinya. Sejak kapan kamu menyukainya? Katakan! Katakan padaku!" Lin Qiao meraih lengannya dengan panik, dan dia terus meminta penjelasan.     

"Kamu tidak perlu mengetahuinya." Setelah mengatakan itu Jiang Shuhao menarik tangannya dan pergi meninggalkannya.     

"Apakah kamu tidak tahu dia sudah menikah?" Suara Lin Qiao tiba-tiba terdengar lagi.     

Jiang Shuhao tertegun sejenak, "Tidak mungkin."     

"Dia mengatakannya sendiri hari itu, apa kamu lupa?"     

Jiang Shuhao menghela nafas, "Lin Qiao, aku masih ada urusan penting, aku pergi dulu."     

"Shuhao." Lin Qiao melangkah maju dan memegang tangannya lagi, "Shuhao, dengarkan aku, Su Wanwan benar-benar tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku telah melihatnya bermain-main dengan pria lain lebih dari sekali, dan setiap kali aku melihatnya, dia selalu bersama pria yang berbeda. Suatu kali, aku melihatnya membawa seorang pria yang sangat tinggi kembali ke asrama dengan mata kepalaku sendiri, dan di lain waktu, ada seorang pria tua berusia sekitar lima puluh tahun mengendarai Rolls Royce untuk menjemputnya, yang keduanya aku punya bukti fotonya. Sungguh, aku tidak berbohong kepadamu. Si jalang itu sama sekali tidak layak untuk kamu sukai... ah!"     

Lin Qiao terlempar ke dinding di sebelahnya, hingga bahunya terbentur.     

Segera setelah itu Jiang Shuhao berbicara dengan suara yang terdengar kejam, "Lin Qiao, apa kamu bisa memiliki sedikit harga diri? Kita sudah putus, aku tidak menyukaimu lagi, jangan ganggu aku lagi, dan jangan bicara buruk tentang orang lain di depanku. Apa kamu mengerti?"     

Setelah mengatakan itu, dia melangkah pergi.     

Lin Qiao bersandar di dinding, tangannya mengepal erat, bibirnya menggigit lebih keras, matanya penuh dengan kebencian.     

…...     

Sudah lewat pukul dua siang ketika Mo Weiyi sampai di rumah tua keluarga Mo.     

Awalnya, dia tidak ingin kembali, tapi Mo Yaoxiong memanggilnya dan mengatakan bahwa Qu Yunyao lulus ujian piano, jadi dia harus datang untuk merayakannya, Qu Yunyao juga membelikan hadiah untuknya sebagai ungkapan terima kasih.     

Baru pada saat itulah Mo Weiyi ingat bahwa dia yang memanggil guru piano untuk mengajar Yunyao bermain piano.     

Ketika Qu Yunyao dan Xu Jing pertama kali datang ke rumahnya. Mereka terus mengganggu Xiao Yebai untuk mengajarkan keterampilan pianonya malam itu. Keesokan harinya, Mo Weiyi mencarikan seorang guru piano yang mendapat medali emas untuk mengajarinya bermain."     

Setelah waktu yang lama, dia hampir melupakannya.     

Kakek Mo melihat ke belakang Mo Weiyi ketika dia memasuki ruang tamu, "Di mana Xiaobai?"     

Mo Weiyi duduk di sofa kulit di ruang tamu, rambutnya yang panjang, lembut dan keriting dipelintir, betisnya bergoyang dan bibirnya cemberut, "Kakek, cucu menantu kakek dapat telepon dari perusahaan untuk lembur, dan ini untuk Keluarga Mo."     

"Dia bekerja lembur di akhir pekan?" Kakek Mo sangat tidak senang.     

Tidak ada yang lebih penting dari cucu perempuan kesayangannya.     

"Ini adalah akhir pekan, urusan penting apa sampai mengharuskan dia bekerja lembur?"     

"Bukankah kamu bilang mau pergi berkencan dengannya untuk menonton film hari ini?"     

Mo Weiyi jadi tidak senang karena mengingat hal itu.     

Awalnya, memang dia ingin menonton film terbaru dengan Xiao Yebai. Banyak orang mengatakan film itu telah membuat banyak penonton menangis. Siapa yang menyangka, mereka malah menonton film horor dan dia sangat ketakutan. Di saat dia masih ketakutan, Xiao Yebai di telepon perusahaan, hingga akhirnya Xiao Yebai kembali ke perusahaan.     

Suasana dunia milik berdua dan libur akhir pekan yang mereka rencanakan hilang, ditambah lagi dia harus kembali ke sini untuk melihat gadis yang dia benci.     

"Kak Yiyi sudah kembali."     

"Si gadis yang menyebalkan itu akhirnya muncul juga."     

Qu Yunyao berjalan masuk mengenakan gaun merah muda, dia memegang kotak hadiah di tangannya.     

"Kak Yiyi, terima kasih sudah memanggil guru piano untuk mengajariku. Aku lulus dengan sukses. Ini hadiah dariku." Katanya sambil menyerahkan sebuah kotak hadiah.     

Qu Yunyao takut Mo Weiyi tidak mau menerimanya, jadi dia dengan cepat berkata, "Aku tidak punya banyak uang, jadi... barang yang aku beli tidak terlalu mahal, tapi ini adalah ungkapan tulus dariku. Aku khusus memilih sendiri kado ini. Aku harap Kakak Yiyi menyukainya."     

Mo Weiwei menatap wajahnya yang tenang dan cantik. Penampilannya terlihat menawan. Seperti putri yang menunggu untuk membayar upeti.     

Qu Yunyao memegang hadiah dengan kedua tangan untuk waktu yang lama.     

Kemudian, Mo Weiyi akhirnya mengulurkan tangannya untuk mengambil kotak kado di tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.