Menikahi Pria Misterius

Hubungan Kerabat



Hubungan Kerabat

0"Makan pelan-pelan," kata Huo Jingshen tiba-tiba.     
0

Su Wanwan memberinya tatapan curiga, lalu menundukkan kepalanya perlahan.     

Tapi Su Wanwan malah menggigit es krimnya.     

"Pelan-pelan." Huo Jingshen mengingatkan lagi.     

Su Wanwan mengerutkan kening, jadi dia terpaksa harus lebih pelan lagi.     

"Ini sudah cukup pelan, kan?"     

Lalu tiba-tiba saja...     

"Makanlah lebih cepat."     

Apakah dia sudah harus menghabiskan es krimnya?     

Su Wanwan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat Huo Jingshen sedang menatapnya.     

Dia tercengang dan buru-buru mengulurkan tangan untuk menyeka mulutnya, tapi sebelum dia menyentuhnya, Huo Jingshen menariknya kembali.     

"Kamu... apa yang kamu lakukan?"     

"Apa yang terjadi?"     

"Kenapa sikapnya aneh?"     

"Apakah ada es krim yang menempel di mulutku?"     

Huo Jingshen terbatuk dua kali, suaranya serak, "Apakah enak?"     

Su Wanwan mengangguk, "Enak."     

Huo Jingshen tidak bisa menahan diri untuk tidak batuk dua kali lagi, "Kalau begitu sudah, jangan makan lagi."     

"Aku belum selesai makan."     

Huo Jingshen berkata lagi, "Es krim ini terlalu dingin. Tidak baik kalau kau makan terlalu banyak."     

"Tinggal setengah lagi." Su Wanwan sengaja ingin membantah.     

Dari caranya memakan es krim coklat itu, sepertinya Su Wanwan sengaja mengulur waktu.     

Dia menikmati es krim itu secara perlahan sambil menatap Huo Jingshen dengan matanya yang besar dan polos, mata yang sangat jernih dan memperlihatkan warna hitam dan putih yang sangat kontras.     

…...     

Ketika mereka kembali ke mobil, Su Wanwan melihat banyak tas belanja di kursi belakang, dan tiba-tiba mengulurkan tangan untuk mengambil tas belanjaan yang paling besar.     

Ini adalah barang-barang yang baru dibeli Huo Jingshen, semua itu terlihat misterius karena Huo Jingshen tidak memberitahu apa yang dia beli.     

Detik berikutnya.     

"Pria kurang ajar!"     

Su Wanwan tiba-tiba melemparkan tas belanjaannya kembali.     

Huo Jing tersenyum nakal, "Ada apa? Apa kamu tidak menyukainya, Sayang?"     

"Tidak mungkin aku menyukainya."     

Tanpa sepengetahuan Su Wanwan, Huo Jingshen diam-diam membeli begitu banyak piyama suspender dan semuanya sangat tipis dan transparan. Bukankah kalau dia memakai ini sama saja dengan tidak mengenakan pakaian?     

Warnanya juga ambigu, bukan hitam, pink, merah, ataupun ungu.     

Huo Jingshen sengaja meminta bantuan pegawai toko untuk memilihkan busana seksi ini ketika Su Wanwan sedang mencoba gaun.     

Huo Jingsjen sungguh membuat Su Wanwan merasa malu.     

"Suamimu sudah membeli banyak untukmu, apa kamu tidak mau melihatnya?"     

Su Wanwan langsung memalingkan wajahnya, lalu dia berteriak dengan marah, "Aku tidak mau melihatnya! Aku juga tidak akan memakainya! Pakai saja sendiri."     

"Hal-hal menjijikkan seperti itu murni untuk memuaskan pria tua ini."     

"Aku tidak akan mau memakainya!"     

"Sampai kapan pun, aku tidak sudi memakainya."     

Tiba-tiba ponselnya berbunyi.     

"Jawab teleponnya." Huo Jingshen memberikan ponsel kepada istrinya, sambil tetap menyetir.     

Su Wanwan memelototinya dan segera mengambil ponsel dari Huo Jingshen.      

"Halo?"     

"Su Wanwan, apa kamu baik-baik saja?"     

"Jiang Suhao."     

"Iya, aku baik-baik saja, ada apa?"     

Jiang Shuhao berkata, "Zhao Qian'er baru saja mengatakan kamu tiba-tiba ada urusan lain dan pergi bersama Direktur Huo. Aku kira terjadi sesuatu padamu."     

"Oh, hehe, begitu." Su Wanwan sedikit malu.     

"Apa hubunganmu dengan Direktur Huo?" Jiang Shuhao tiba-tiba bertanya lagi.     

"Apa?"     

"Apa hubunganku dengan Huo Jingshen?" Su Wanwan berusaha mencari alasan.     

"Kulihat dia sudah cukup tua, apa dia pamanmu?"     

"Eh..."     

"Apa ada paman yang tidak tahu malu seperti dia?"     

"Terakhir kali dia datang ke kampus kita untuk suatu kegiatan..."     

"Ketua kelas." Su Wanwan tiba-tiba memotongnya.     

"Kenapa semua orang suka bergosip?"     

Su Wanwan gugup hingga dia ragu-ragu menjawab, "Ketua kelas, aku tidak tahu dia akan tiba-tiba datang waktu itu."     

"Itu dia." Jiang Shuhao tersenyum, "Aku percaya padamu, tarianmu sangat bagus, aku pikir kamu bisa mendapatkan tempat pertama bahkan meskipun Direktur Huo tidak ada di sana."     

"Uh."     

Su Wanwan hanya bisa tertawa, "Terima kasih."     

"Karena kamu tidak apa-apa, aku tidak akan mengganggumu. Sayang sekali kamu tidak bisa datang hari ini. Kamu harus berpartisipasi lain kali."     

"Baiklah!" Kata Su Wanwan.     

…...     

Di Universitas Kota Nan.     

Di koridor di luar ruang baca.     

Jiang Shuhao menutup telepon dan berbalik, dia melihat Lin Qiao berdiri di depannya.     

"Shuhao, apa tadi kamu menelepon Su Wanwan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.