Menikahi Pria Misterius

Pemotongan Gaji



Pemotongan Gaji

0Su Wanwan menatap Mo Weiyi dengan ekspresi kesal, "Mo Weiyi! Kamu membangunkanku!"     
0

"Tidurmu nyenyak?" Tiba-tiba terdengar suara sindiran dari samping.     

Su Wanwan menoleh dan melihat raut wajah masam Huo Jingshen. Saat Su Wanwan akan berbicara...     

"Aaaahhhh!" Mo Weiyi mulai berteriak lagi, "Aku tidak mau menonton film ini lagi… huhuhu aku tidak mau menontonnya, Xiaobai, aku mau keluar, aku tidak mau menontonnya…"     

Xiao Yebai terdiam.     

Su Wanwan segera berkata, "Direktur Xiao, sebaiknya kamu ajak dia menonton film romantis saja."     

Gadis penakut seperti dia, memaksakan diri untuk menonton film horor bersamanya, tentu saja Mo Weiyi tidak akan tahan.     

Xiao Yebai mengangkat alisnya dan hanya berdiri bersama Mo Weiyi.     

Akhirnya mereka pergi.     

Huo Jingshen merasa senang.     

Film itu masih berlanjut.     

Huo Jingshen mengingatkan dia berulang kali, "Jangan tidur lagi, apa kamu mengerti?"     

"Tapi aku sangat mengantuk, film ini benar-benar membosankan, tidak menakutkan sama sekali, aku mengantuk karena tadi malam aku bermain game sampai pukul tiga malam..." Setelah mengatakan itu, Su Wanwan menguap, "Aku tidur dulu, panggil aku kalau filmnya sudah selesai."     

Huo Jingshen hanya menatapnya tidak percaya.     

Pada akhirnya, dia meninggalkan ruang bioskop dengan wajah cemberut.     

"Hal pertama yang aku lakukan saat sampai di kantor adalah memotong gaji Ji Jie."     

"Ide buruk macam apa ini?"     

…...     

Su Wanwan mengira mereka akan pulang selesai menonton bioskop, ternyata Huo Jingshen masih mengajaknya masuk ke dalam butik.     

"Aku tidak perlu baju. Beberapa waktu yang lalu nenek sudah membelikanku banyak sekali baju."     

"Iya, aku tahu." Huo Jing menjawab, "Kali ini suamimu yang membelikan untukmu."     

"Apa bedanya?"     

"Coba saja yang ini." Huo Jingshen sudah membawakan gaun merah muda untuknya.     

Su Wanwan menurut dan mencoba gaun yang dipilihkan Huo Jingshen.     

Ketika dia keluar setelah mengganti pakaiannya, dia menemukan Huo Jingshen berdiri di kasir, meja kasir di depannya sudah dipenuhi dengan tas belanja yang isinya gaun dengan berbagai ukuran, masing-masing berjumlah 12 gaun, ini sungguh spektakuler.     

"Cepat sekali pria itu belanja?"     

"Apa yang kamu beli?" Su Wanwan sangat terkejut. Dalam waktu sesingkat itu, Huo Jingshen sudah belanja banyak.     

"Pria yang boros!"     

"Aku membeli untuk istriku." Setelah berbicara, Huo Jingshen memperhatikan gaun yang dikenakan oleh istrinya, "Sayang, kamu cantik sekali memakai gaun ini, aku akan mengambil beberapa gaun lagi."     

Su Wanwan tanpa sadar tersenyum karena mendapat pujian, lalu bertanya dengan nada yang sedikit malu-malu, "Apa benar aku cantik?"     

Pria jangkung dan tampan itu menatap gadis yang tingginya mencapai bahunya, "Gaun itu cantik, tapi gadis yang memakainya juga lebih cantik."     

Tinggi badan Su Wanwan hampir 1,7 meter, dia mengenakan gaun panjang berwarna merah muda, wajah ovalnya menjadi terlihat lebih tirus, kecantikannya bagaikan bidadari.     

Pegawai toko juga memuji.     

"Gaun ini cocok sekali untuk Nona."     

"Iya, dia cantik seperti bidadari."     

"Cantik sekali!"     

"Sangat cantik!"     

Su Wanwan semakin tersipu malu karena mendapat semakin banyak pujian.     

Jadi dia dengan senang hati memilih sendiri beberapa gaun.     

Sampai akhirnya mereka berdua meninggalkan butik dengan tas besar dan tas kecil, Melihat begitu banyak tas belanja di tangannya, Su Wanwan bertanya kepada suaminya, "Apa saja yang kamu beli?"     

"Kamu buka saja di dalam mobil," kata Huo Jingshen.     

Su Wanwan merasa suaminya jadi misterius.     

Tapi mereka berdua… terlihat seperti sepasang kekasih yang kasmaran.     

Mereka melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh pasangan kekasih lain, berpegangan tangan, berbelanja, menonton film dan berbagi makanan.     

Ketika berjalan, kebetulan mereka melewati Toko Dessert yang antriannya sangat panjang, kelihatannya enak.      

"Aku ingin makan es krim," Kata Su Wanwan dengan antusias.     

"Untuk apa kamu makan es krim?" Alis Huo Jingshen langsung berkerut, raut wajah pria itu seperti hendak menerkamnya.     

"Aku suka makan es krim."     

"Itu junk food, sudah kubilang kurangi makan junk food!" Huo Jingshen masih mengerutkan kening.     

Su Wanwan duduk di kursi di sebelahnya, "Ayolah, belikan untukku."     

Gestur tubuh Su Wanwan seperti mengatakan, 'Aku tidak akan beranjak pergi sampai kamu membeli es krim untukku'     

"Anak sialan!"     

Huo Jingshen melihat sekeliling, kebanyakan pengunjung yang duduk di sana adalah anak-anak, dan yang duduk di sebelah mereka adalah… orang tua atau kakek-nenek.     

Huo Jingshen bergumam, "Es krim hanya makanan untuk anak nakal."     

"Anak yang penurut tidak akan mau makan es krim, contohnya saja Fu Ziyang."     

"Aku suka makan es krim. Aku tidak akan pergi sampai kamu membelinya untukku." Su Wanwan memelototinya dengan matanya yang indah, "Kamu mau membelinya atau tidak?"     

"Anggap saja sebagai bentuk aku menebus kesalahanku." Pikir Huo Jingshen.     

Lalu dia meletakkan semua tas belanja, "Tunggu di sini."     

Setelah itu Huo Jingshen berbalik dan mengantri di toko es krim itu.     

Pria bertubuh tinggi dengan kaki yang panjang itu sedang mengerutkan kening. Dia mengenakan jas dan sepatu kulit, tapi dia mengantri bersama dengan sekelompok orang tua dan anak-anak.     

Su Wanwan tertawa melihat suaminya.     

"Ternyata seperti ini rasanya kasmaran."     

Tak lama kemudian, Huo Jingshen kembali sambil memegang es krim di tangannya.     

Sayang sekali es krim yang dia bawa adalah rasa coklat, bukan stroberi.      

Su Wanwan berbisik, "Bukankah aku memintamu untuk membeli rasa stroberi?"     

"Rasa stroberi habis." Huo Jingshen duduk di sampingnya dan tiba-tiba berkata, "Jadi kamu suka rasa stroberi."     

Huo Jingshen berpikir kalau nanti dia membeli pengaman, dia akan membeli yang rasa stroberi.     

Apakah Su Wanwan bisa membaca pikiran kotor suaminya ini?     

Su Wanwan mengambil es krim itu dan menggigitnya, lalu memasukkannya ke mulut pria itu.     

"Apa yang kamu lakukan?" Huo Jingshen langsung mengerutkan kening lagi.     

"Kamu juga makan." Su Wanwan tersenyum.     

"Aku tidak mau." Huo Jingshen langsung menghindar     

"Sudahlah."     

Pada kencan pertama, Su Wanwan tidak bisa berharap terlalu banyak darinya. Pria itu mau membeli es krim untuk dia sudah suatu pencapaian yang luar biasa.     

Ketika Huo Jingshen menoleh lagi, dia melihat Su Wanwan sedang makan es krim.     

Pertama-tama, gadis itu menjulurkan lidah merah mudanya menjilat es krim coklat di tangannya, lalu menikmatinya, kemudian dia menjilat es krim berwarna coklat itu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.