Menikahi Pria Misterius

Dosen Tampan



Dosen Tampan

0Setelah makan siang, Mo Weiyi merasa bosan, Su Wanwan tidak bisa menemaninya karena ada kelas, jadi dia menyuruh Rong An menjemputnya pulang.     
0

Sore harinya, ada dua kelas penyuntingan berita dan penyutradaraan. Dosen yang mengajar adalah seorang pria berusia lima puluhan yang bahkan lebih menakutkan dan disiplin daripada Li Mochou.     

Karena bagian atas kepalanya sudah botak, para siswa memberinya julukan, "Si Botak Mengkilap".     

Seperti Li Mochou, Si Botak Mengkilap" juga membenci mahasiswa yang terlambat dan akan mengurangi poin setiap ada mahasiswa yang melanggar, itulah kenapa Su Wanwan tidak pernah mau melanggar.     

Tanpa diduga, dia tiba sepuluh menit sebelum kelas dimulai,tapi dia tidak melihat "Si Botak Mengkilap".     

Tepat ketika ruang kelas dalam suasana yang ricuh dan penuh tawa, tiba-tiba pintu kelas diketuk dua kali.     

Kemudian…     

"Wow!"     

Semua siswa perempuan di kelas langsung bersorak kegirangan.     

Su Wanwan menengadahkan kepalanya dan melihat seorang pria mengenakan sweater rajutan berwarna biru tua berdiri di sana.     

Dia sangat muda, tinggi,kurus dan memiliki mata yang indah, sekilas dia terlihat sangat energik.     

"Halo semuanya, nama saya Di Chenghe. Dosen Li sedang sakit dan sedang dalam masa pemulihan di rumah sakit, jadi untuk semester ini saya yang menggantikan beliau mengajar Kelas fotografi semester ini."     

Sebelum dia selesai berbicara, tepuk tangan meriah pecah di kelas.     

"Ternyata ini Dosen Di yang disebutkan Lin Qiao?"     

Di saat pikiran itu terbersit di benaknya, tak sengaja dia mendengar para siswa perempuan lain berkata,     

"Baguslah, kita diajar oleh Dosen tampan."     

"Setelah kelas fotografi tahun kedua, aku pikir kita tidak akan pernah memiliki kesempatan diajar oleh Dosen Di lagi."     

"Kebahagiaan yang datang tanpa diduga!"     

"Aaaahhh hanya dengan melihat wajah tampannya saja, aku seperti mau pingsan."     

"Aku tidak bisa bernafas!"     

"Aku sangat ingin menjalin hubungan asmara antara guru-murid dengan Dosen Di ahhhhhh..."     

Su Wanwan mengerutkan kening.     

"Tampan?"     

"Baik?"     

Menurut Su Wanwan dosen Di masih kalah jika dibandingkan dengan suaminya. Selera mereka jelek sekali.     

"Su Wanwan!" Tiba-tiba tangannya disenggol.     

Su Wanwan menoleh, "Kenapa?"     

Zhao Qian'er mengedipkan mata, "Kamu belum pernah bertemu dengan dosen ini sebelumnya, Bagaimana? Bukankah dosen Di tampan?"     

Lin Qiao yang mendengar percakapan mereka dari bangku barisan depan langsung menajamkan telinganya.     

"Apanya yang tampan?" Su Wanwan mengangkat kepalanya dan melirik, "Matanya sangat kecil."     

"Kamu tidak paham. Kamu harus melihat ketampanan seorang pria itu dari keseluruhan. Dosen Di sangat mirip dengan artis Korea yang bernama Lee Jong Suk."     

"Lee Jong Suk?"     

Su Wanwan mengerutkan kening, "Aku belum pernah mendengar nama artis Korea itu."     

Zhao Qianer terdiam.     

"Baiklah, semuanya tenang, mari kita mulai kelas sekarang." Kata dosen Di.     

Semua orang segera terdiam.     

Su Wanwan juga mulai mendengarkan dengan seksama.     

"Harus aku akui, meski tidak setuju penampilannya dibilang tampan, tapi cara mengajarnya cukup bagus dan mudah untuk dimengerti."     

Setelah pelajaran selesai selama dua jam, dosen Di pergi dan beberapa gadis mengejar mereka dengan buku pelajaran mereka.     

"Zhao Qian'er, apa kamu mau pergi ke klub e-sports Sabtu ini..."     

Zhao Qianer sudah berdiri sebelum Su Wanwan selesai berbicara, "Tunggu sebentar, aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Dosen Di."     

"Dasar fanatik!"     

Dia berkemas dan bersiap untuk kembali ke asrama.     

Tanpa diduga, Nenek Huo menghubunginya.     

"Wanwan, malam ini makan malam bersama di rumah, ya."     

Seolah-olah dia takut akan penolakannya, Nenek Huo segera berkata, "Nenek membeli ayam kampung di sebelah rumah, lezat sekali. Nenek meminta Ah Shen untuk membawa Ziyang bersamanya nanti malam, sehingga kalian bisa berbaikan. kalian berdua terlalu kurus. Kalian harus banyak makan dan jaga kesehatan kalian."     

Nenek Huo berbicara lama sekali tanpa memberinya kesempatan untuk menolak sama sekali.     

Meskipun dia tahu bahwa ada seseorang yang mungkin meminta Nenek Huo melakukan ini, tapi memang dia tidak bisa menolak permintaan Nenek Huo.     

Tidaklah sopan menolak permintaan orang tua.     

…..      

Kompleks militer keluarga Huo.     

Setelah Nyonya Huo menutup telepon, dia segera menelpon cucunya lagi, "Sekarang pergi jemput Wanwan. Ingat ya, kamu harus bersikap lembut. Apa kamu mengerti?"     

"Um."     

"Jawaban apa itu? Apa dengan sikapmu yang seperti ini bisa membujuk istrimu untuk rujuk kembali?"     

Huo Jingshen terdiam.     

"Kasihan sekali cucu menantuku memiliki suami berusia 30 tahun, tapi tidak berguna. Masa harus nenek berusia 70 tahun yang turun tangan untuk membuatnya berbaikan lagi."     

Nenek Huo memarahi cucunya di telepon. Setelah menutup telepon, Nenek Huo berkata kepada pelayannya, "Wenxiu, cepat bersihkan tiram, kukus untuk makan malam nanti, lalu buat teripang rebus dan bakar ubi dan domba bersama-sama. Lalu sup kura-kuranya direbus dengan api kecil sampai mendidih, dagingnya perlu direbus perlahan agar lebih enak dan efeknya akan lebih manjur, agar Ah Shen bisa lebih kuat... "     

"Uhuk, uhuk."     

Kakek Huo yang sedang duduk di kursi malas dekat balkon sampai batuk beberapa kali.     

Nyonya Huo memandangnya, "Suamiku, kamu masuk angin lagi?"     

"Si Wanita tua ini tidak malu berbuat ulah terus-menerus" Kata Kakek Huo dalam hati.     

...     

Waktu sudah menunjukkan pukul enam malam, langit sudah mulai gelap, lalu terdengar suara mesin mobil dari luar.     

Nenek Huo menyambut cucu dan cucu menantunya dengan bersemangat.     

Orang pertama yang dia lihat adalah Su Wanwan.     

"Nenek." Sapa Su Wanwan.     

"Wanwan." Nenek Huo menjawab, lalu melihat ke belakang.     

Fu Ziyang terlihat manis dengan membawa tas sekolah kecil, lalu ada Huo Jingshen yang menyusul dari belakang.     

Wajah Huo Jingshen terlihat muram, "Sepertinya mereka belum rujuk."     

Dia memelototi cucunya dan segera berkata sambil tersenyum, "Kalian pasti lapar. Ayo masuk dan makan."     

Pelayan sedang menyajikan hidangan di ruang makan.     

Kakek Huo juga keluar dari ruang kerja.     

Mereka berlima duduk di meja bundar.     

"Nenek Huo?"     

Suara yang datang tiba-tiba ini mengejutkan Nenek Huo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.