Menikahi Pria Misterius

Si Wanita Jalang



Si Wanita Jalang

0 "Aku berpura-pura?!" Su Wanwan mengerahkan seluruh emosinya melawan suaminya.     
0

Tok, tok, tok.     

Tiba-tiba ada ketukan dari pintu di belakang mereka.     

Mata Su Wanwan melebar, dia merasa gugup.     

"Pak Dekan, apa anda ada di dalam?" Ternyata itu adalah Lin Qiao.     

Su Wanwan menatap tajam ke arah Huo Jingshen.     

Huo Jingshen mengerutkan alis sambil bertanya, "Kenapa?"     

Su Wanwan menggertakkan giginya dan menjawab dengan bibirnya, "Si Jalang datang."     

Huo Jingshen terdiam.     

Tok,tok,tok.      

Terdengar suara ketukan pintu lagi.     

"Pak Dekan, Pak Dekan, apa anda ada di dalam?"     

Su Wanwan mulai cemas.     

"Apa yang harus aku lakukan?"     

Untungnya, pintu ruangan itu terkunci.     

Su Wanwan merasa dia seperti tertangkap basah sedang selingkuh.     

Meskipun Huo Jingshen adalah suaminya yang sah, tapi saat pertunjukkan seni beberapa waktu yang lalu Huo Jingshen berlaku curang dengan memberinya nilai 10 poin. Sekarang dia…     

Huo Jingshen sudah berhenti merayu dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.     

Lagi pula, ada orang di luar.     

Su Wanwan akan merasa sangat malu jika terjebak dalam situasi seperti ini, sampai dia tidak berani membuka pintu.     

Huo Jingshen melepaskan Su Wanwan dan perlahan mulai tenang.     

Mungkin Huo Jingshen membayangkan jika situasi ini terjadi di ruangan kantornya, dan mungkin dia juga teringat kejadian memalukan yang terjadi sebelumnya.     

"Bermuka dua!"     

"Munafik!" Su Wanwan memaki dalam hati.     

"Sama saja brengseknya dengan Dekan."     

"Mereka pasti bersekongkol."     

Lalu, tiba-tiba terdengar suara bersin dari luar...     

"Hatchingg!!"     

Su Wanwan terkejut dan menahan diri untuk tidak membuat gerakan.     

Suara bersin itu berasal dari dekan yang baru saja keluar dari lift.     

Dekan itu melihat seseorang berdiri di depan pintu ruang kantornya, dia menyentuh hidungnya dan raut wajahnya terlihat muram.     

"Tidak heran aku bersin, ternyata ada Lin Qiao, sepertinya dia akan protes tentang sesuatu."     

"Apa yang kamu lakukan di sini?"     

Teguran keras ini membuat Lin Qiao kaget dan berbalik badan dengan cepat, "Pak Dekan… anda sudah kembali."     

Dekan melihat ke pintu yang tertutup, "Apa Direktur Huo belum selesai menyelesaikan masalahnya juga? Sudah lebih dari satu jam sejak dia masuk. Memang seorang pria yang bertemu dengan wanita yang disukainya, selalu menjadi momen istimewa." Pikir dekan itu.     

"Pak Dekan?" Lin Qiao mengeraskan suaranya.     

Dekan itu terbatuk dua kali, "Apa ada yang ingin kamu sampaikan?"     

Lin Qiao berkata dengan sengaja, "Saya baru saja mendengar dari teman kalau Su Wanwan pergi mencari anda, dan saya kebetulan ada urusan penting dengannya, jadi saya datang ke sini. Sekarang dia di mana?"     

"Dia sudah pergi, apa ada hal lain lagi yang ingin kamu sampaikan?" Kata dekan itu dengan tegas.     

"Pergi?" Lin Qiao tersenyum penuh arti, "Kalau begitu Pak Dekan, kenapa anda kembali dari luar?"     

Wajah dekan langsung serius, "Siswa Lin, aku mendengar kamu menggunakan penanak nasi listrik untuk memasak mie instan di asrama, lalu menyebabkan seluruh asrama hampir kebakaran. Apa itu benar?"     

Lin Qiao panik, "Pak Dekan, saya... saya..."     

"Kembalilah ke asrama dan tulis surat penyesalan sebanyak 5.000 kata!"     

Wajah Lin Qiao memucat.     

"Membuat surat penyesalan lagi?"     

"5000 kata?"     

"Su Wanwan pasti sengaja melapor ke Dekan."     

"Jalang tak tahu malu!"     

"Cepat pergi!" Kata dekan itu sambil menatapnya dengan tajam.     

Lin Qiao mengangguk dan bergegas pergi.     

...     

Sesudah Lin Qiao masuk ke dalam lift, Dekan mendekat ke pintu dan sengaja batuk-batuk.     

"Uhuk, uhuk."     

Tidak ada respon.     

"Uhuk, uhuk."     

Masih tidak ada respon.     

"Uhuk, uhuk."     

Dekan itu menyentuh lehernya dan berpikir ke mana dia harus pergi kalau pintu ruangannya tidak dibuka. Kemudian "brak" pintu terbuka tiba-tiba.     

"Direktur Huo." Dekan itu menyapa dan tersenyum.     

Si Dekan tidak menyangka yang membuka pintu adalah Su Wanwan.     

Su Wanwan menundukkan kepalanya, dia bahkan tidak menatap dekan dan menutupi wajahnya dengan tangannya lalu melarikan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.