Menikahi Pria Misterius

Dasar Gila!



Dasar Gila!

0Mo Weiyi sendiri juga tidak mengerti, untuk apa sepupunya ini berpura-pura menjadi hantu untuk menakutinya?     
0

Setelah masa liburan selesai, Kota Nan hari ini memasuki Musim Gugur.     

Sesampainya Mo Weiyi di sekolah, pertanyaan pertama yang dilontarkan Mo Weiyi kepada Su Wanwan adalah… "Bagaimana? Kamu sudah memakai hadiah yang kuberikan untuk menggoda Direktur Huo?"     

Su Wanwan tercengang sejenak, "Ah... uh... belum."     

"Kenapa belum?" Mo Weiyi mengerutkan kening.     

Su Wanwan belum bercerita kepada Mo Weiyi bahwa dia saat ini sedang perang dalam dingin dengan suaminya.     

Dan hadiah yang Mo Weiyi berikan kepadanya, hanya dia taruh ke dalam laci, belum dia buka sama sekali.     

"Cepat gunakan. Setelah itu beri tahu aku bagaimana rasanya, seberapa nyamannya, seberapa kuatnya dan apa kamu puas dengan efeknya."     

Semakin mendengar penjelasan dari Mo Weiyi, dia semakin merasa curiga dengan isi hadiah itu.     

"Seharusnya sangat ampuh. Aku yakin karena aku lihat penilaiannya mendapat bintang lima. Ingat ya, kamu harus menggunakannya malam ini, lalu beritahu aku bagaimana hasilnya."     

"Wanwan." Suara Zhao Qian'er tiba-tiba terdengar, "Ternyata kamu ada di sini. Dari tadi aku mencarimu dan menghubungimu. Dekan meminta kamu ke ruangannya."     

Ada beberapa teman perempuan dari kelasnya bersama Zhao Qian'er, Lin Qiao juga ada di sana.     

Su Wanwan segera berdiri, "Weiyi, aku pergi ke ruang dekan dulu. Nanti ketemu lagi ya."     

"Oh." Mo Weiyi mengerutkan kening dan hanya bisa melihatnya pergi.     

Saat sedang duduk, Lin Qiao bertanya, "Qian'er, ada masalah apa sampai dekan memanggil Su Wanwan?"     

"Mana aku tahu? Aku baru selesai kelas mata kuliah pilihan, lalu aku bertemu dekan dan beliau memintaku untuk menyuruh Su Wanwan datang ke ruangannya     

Lin Qiao merasa jengkel mendengar berita ini.     

"Kenapa dekan sangat menyukai Su Wanwan?"     

"Gadis itu hanya menampilkan tarian yang kacau, bagaimana bisa dia bisa mendapatkan nilai 10 poin?"     

"Apa mungkin ketika menulis surat penyesalan, pihak sekolah sudah tahu bahwa Su Wanwan adalah keponakan Dosen Su?"     

"Jelas-jelas gadis itu menggunakan jalan pintas dengan memanfaatkan hubungan relasi."     

Setelah berpikir sebentar, tiba-tiba Lin Qiao berdiri, "Aku baru ingat belum mencuci pakaianku di asrama. Kalian makan saja. Aku kembali ke asrama dulu."     

…...     

Su Wanwan bergegas ke gedung pengajar, lalu dia naik lift menuju ke ruangan Dekan.     

Dia mengetuk pintu, tidak ada yang menjawab, tapi pintu ruangan itu terbuka.     

Su Wanwan masuk dengan wajah bingung. Sebelum dia sempat bereaksi, tiba-tiba muncul lengan seorang pria yang terentang.     

"Ah... um!"     

Begitu Su Wanwan berteriak, mulutnya dibekap oleh pria itu.     

Pada saat yang sama, pintu ditutup dan dikunci.     

Dia ditekan ke pintu.     

Ketika dia akhirnya melihat wajah tampan itu, Su Wanwan terdiam, "Kamu gila! Caramu ini kekanak-kanakan, kamu membuatku takut setengah mati."     

"Sialan!"     

"Benar-benar kekanak-kanakan!"     

"Aku pikir aku dibekap oleh pencuri."     

Huo Jingshen menundukkan kepalanya dan berbicara dengan suara lembut, "Akhirnya kamu mau berbicara denganku?"     

Su Wanwan tertegun sejenak, lalu dia menoleh dengan cepat untuk mengabaikannya dengan wajah dingin.     

"Lagi-lagi gadis ini diam!"     

Huo Jingshen mengerutkan alis dan berbicara dengan nada serius, "Kita sudah perang dingin selama beberapa hari, bukankah itu sudah cukup?"     

Su Wanwan masih saja tidak menjawab.     

"Bukankah nenek sudah menjelaskannya padamu? Keluarga kami memiliki hubungan yang baik, jadi pada hari ulang tahunnya yang ke-10, nenek memberinya kalung giok. Nenek sering memberikan hadiah ulang tahun kepada anak-anak lain. Kakek juga sering menegur nenek berulang kali. Nenek tua yang boros!"     

"Tega sekali dia menghina neneknya sendiri boros?"     

Meskipun begitu… Nenek Huo memang orang yang boros.     

Su Wanwan teringat nenek Huo pernah mengajaknya belanja. Nenek Huo berbelanja banyak sekali pakaian, tas dan sepatu untuknya, bahkan sampai berganti musim Su Wanwan belum sempat mencoba semua pakaian yang diberikan Nenek Huo     

"Sayang." Huo Jing mendekat dalam-dalam, "Cepat katakan kalau kamu sudah memaafkan suamimu."     

Su Wanwan tersipu malu, sampai tidak bisa mengatakan apa-apa. "Bagaimana mengatakannya?"     

Su Wanwan memilih untuk tetap diam.     

"Kamu tidak penurut…"     

Tiba-tiba terdengar sebuah dering telepon yang sangat keras.     

Sebuah telepon di atas meja yang berbunyi.     

Su Wanwan tiba-tiba kembali sadar bahwa ini adalah kantor dekan, dia kemudian mendorong Huo Jingshen menjauh.     

Huo Jingshen tidak menahannya, "Apa yang kamu lakukan?"     

"Ada telepon..."     

"Apa kamu ingin memintaku yang mengangkat telepon?"     

Su Wanwan berkata, "Eh ..."     

Sebenarnya bukan sikap yang bijak jika mereka mengangkat telepon itu, karena kalau mereka melakukannya, ditakutkan akan ada salah paham dengan keberadaan mereka berdua di dalam ruangan kantor dekan.     

Su Wanwan buru-buru berkata, "Cepat kembali, aku masih ada kelas."     

"Kelas?" Huo Jing menyipitkan matanya, "Tapi suamimu masih merindukanmu."     

"Ini kantor dekan!" Su Wanwan menggertakkan giginya, "Kamu juga tidak boleh merindukanku. Lepaskan aku, aku belum memaafkanmu."     

"Bukankah aku sudah meluruskan kesalahpahaman ini?" Huo Jingshen menjadi sedikit tidak sabar dan nada suaranya menjadi dingin dan keras, "Apa kamu tahu yang kamu lakukan ini sudah keterlaluan?"     

"Keterlaluan?" Mata Su Wanwan memerah karena marah, "Lalu kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?"     

"Apa kamu yakin kalau aku memberitahumu, kamu tidak akan berpura-pura marah seperti ini?"     

"Ada benarnya juga sih." Pikir Su Wanwan.     

Detik berikutnya...     

"Tunggu..."     

"Kamu bilang aku berpura-pura marah?" Su Wanwan sangat kesal mendengar itu.     

Tanpa sadar Huo Jingshen meluapkan kekesalan hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.