Menikahi Pria Misterius

Suara Ketukan Pintu Di Malam Hari



Suara Ketukan Pintu Di Malam Hari

0Semua vila yang dimiliki oleh Kakek Mo bergaya barat, kecuali rumah besar yang dibangun dengan gaya Tiongkok.     
0

Panggilan Mo Weiyi akhirnya terhubung, kemudian dia segera berkata dengan panik, "Ayah, cepat suruh seseorang untuk menemaniku. Aku tadi mendengar seseorang mengetuk pintu tapi ketika aku tanya, orang itu tidak menjawab dia siapa."     

Mo Yaoxiong berkata, "Apa kamu tidak salah dengar?"     

"Tidak, orang itu sudah beberapa kali mengetuk dan tidak menjawabku ketika aku tanya dia siapa. Ayah, cepatlah kemari, Xiaobai belum pulang, aku takut sendirian."     

"Baiklah, ayah ke sana sekarang."     

Begitu dia menutup telepon, suara ketukan di pintu mulai terdengar lagi.     

Tok tok tok, lagi-lagi orang itu mengetuk sebanyak tiga kali.     

Tok tok tok. Setelah beberapa saat, terdengar lagi suara ketukan seolah-olah itu disengaja.     

Mo Weiyi berjalan dengan tongkat dan menaikan volume TV ke yang paling keras, kemudian dia meringkuk di sofa dan menutupi telinganya dengan kedua tangan.     

Setelah beberapa saat kemudian, tiba-tiba telepon di meja berbunyi.     

Ternyata itu adalah Mo Yaoxiong yang menelepon.     

"Yiyi, kamu di dalam? Kenapa kamu tidak membuka pintu?"     

Mo Weiyi dengan cepat berdiri dan segera berjalan untuk membuka pintu, "Ayah."     

Mo Yaoxiong mengenakan piyama kotak-kotak biru tua dengan nafas terengah-engah. Sepertinya ayahnya langsung menuju kemari begitu mendapat telepon putrinya. Ada Bibi Zhou, Rong An dan pengawal lainnya yang ikut.     

"Ada apa sebenarnya?" Tanya Mo Yaoxiong.     

"Ada orang yang mengetuk pintu terus menerus dari tadi." Kata Mo Weiyi yang masih ketakutan     

Mo Yaoxiong berkata, "Lalu ayah tadi mengetuk pintu sangat lama, kenapa kamu tidak membuka pintu?"     

"Aku takut. Aku juga menaikan volume di TV, jadi tidak mendengar ayah mengetuk pintu."     

Mo Yaoxiong mengerutkan kening.     

Kemudian, dia menghela nafas, "Jangan-jangan karena kamu takut, jadi kamu seperti mendengar ada orang yang mengetuk pintu?"     

"Tidak." Mo Weiyi menggelengkan kepalanya dengan putus asa, "Aku benar-benar mendengarnya, aku bersumpah! Ayah, suruh mereka mencarinya sekarang, orang itu pasti belum jauh."     

Mo Yaoxiong menatap putrinya tanpa bisa berkata-kata.     

Vila dan sekitar area itu adalah milik Keluarga Mo, bagaimana mungkin ada orang luar masuk?     

"Weiyi, saat ayah datang ke sini dan melihat sekeliling, tidak ada seorang pun."     

"Ahhhhh!" Mo Weiyi tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar dan menunjuk ke belakang ayahnya sambil berteriak.     

Semua orang terkejut, kemudian..     

"Kak Yiyi, ada apa denganmu?" Suara bingung dan polos Qu Yunyao terdengar.     

Mo Yaoxiong buru-buru berbalik.     

Qu Yunyao muncul dengan mengenakan baju tidur putih yang panjangnya mencapai kaki, rambut hitamnya tergerai dan kulitnya sangat putih.     

Semua orang yang melihatnya sepintas tidak akan mengenali rupa Qu Yunyao dan pasti akan ketakutan.     

Mo Weiyi menunjuknya dengan gemetar, matanya terbuka lebar-lebar ketakutan dan dia terdiam untuk waktu yang lama.     

"Maafkan aku, aku datang ke sini karena mendengar suara ribut dari sini, Kak Yiyi, apa aku membuatmu takut?" Wajah Qu Yunyao terlihat sangat khawatir.     

Mo Yaoxiong buru-buru berkata, "Bukan apa-apa, Weiyi memang anak yang penakut. Sepertinya dia tadi mengira suara angin seperti suara orang mengetuk pintu."     

"Oh ternyata begitu."     

Mo Weiyi tiba-tiba bertanya, "Apa kamu baru saja berpura-pura menjadi hantu? Apa kamu yang mengetuk pintu rumahku?"     

Qu Yunyao terkejut, "Kak Yiyi? Apa maksudmu?"     

"Apa kamu barusan, apa kamu yang mengetuk pintu untuk menakuti aku?" Mo Weiyi memandang Qu Yunyao dengan ekspresi marah.     

Selain dia, siapa lagi orang luar di rumah keluarga Mo ini? Qu Yunyao juga muncul tepat ketika dia meminta ayahnya untuk memeriksa sekeliling.     

"Bukan aku, Kak." Wajah Qu Yunyao memerah, dia buru-buru menjelaskan, "Aku baru saja datang saat mendengar ada suara ribut-ribut."     

"Weiyi, ada apa denganmu?" Mo Yaoxiong juga sedikit marah, "Kenapa kamu menuduh Yunyao menakut-nakutimu?"     

"Kak Yiyi, aku tidak melakukannya. Ibuku tidak ada di sini, aku juga tidak berani tidur sendirian. Aku sedang membaca di ruang tamu, lalu aku mendengar ada suara keributan, jadi aku langsung datang ke sini."     

"Kamu tidak berani tidur sendiri? Jadi itu artinya, kamu dan pacarmu sudah tidur bersama?" Mo Weiyi mengatakan ini dengan sangat blak-blakan.     

Wajah Qu Yunyao menjadi lebih merah, seolah-olah perkataannya tepat sasaran.     

Tapi perkataan itu malah membuat Mo Yaoxiong semakin marah, "Weiyi, mana sopan santunmu?"     

Mo Weiyi masih bertanya, "Lalu kenapa kamu memakai gaun putih?"     

"Gaun tidurku semuanya seperti ini." Qu Yunyao memasang ekspresi sedih.     

"Kamu jelas melakukannya dengan sengaja. Kalau aku tidak memanggil ayah untuk datang, kamu pasti berencana menakutiku dengan gaun putih yang kamu kenakan ini? Kamu tahu bahwa Xiaobai tidak ada di sini, dan aku tidak berani tidur sendirian..."     

"Apa kamu belum cukup menuduhnya?" Mo Yaoxiong menegur dengan marah, "Yunyao, kembalilah tidur..."     

"Baik, Paman."     

"Ayah, aku benar-benar mendengar suara ketukan di pintu!" Mo Wei ingin menghentakkan kakinya dengan marah.     

Mo Yaoxiong meliriknya dengan tidak sabar dan berkata langsung, "Semuanya pulang."     

Pelayan dan pengawal itu saling memandang, lalu mengikutinya pergi.     

Bibi Zhou memandang Mo Weiyi, "Tuan Putri..."     

Mo Weiyi tiba-tiba berbalik dan tertatih-tatih naik ke lantai atas dengan tongkat.     

…...     

Di luar vila, Qu Yunyao menundukkan kepalanya dan meminta maaf dengan malu-malu, "Maaf, Paman, ini semua salahku. Kalau aku tahu, aku tidak akan muncul tadi."     

"Paman yang harus minta maaf. Weiyi terlalu paman manjakan." Mo Yaoxiong menghela nafas.     

"Tidak, ini semua salahku, tapi aku benar-benar tidak menakut-nakuti Kakak Yiyi." Qu Yunyao sampai terisak ketika melanjutkan ucapannya, "Aku rasa Kak Yiyi tidak menyukaiku, Paman, atau… atau lebih baik aku keluar saja dari rumah ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.